BAGIAN 11 - MENARIK DIRI

8.7K 466 8
                                    

Selamat membaca...
Sorry kalo ada typo...

-------------------------------------

Benar kata orang, dunia tak selebar daun kelor. Peribahasa ini benar-benar cocok dengan kejadian yang saat ini di alami oleh Anya dan juga Ibra. Siapa sangka, ibu-ibu yang di tolongnya karena tabrak lari  ternyata adalah ibu dari seorang Ibra. Dan orang yang menolong dan membawa ibunya ke rumah sakit adalah orang yang dia kenal, Anya. Benar-benar pertemuan yang tak terduga sama sekali.

"Astaga. Jadi, kamu sama Ibra ini tetanggaan?" Sekar terkekeh ketika mendengar cerita dari gadis yang menolongnya mengatakan jika mereka berdua saling mengenal satu sama lain dan rumah mereka berhadap-hadapan.

"Sebenarnya mas Ibra ini tetanggaan sama mama saya, tante. Saya kebetulan gak menetap tinggal di sana. Saya tinggalnya di Jakarta" jelas Anya.

"Oala, kamu tinggal di Jakarta ternyata. Berarti kamu di Bandung cuman sebentar aja?" tanya Sekar.

"Kalau sekarang saya gak tau mau sampai kapan tinggal di Bandung. Kalau sudah di sini rasa-rasanya saya jadi malas buat pulang ke Jakarta" jawab Anya terkekeh.

"Ya memang begitu biasanya. Kalau sudah tinggal bersama orang tua itu bawaannya jadi malas buat pulang ke tempat asal. Tapi, beda sama anak tante ini. Dia malah senang pisah rumah sama orang tuanya" sindir Sekar sambil melirik ke arah sang anak.

"Bun ..." peringat Ibra.

Anya hampir terkekeh ketika melihat wajah tertekan dari Ibra. Baru kali ini dia melihat wajah sengsara lelaki itu.

"Oh ya, Anya. Kamu di Jakarta kuliah atau kerja?" tanya Sekar ramah.

"Saya di Jakarta kerja, tante" jawab Anya sopan.

"Kerja apa, cantik?" tanya Sekar lagi.

"Bun, bunda bukan wartawan. Jangan terus nanya sama Anya, nanti dia risih" peringat Ibra.

"Anya, kamu risih ya tante tanya-tanya kaya gitu?" tanya Sekar dengan wajah yang sedikit muram.

"Enggak kok, tan. Tante tadi nanya aku kerja apa kan? Aku kerjanya suka di depan kamera" jawab Anya dengan tersenyum.

"Kamu model? Artis? Atau apa?" heboh Sekar. Bukannya apa, dia juga senang berada di depan kamera. Meskipun dia sudah berumur, kebutuhan dokumentasi menurutnya penting.

"Kalau di tanya aku kerjanya apa, aku suka bingung, tante. Ada yang bilang selebgram, influencer, artis atau apalah itu. Terserah aja apa sebutannya, yang penting aku kerjanya halal" jawab Anya terkekeh.

"Betul, seratus buat kamu. Apa pun pekerjaannya yang penting penghasilannya halal" sahut Sekar menyetujui.

"Anya, terima kasih karena sudah menolong bunda saya."

Anya langsung mengalihkan atensinya kepada Ibra ketika mendengar suara dari lelaki itu. "Sama-sama, mas Ibra."

"Tante, karena sekarang sudah ada mas Ibra, aku pamit pulang ya" ucap Anya yang kembali mengalihkan tatapannya kepada wanita paruh di sampingnya.

"Kok pulang sih? Ikut ke rumah tante aja yuk, biar tante kenalin sama papanya Ibra. Sekalian aja kamu makan malam di rumah tante. Gimana? Mau ya?" sahut Sekar dengan tatapan penuh harap agar keinginannya di iyakan.

"Maaf, tante. Kebetulan habis ini aku ada kesibukan lain. Jadi, maaf ya aku harus nolak ajakan tante" ucap Anya tak enak.

"Tante sebenarnya sedih kamu gak bisa ikut. Tapi, gak papa. Semoga di lain waktu kamu bisa main ke rumah tante ya? Nanti biar tante yang suruh Ibra buat ajak main ke rumah. Tapi, lain kali kamu gak boleh nolak" sahut Sekar tegas.

PLAYGIRL || (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang