BAGIAN 23 - LAMARAN

6.6K 336 6
                                    

Selamat membaca...
Sorry kalo ada typo...

-----------------------------------------

Anya tertawa begitu kencang ketika lamunannya berputar pada kejadian di rumah orang tua Ibra, di mana lelaki itu mengatakan bahwa akan melamarnya hari ini? Yang benar saja? Anya benar-benar tidak percaya itu.

"Mas Ibra .... mas Ibra..... Kamu pikir aku percaya kalau kamu mau lamar aku hari ini? Duh, sampai keluar air mata gue ngetawain ini dari tadi" gumam Anya sambil menghapus air matanya.

"Eh, tapi kalau beneran mas Ibra lamar gue gimana dong? Ini mas Ibra loh? Mas Ibra kan selalu serius orangnya. Kemarin juga waktu bilang itu mukanya serius banget. Apa iya ya? Ck, kenapa jadi gugup gini sih?" Anya benar-benar di landa kegugupan yang luar biasa saat ini karena pikirannya sendiri.

Tiba-tiba saja pintu kamar milik Anya di buka dengan begitu kasar dan hal itu membuat Anya tersentak di tempatnya.

Melihat pelaku pembukaan kamarnya itu adalah Kevin, membuat Anya berdecak. "Bisa gak sih kalau buka kamar gue itu yang pelan? Gak usah grasak-grusuk kaya gitu."

Kevin menghiraukan ucapan itu dan menatap kakak perempuannya dengan tatapan wajah yang serius.

Anya yang melihat tatapan aneh dari adiknya itu pun keheranan. "Kenapa sih lo lihatin gue nya gitu amat? Kenapa? Gue cantik? Jelas lah, Anya gitu loh."

"Kak, jujur sama gue sekarang. Gue gak bakal menghakimi ataupun marah sama lo kok. Tapi, lo harus jujur sama gue sekarang" ucap Kevin serius.

"Jujur apa sih, anjir? Muka lo sekarang kaya orang bener aja. Kenapa sih?" tanya Anya bingung plus keheranan.

"Jujur sama gue, lo main dukun kan?"

Ucapan itu membuat Anya terperangah. "Dukun mata lo lima. Heh! Gue bukan orang yang punya pikiran sempit ya. Dukun? Kalau gue ke dukun, lo yang pertama gue dukunin."

"Lagian kenapa sih lo nanyain pertanyaan gak penting ini sama gue? Lo mau pergi ke dukun? Udah deh, Kev. Lo banyak dosa gak usah pakai nambah-nambahin dosa lagi. Ingat neraka, Kev" lanjut Anya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Lo, beneran gak pakai dukun, kak?" tanya Kevin lagi.

"ENGGAK, ANJIR! Kenapa sih? Aneh banget lo nanyain masalah ginian sama gue?" sahut Anya heran.

"Gimana gue gak nanya, bego. Itu di depan ada bang Ibra sama kedua orang tuanya datang, katanya mau lamar lo."

Boom!

Ucapan dari Kevin benar-benar membuat Anya terkejut. Bahkan, saat ini kedua matanya melebar karena benar-benar terkejut akan hal itu. "Serius lo? Mas Ibra sama kedua orang tuanya datang ke sini? Ke rumah kita?"

"IYA, ANJIR! Makanya gue kaget banget waktu tau bang Ibra dan kedua orang tuanya ke sini mau lamar lo. Gue gak habis pikir banget, kok bisa orang kaya mas Ibra mau lamar lo yang bentukannya kaya nenek lampir gini" ucap Kevin heran.

"Anjing, lo!" maki Anya ketika mendengar sebutan nenek lampir dari mulut adik laknatnya itu.

"Buruan, kak. Ke depan sana datengin mama. Gue tadi ke sini di suruh manggil lo" ucap Kevin.

"Duh, masa gue harus ke sana sih? Gue gugup banget ini" sahut Anya sambil meletakkan tangannya di dada dan merasakan detakan cepat dari jantungnya.

"Ck! Buruan, anjir! Mereka udah nungguin lo di sana" decak Kevin sambil berusaha menarik tangan kakaknya untuk berdiri.

"Sabar, anjing! Gue mau mempersiapkan mental dulu. Lagian penampilan gue gak oke banget kalau keluar sekarang. Gue mau siap-siap sama ganti baju dulu" setelah mengatakan itu, Anya segera bangkit dari posisinya dan dengan gerakan yang cepat dia mengganti bajunya dan menambahkan make up di wajahnya agar terlihat lebih fresh.

PLAYGIRL || (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang