Duka

1.3K 69 2
                                    

Happy reading cintaa🫶🏻


🌻🌻🌻

Semakin hari keadaan sabara berangsur membaik, ini adalah hari keduanya setelah sadar dari koma

"Sudah mau makan?" Tanya aruna

"Mau bun" jawab sabara, kini dia sudah tidak menggunakan masker oksigen jadi bisa leluasa, temannya yang menjaga disana hanya ada bisma, juan, dan juga agam

Ahh iyaa

Ada asha juga pastinya, dia tidak pernah absen untuk menjaga bara

Sehari sebelum bara sadar papa asha menemui mereka semua terutama asha,

Asha menceritakan semuanya pada papanya soal keadaan bara, papa asha juga menawarkan bantuan seperti mencarikan dokter atau mencari informasi pengobatan yang baik untuk bara

Papa asha juga sempat datang sebentar untuk menjenguk sabara yang saat itu masih dalam keadaan koma.

Asha membawakan makanan yang tadi ia masak bersama aruna,

Iyaaa

Semakin hari aruna dan asha semakin dekat, mereka juga sering masak bareng untuk mereka semua ya walau tetap masih di bantu bu rahma

"Bubur ya?" Ujar aruna

"Iya bun" jawab bara

Walau beberapa hari tidak sadarkan diri namun sekarang nafsu makan bara sangat baik, dia tidak pernah menolak untuk makan dengan alasan tidak nafsu, makananya selalu habis tanpa sisa

Aruna tersentak kaget saat melihat darah menetes dilengannya, sontak aruna menatap kearah sabara yang ternyata mimisan


"Asha tolong tisu" ujar aruna mencoba untuk tetap tenang walau tangannya itu tampak bergetar

"Ini bun" ujar asha memberikan tisu

Disaat asha dan aruna sedang panik menghentikan mimisan bara, agam juga ikut panik dan langsung keluar memanggil braka sedangkan juan dan bisma hanya bisa membantu aruna dan juga asha menghentikan mimisan bara

"Jangan dangak nunduk aja bara" ujar aruna lembut sambil membawa kepala bara agar tertunduk


Cklekkk


Braka dan agam masuk kedalam

"Pusing gak?" Tanya braka sambil mengusap punggung sabara lembut

Bara mengangguk pelan dalam keadaan masih menunduk karna mimisannya tak kunjung berhenti

"Aakkhhh"

"Mana yang sakit?" Tanya braka, ia sedikit kebingungan karna bara hanya diam

"Kepala bara yah... rasanya mau pecah" lirihnya


"Sakit yah..."


"Tahan bara" ujar braka lalu dengan cepat ia menekan tombol emergency yang ada diatas ranjang sabara

About me [TERBIT✓] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang