Menyerah?

1.3K 64 0
                                    

Happy reading cintaa🫶🏻


🌻🌻🌻




5 hari setelah keadaan bara sempat drop, sekarang dia sudah dibolehkan untuk pulang kerumah setelah kemarin kemoterapi

Braka dan aruna mengantarkan bara masuk kekamar, sedangkan yang lain menunggu di luar, teman teman sabara tentunya juga ada di sana, mereka ingin bicara dengan bara sebenarnya namun melihat bara yang sedikit lemas membuat mereka mengurungkan niatnya. Biarlah sabara istirahat dengan tenang hari ini...

"Masih pusing?" Tanya aruna

Sabara hanya mengangguk pelan lalu kembali memejamkan matanya

"Yasudah tidur aja ya.. istirahat" ujar braka sambil mengusap kepala sabara, rambutnya rontok cukup banyak di tangan braka, membuat braka semakin khawatir dengan keadaannya.

"Bunda keluar dulu ya sayang, kasian temen temen mu nungguin di luar" ujar aruna sambil tersenyum simpul, bara membuka matanya ia mengangguk pelan menanggapi ucapan bundanya lalu kembali menutup matanya, aruna kemudian beranjak lalu keluar meninggalkan braka dan sabara berdua saja

"Ayah tunggu disini.. tidur" ujar braka lembut

Sabara membuka matanya lalu menatap braka dengan tatapan sendu

"Yah.." lirih bara

"Kenapa hmm?" Tanya braka lembut

"Bara capek.."






Mata braka membulat menatap sabara tidak percaya, hatinya sakit, rasanya ingin menangis tapi dia harus kuat didepan putranya

Dia tidak mau terlihat lemah di hadapan putranya yang kuat dan hebat

"Tidur nak.. istirahat" ujar braka dengan suara serak dan bergetar

"Ayah.. badan bara rasanya sakit semua"

"Tahan sebentar lagi ya... ayah sudah dapat kabar dari kakek kamu yang ada di aussie kalau disana ada pengobatan yang bagus untuk penyakit kamu.. nanti kita kesana ya?" Ujar braka lirih, air matanya akan jatuh sebentar lagi, tolong kuatkan lah dirinya...

"Yah.. kalau bara udah gakuat boleh nyerah kan?"


Pecah sudah tangis braka, dirinya tak lagi bisa menahan tangis yang ia tahan sejak tadi, ia menangis tersedu sedu dihadapan putranya

"Jangan nyerah... kamu harus sembuh nak.. harus!" Tegas braka sambil terisak isak, ia menggenggam kuat tangan sabara guna menyalurkan kekuatan pada putranya yang sedang putus asa.

"Penyakit bara belum ada obatnya yah.. bara tau itu! Kalau harus ke aussie pasti butuh biaya banyak yah, nanti uang ayah habis sia sia buat obatin bara.. belum lagi sekarang bara gabisa jalan pasti nanti nyusahin ayah sama bunda, bara cuma gamau ayah berharap lebih sama bara" ujar sabara lirih

"Uang ayah banyak! Kamu ga perlu takut uang ayah habis yang penting kamu harus sembuh! Kita harus kumpul lagi kayak dulu bara... ayah akan lakukan apapun itu meskipun kemungkinannya hanya 10%, ayah akan tetap coba kalau itu memang yang terbaik untuk kamu!"

About me [TERBIT✓] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang