22.pandangan orang

1.5K 287 10
                                    

Btw Kawa bikin buku ini versi Anastacius. Mau kapan di publish nya?

___

Claude keluar dari kereta kuda itu, netra safirnya bergulir menatap (m/n) sebelum akhirnya berdehem dengan telinga yang memerah. Rambut panjang yang di ikat longgar dengan pita hitam dan poni yang sebagian sisinya di sisir ke samping. Meski agak mengingatkan Claude pada Anastacius, tapi penampilan (m/n) lebih dari cukup untuk membuat ia terpukau.'sudah ku duga, baju ini cocok untuknya.'batin Claude berseri-seri dibalik wajah datar miliknya. Kapan lagi ia bisa bebas begini dengan (m/n)? Tak ada Athanasia si curut kecil yang sialnya adalah anaknya sendiri, lalu tak ada Rose yang paling berbahaya dari saingan yang lain, tak ada si Lucas yang ia anggap gelandangan dan tak ada orang yang bisa mengusik kebahagiaannya.

Kecuali-

"Baron Alger, kau terlihat memukau hari ini"Ucap Felix tersenyum lugu yang berhasil menciptakan perempatan merah muncul di atas dahi Claude yang membatin 'ugh, aku lupa ajudan ku yang tolol ini ada disini.'

Mengabaikan Claude yang hanya diam, (m/n) mengangguk pada Felix dan berkata "terimakasih, tapi aku tak butuh itu. Aku malah bingung kenapa aku harus melakukan semua persiapan ini. Pertama, aku tamu, kedua, aku orang asing, dan ketiga, aku bukan keluarga kerajaan yang harus melakukan banyak persiapan"dengus (m/n) mengatakan semua kebohongan dengan lihai. Felix sepertinya sudah terbiasa, ia tak lagi kaget dengan sikap (m/n) yang sensian.

"Itu wajib, karena Baron Alger adalah permata yang mulia. Anda harus terlihat mencuri perhatian, ini juga sekaligus debut sosial pertama anda kan?"ucap Felix

(M/n) Mengangguk, benar juga yang dikatakan kesatria itu. Ini memang seperti debut pertamanya, selama ini ia sudah menjadi Baron tertutup yang penuh misteri. Dan kini ia akan menunjukkan wajahnya pertama kali 'aku yakin selain bangsawan yang sudah bertemu denganku kala itu, seisi Balairung akan penuh keterkejutan saat melihatku'batin (m/n) larut dalam pikirannya sendiri. Ia sampai tak sadar jika Claude sudah mengulurkan tangan untuknya.

"....ayo pergi."ucap Claude menyadarkan Baron itu yang tersentak kecil sebelum akhirnya menatap kaisar itu dengan ekspresi datar.

Tangan (m/n) memang terulur, tapi tidak menuju tangan Claude. Dan kau pasti mengerti insting (m/n) akan berlari kemana. Tangan Baron itu meraih rambut Claude dan sedikit menjambaknya sembari menyeringai dan berkata "ah maaf, aku kebiasaan"

"BARON?!"Felix yang histeris

"......tariklah lebih kencang jika itu membuatmu senang"Claude berkata dengan wajah datar meski matanya kembali berbinar yang membuat (m/n) bergidik ngeri melihatnya 'si masokis aneh ini, untung kau kakakku'batin Baron itu lekas melepas jambakannya dan berjalan cepat memasuki kereta kuda diikuti oleh Claude yang berpesan pada Felix "kau, jaga jarak 25 langkah dari Claudius"

"......."Felix yang bingung harus mengatakan apa dan hanya bisa mengangguk dengan senyum kaku miliknya.

Kereta kuda berwarna putih itu mulai berjalan, bergerak menuju kastil lain yang digunakan untuk menyelenggarakan acara umum dan mengundang banyak bangsawan. (M/n) Duduk di samping Claude, Felix berkuda di samping kereta kuda itu dan Claude tampak sibuk memikirkan sesuatu.

".....selamat ulang tahun, yang mulia. Aku tak ingin mengucapkan ini di depan banyak orang karena aku malas"Claude tersentak, pria itu menoleh pada (m/n) yang mengatakan itu dengan ekspresi datar. "Kau orang pertama yang mengatakan itu padaku, kau benar-benar malaikat"ucap Claude dengan wajah datar dan mata berbinar, jangan lupa darah yang mengalir dari hidungnya. PADAHAL BARU UCAPAN SELAMAT ULANG TAHUN SAJA IA SUSAH MLEYOT SEPERTI INI!!

(M/n) Mengernyit dengan ekspresi aneh di wajahnya, menatap Claude jijik seolah kaisar itu adalah seekor kecoa yang iseng mengunjunginya. "Eww, bagaimana kau bisa mimisan begitu?! Kau akan mengotori bajumu!"ucap pemuda itu meraih sapu tangan di saku celananya dan mulai mengelap darah di hidung Claude yang menatapnya nanar. Kaisar itu tersenyum tipis, tangannya meraih tangan pemuda itu. Membuat (m/n) terdiam dengan apa yang di lakukan oleh kakaknya.

"...kenapa?"

"Tidak, aku hanya berpikir kau bertingkah lebih lembut hari ini"ucap Claude

"Jadi kau ingin ku jambak lagi?"

"Tidak dalam artian itu, tapi jika kau senang. Tentu kau boleh mengacak-acak rambutku"

"Orang gila"

"Hanya kau yang boleh mengatakan itu padaku"ucap Claude, pria itu bersidekap dada sembari menatap (m/n) yang mendengus malas melihat kelakuannya. 'kumat, kumat nih orang'batin (m/n) pasrah. Pada akhirnya Baron itu memilih diam selama perjalanan yang mereka lalui.

Tak berapa lama kemudian, mereka sampai di depan kastil itu. Felix membuka pintu kereta kuda, mempersilahkan Claude untuk keluar terlebih dahulu. Kini kesatria dan kaisar itu sama sama mengulurkan tangan mereka, menunggu (m/n) yang menatap keduanya dengan ekspresi datar.

'oh yang mulia, kali ini biarkan aku'batin Felix melirik Claude dengan sedikit persaingan di matanya.

'ajudan ini...'batin Claude Memicingkan matanya ke arah Felix.

"....cepat turun"ucap Claude

(M/n) Mendengus, Baron itu tak meraih tangan siapapun dan melompat turun sendiri, "konyol, aku bukan seorang lady. Sekarang dimana jalan menuju Balairung?"tanya pemuda itu berjalan lebih dulu melewati Claude dan Felix yang menghela nafas panjang.

Keduanya tak mengatakan apapun, mulai berjalan mengikuti (m/n), dengan jubah mereka yang sama sama berkibar saat mereka melangkah, membawa kesan majestik bagi ketiganya.

Para penjaga yang baru kali ini melihat rupa (m/n) tampak terdiam, wajah kaget itu tak bisa mereka sembunyikan. Membuat mereka ternganga dengan tatapan yang terus mengarah pada (m/n) dan Claude, berusaha mencari perbedaan diantara keduanya.

Felix undur diri lebih awal karena ia akan masuk lewat pintu lain, bukan pintu utama. Awalnya (m/n) ingin pergi saja dengan Felix, tapi Claude sudah lebih dulu menarik tangannya dan memerintahkan penjaga pintu untuk mengumumkan kedatangan mereka.

Prajurit itu mengumumkan kedatangan mereka, mencuri perhatian semua orang di dalam Balairung yang megah.

"Yang mulia, Matahari kekaisaran, Kaisar Claude De Alger Obelia dan Permata kekaisaran, Baron Claudius Von Alger memasuki ruangan!"

Pintu besar itu terbuka, keduanya berjalan masuk bersama. Mata (m/n) menyipit, berusaha menyesuaikan cahaya dari lampu lampu yang begitu terang. Pemuda itu bergeming, menatap semua bangsawan yang melotot kaget melihat dirinya.

"I-itu Baron Alger sungguhan?"

"Dia mirip yang mulia"

"Mata milik Baron sekilas sangat mirip safir permata!"

"Oh astaga, jika mata Baron tak memiliki bintang putih itu, aku akan sulit membedakannya dengan kaisar"

"Aah, pantas saja yang mulia sangat menghargai baron, mereka mirip. Seperti saudara kembar"

Roger terpaku, pria itu terbelalak kaget dan entah kenapa ia bisa merasakan tatapan tajam penuh dendam (m/n) begitu menusuk ke arahnya. 'oh sial, kenapa aku merasa ia akan membunuhku?'batin Roger

(M/n) Mendengus, ia memang menemukan Roger di tengah kerumunan. Dan jangan lupa siapa yang mengirim surat undangan padanya dan membuat ia harus melewati hal penuh drama seperti ini.

Pemuda itu Memicingkan matanya pada Roger dan menyeringai dengan mata yang seolah bisa menembakkan laser kearahnya yang berhasil membuat Roger bergidik ngeri dalam sekejap. 'oh sial'
.
.
.
.
.
'Ku tandai wajahmu itu Roger'

TBC
Mampus, oknum otw botak pt ke sekian~

Btw kalian tau gak? Buku Kawa yang Half Demon ada yang nge plagiat, dia bocil. Bukan aku aja sih yang di plagiat, sama Sheina juga. Dan oknum ini malah menghina kita dengan sebutan Tahi, Fanteq bahkan di pesan komentar akun kita berdua.

Ya, kalau sekiranya kalian ingin silaturahmi, boleh itu coba cek di pesan akun komentar Kawa, scroll dikit ntar juga ketemu. Udah bukan plagiat lagi, dia nyolong. Alias copy paste dan dengan bangganya ngomong 'serah gua dah mau plagiat apa kagak'

Jangan lupa vote nya Minna (⁠•⁠‿⁠•⁠)

Sapphire blue - WMMAP x Male Reader Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang