Vonis?

2K 73 0
                                    

Happy reading cintaa🫶🏻


🌻🌻🌻

"Bagaimana hasilnya jun?" Tanya braka

Doker juna mengambil sebuah amplop yang sepertinya adalah hasil pemeriksaan milik bara kemudian memberikannya pada braka

"Sabara mengidap kanker braka" ucapan juna terjeda saat melihat raut wajah braka dengan tatapan mata yang kosong setelah membaca sendiri hasil tes milik bara

"Rabdomiosarcoma alveolar kanker jaringan lunak, kita tahu bahwa penyakit ini sedikit sulit untuk disembuhkan namun kami akan berusaha semaksimal mungkin, malam ini kami akan melakukan CT scan, PET scan serta beberapa biopsi untuk mengetahui stadium pada kankernya"

Braka menghela nafas kasar, dari pada memikirkan hal buruk braka lebih memikirkan bagaimana caranya memberitahukannya pada bara.

"Baik jun, terimakasih. Tolong lakukan yang terbaik" ujar braka

"Tidak apa apa, kita berjuang bersama. Aku akan selalu membantu kalian" ucap juna menenangkan

Braka mengangguk kemudian beranjak keluar menuju kamar rawat putranya

Braka dan juna cukup akrab karna mereka adalah teman seperjuangan, braka dan juna adalah sahabat semasa duduk di bangku SMA, setelah itu keduanya berpisah saat melanjutkan kuliah ditempat yang berbeda. Namun mereka dipertemukan kembali saat juna berkerja dirumah sakit milik braka.

Cklekk


"Yah" lirih bara


"Sudah bangun? Ada yang sakit?" Tanya braka

Bara menggelengkan kepalanya "cuma sedikit pusing, sama kaki bara agak nyeri yah"

Braka hanya mengangguk lalu tersenyum menatap wajah bara yang masih terlihat lemas

"Bara sudah bisa pulang belum yah?" Tanya bara sembari berusaha untuk duduk.

Braka yang melihat bara sedikit kesusahan segera membantunya, setelah itu braka duduk dikursi sebelah bed

"Untuk hari ini belum bisa, besok baru kamu bisa pulang" ujar braka

"Kenapa yah? Bara kan udah gapapa" tanya bara, memang ia masih merasa sedikit pusing tapi dirinya sudah tidak apa apa kok, ngapain lagi perlu dirawat sampai besok

"Malam ini kamu harus melakukan serangkaian pengecekan untuk mengetahui stadium dari penyakitmu bara" ujar braka

Bara mengernyitkan dahinya,

Stadium?

Penyakit?

Memangnya dia kenapa?

Pernyataan ayahnya ini justru membuatnya kebingungan saat ini

"Maksud ayah? Memangnya bara kenapa?" Tanya bara penasaran

Terlihat braka menarik nafas panjang kemudian menghembuskannya perlahan, braka sedikit bingung namun dirinya tetap harus memberitahukan hal ini pada bara.

About me [TERBIT✓] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang