6. Same but Different

2.8K 452 58
                                    

____

"Lompat, aku bisa menangkapmu"ucapan Claude tak hanya membuat (m/n) makin sekarat, tapi Felix ikut melotot kaget. "Ah, yang mulia tak perlu, biar aku saja yang menangkap Baron Alger"ucapnya setelah berhasil mendorong Rose menjauh, kini tak hanya Claude, tapi Felix juga merentangkan kedua tangannya menunggu (m/n) untuk melompat.

'apa mereka gila sekarang?'batin (m/n) memeluk dahan pohon dengan tubuh gemetar.

Mana mau ia melompat ke pelukan Claude, yang lebih buruk adalah Felix! Dan kabar buruk kembali bertambah saat jantungnya kembali berdenyut nyeri dan membuat nafasnya tercekat.

Rasa sakit yang menyerangnya itu benar-benar mengejutkannya, membuat pegangan tangannya tak lagi kuat dan membuat tubuh rapuh miliknya terpeleset jatuh dari dahan tinggi pohon yang di tumpangi oleh dirinya.

Ia memejamkan matanya dengan erat, ia bahkan tak mendengar jelas teriakan Felix dan Rose yang berlari berusaha menangkapnya yang terjatuh dari atas pohon.

GREP!

Angin semilir berhembus, sepasang lengan kokoh berhasil menangkap tubuhnya, merengkuhnya dalam genggaman kuat namun lembut di saat bersamaan. Pemuda itu meremat dada kirinya, merasa begitu sakit hingga keringat dingin membasahi wajahnya yang pucat.

"Baron Alger!"ucap Felix khawatir dan bergegas menghampiri Claude yang menangkap (m/n). Terlihat jelas Baron itu gemetar dengan wajah pucat di gendongan sang kaisar yang mengernyit dengan jantung yang tiba-tiba berdegup kencang. Seolah ada petir yang menyambar di siang bolong, ia merasakan sesuatu bagai benang merah mulai keluar dan muncul mengelilingi tubuh mereka berdua.

"H-hei (m/n)! Jangan bilang jantung mu kumat lagi?! Astaga, tunggu sebentar, aku akan memanggil ibumu!"ucap Rose. Ia langsung berlari kembali ke kastil giok dengan terburu-buru. Claude tak memikirkan sikap gadis itu yang terkesan acuh padanya, toh ia sudah terbiasa di acuhkan oleh Rose sejak mereka masih kecil.

Fokus Claude sekarang hanya berada pada (m/n). Wajah mereka seiras, ia tak pernah tau bahwa (m/n) itu saudaranya dan ini menciptakan kebingungan besar dalam benaknya. Tangan kokohnya masih menggendong (m/n) dengan erat hingga suara Felix yang meminta rombongan kesatria mereka sebelumnya untuk segera pergi mencari tabib terdekat yang bisa mereka temukan di wilayah itu.

"Baron? Baron kau bisa mendengarku?"tanya Felix panik, pria itu hendak mengambil alih tubuh (m/n), namun Claude justru mengeratkan pelukannya. Mata pria itu terbelalak tanpa sadar melangkah mundur seolah tak mau Felix menyentuh sosok di tangannya. Sepertinya insting kakak kembar miliknya muncul dan reflek menjauhkan sang adik dari tangan orang lain.

".....Felix mundur, orang ini mengalami ledakan mana, kau takkan bisa mengatasinya"ucap Claude setelah berhasil menenangkan gejolak aneh dalam dirinya.

tak lama kemudian Rose kembali, gadis itu di ikuti oleh Liyuan dan beberapa pelayan yang nampak khawatir dengan kondisi (m/n). "Astaga putraku! Seharusnya kau tak kabur seperti itu, kau mengalami ledakan lagi, kemari sayang, berbaringlah dulu."ucap Liyuan khawatir, Claude sebenarnya masih linglung, tapi ia menurunkan (m/n) pada atas tikar yang di gelar oleh pelayan kastil giok milik sang Baron.

Matanya terpaku melihat kondisi (m/n). Jadi rumor itu benar? Seburuk inikah kondisi Baron baru yang merupakan jenius abad ini?

Tubuh (m/n) gemetar, aura gelap dengan sedikit warna biru menguar dari tubuhnya. Matanya sedikit terbuka, dan ia bisa melihat wajah semua orang yang menatapnya khawatir sekarang.

"Ibu..dadaku sakit.."lirih pemuda itu

Liyuan tak tinggal diam, wanita itu langsung mengusap peluh di wajah putra angkatnya, menangkup pipinya sembari membisikkan kata penenang yang ajaibnya berhasil membuat tubuh Baron muda itu perlahan mulai berhenti bergetar. "Semua akan baik-baik saja okay? Lihat ibu, lihat, ibu di sini okay?"bisik Liyuan sembari mengusap pundak (m/n) yang perlahan mulai tenang.

Meski nafasnya masih memberat, setidaknya itu sebuah kemajuan.

Pemuda itu merintih, menoleh ke arah Rose yang hampir menangis sebelum akhirnya memukul pundaknya pelan"bodoh! Kau membuatku khawatir lagi! Akhir akhir ini luapan mana mu di luar prediksi semua orang! Apa tak ada cara membagi sihir mu yang membuatmu sekarat itu hah?!"

(M/n) terkekeh dengan suara serak, tangannya mengusap pipi Rose yang memerah karena air mata yang tak lagi bisa ia tahan. "Dasar bodoh...kau selalu menangis setiap melihatku seperti ini"

"Huu..huu..kau membuatku panik! Bagaimana jika kau mati?! Aku tak bisa menjodohkan mu dengan kak Felix lagi!"

"Tunggu aku?!"Felix melotot kaget apalagi Claude yang sudah memicingkan matanya ke arah sang ajudan yang nampak cengo.'yang mulia kenapa aku merasa kau seperti akan melemparku ke kandang harimau sekarang? Apa salahku?'batin Felix yang reflek menjaga jarak dari Claude yang menatapnya dengan tajam.

Liyuan menggeleng pasrah, wanita itu membantu (m/n) bangkit dan membantunya meminum segelas air putih yang di bawa pelayan. "Tuan, seharusnya anda lebih sering istirahat. Kami tak bisa membayangkan hal buruk terjadi pada Anda"ucap pelayan itu

(M/n) hanya mengangguk lemah, mengusap sela bibirnya yang basah sebelum akhirnya mendongak menatap Claude yang berdiri menatapnya dalam keheningan.

Baron itu menaruh telapak tangannya pada dada kiri, sedikit membungkukkan postur tubuhnya dan berkata "maaf karena anda harus melihat kekacauan semacam ini yang mulia, berkat bagi anda, matahari kekaisaran"

Claude merasakan sengatan aneh, ia berjongkok di depan (m/n) yang reflek membuat semua orang bertekuk lutut dengan wajah pucat. Jika kaisar berjongkok, maka tak boleh ada yang berdiri lebih tinggi darinya.

Pria itu bergerak menepuk kepala (m/n) "sepertinya rumor itu benar. Kau lemah, tapi sihirmu terlalu kuat untuk tubuhmu"

(M/n) tersenyum kaku "apa rumornya seperti itu? Tolong maafkan aku, kondisiku benar benar buruk. Semenjak sihirku lepas, aku mulai sakit seperti ini. Ku harap kau tak merasa terganggu yang mulia"

Claude menggeleng pelan, tangannya belum pergi dari rambut pirang (m/n) dan justru pikirannya melayang jauh entah kemana.

Entahlah, sosok (m/n) yang duduk di hadapannya tiba tiba seperti mengeluarkan harum bagai nektar bunga. Itu seolah menciptakan ilusi aneh di pikiran Claude yang bergerak menarik rambut pemuda itu dengan lembut dan menatap helaiannya.

'sial aku merinding, bang, gak gey kan? Aku dedekmu loh, dedekmu!!'batin (m/n) mematung dengan wajah pucat apalagi saat Claude mendekatkan bibirnya pada helai rambut keemasan nya yang terasa lembut pada jemari sang kaisar.

'manis, rasanya seperti menelan madu'batin Claude, bibirnya terbuka dan entah sejak kapan ia mengemut rambut (m/n) yang berjengkit dengan. Wajah pucat.

'APA YANG TERJADI WOII! JANGAN MAKAN AKUU!!!'

TBC

Felix? Claude?

Yaudah Gojo aja~

Jangan lupa vote nya Minna Ó⁠╭⁠╮⁠Ò

Sapphire blue - WMMAP x Male Reader Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang