BAGIAN 4 - IBRA GANATA

10.4K 463 1
                                    

Selamat membaca...
Sorry kalo ada typo...

---------------------------------------

Seorang lelaki dengan kacamata yang bertengger di wajah tampannya nampak tengah serius menatap layar laptop miliknya sambil terus berbicara dan menjelaskan mengenai sesuatu. Yeah, lelaki itu nampak tengah melakukan meeting melalui sebuah aplikasi online kepada beberapa orang karyawannya mengenai bisnis yang sedang mereka jalani.

Hampir dua jam berlalu, lelaki itu pun melepaskan kacamata miliknya dan menyandarkan punggung belakangnya ke sandaran sofa. Terdengar helaan nafas panjang dari lelaki tersebut ketika dia mengistirahatkan tubuhnya. Mata lelaki itu pun menatap ke arah langit-langit rumahnya sambil memikirkan seorang gadis yang beberapa waktu lalu mengantarkan kue ke rumahnya. Yup, lelaki ini adalah Ibra, tetangga depan rumahnya mama Anya.

Ibra atau lebih lengkapnya Ibra Ganata ini adalah seorang lelaki matang yang berusia tiga puluh lima tahun. Ibra sendiri memiliki beberapa bisnis kuliner dan juga satu bisnis sepatu lokal yang begitu terkenal di Bandung dan juga beberapa kota besar lain seperti Jakarta.

Di umurnya yang sudah memasuki kepala tiga sebenarnya membuat Ibra sedikit resah. Sebab, di umurnya yang sekarang, seharusnya dia sudah menikah dan paling tidak dia sudah memiliki satu orang anak yang kira-kira berusia dua sampai lima tahun. Namun, nyatanya sampai saat ini Ibra masih betah dengan status lajangnya dan tentu saja desakan menikah dari orang tuanya terus saja mengalir seperti orang tua pada umumnya. Dan alasan ini pulalah yang menjadi salah satu alasan seorang Ibra Ginata membeli rumah kosong yang berhadapan langsung dengan rumah mamanya Anya. Yeah, selain ingin hidup sendiri dan juga ingin lebih mandiri, Ibra juga ingin menghindari desakan menikah dari kedua orang tuanya. Dan sejauh ini, telinga Ibra tidak lagi panas karena desakan menikah itu. Sebab, dia tidak sering bertemu dengan kedua pelaku yang sering menyuruhnya menikah.

Kembali pada Ibra yang mengingat seorang gadis yang pernah mengantarkan kue ke rumahnya, Ibra berpikir pernah melihat gadis itu sebelumnya. Ibra pun berusaha menutup kedua matanya sambil mengingat di mana dia pernah melihat gadis pengantar kue itu.

Mata Ibra sontak terbuka dengan begitu sempurna ketika dia telah mengingat di mana dia pernah melihat gadis pengantar kue itu. Dia ingat, gadis itu pernah menyapa dirinya ketika dia hendak pergi bekerja. Namun, karena dia sudah terlambat, dia tak sempat memberikan balasan sapaan kepada anak tetangganya itu.

Berbicara mengenai anak tetangganya, setelah lima bulan lebih dia tinggal di komplek perumahan ini, dia baru kali ini melihat anak tetangganya itu. Apa anak tetangganya itu tidak tinggal di komplek perumahan ini? Ah, kenapa dia jadi memikirkan anak tetangganya itu? Ibra pun bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah kamarnya untuk membersihkan tubuhnya.

*****

Ibra saat ini tengah berada di depan pintu rumah tetangganya yang beberapa waktu lalu telah memberikannya sebuah kue. Tujuan Ibra ke sini adalah untuk memberikan balasan atas kue yang telah di berikan kepadanya. Di tangan Ibra pun sudah ada beberapa bungkus paper bag berisi oleh-oleh makanan yang berasal dari Bali, karena kebetulan sekali kemarin dia baru saja pulang dari kota yang terkenal dengan pulau Dewata nya itu. Tangan Ibra pun terangkat untuk memencet bel rumah tersebut.

"SISI, TOLONG KE DEPAN DONG. ADA TAMU. GUE LAGI SIBUK."

Ibra bisa mendengar teriakan nyaring dari dalam rumah tetangganya tersebut, apalagi pintu depan rumah tetangganya itu terbuka, sehingga dia bisa mendengar dengan jelas teriakan nyaring itu.

PLAYGIRL || (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang