BAGIAN 20 - POSESIF

9.7K 393 2
                                    

Selamat membaca...
Sorry kalo ada typo...

--------------------------------------------

Benar kata orang, kalau orang yang sedang kasmaran dan di mabuk cinta, biar pun orangnya tidak ada di samping kita, tetap saja wajahnya selalu ada di dalam kepala. Hal itu juga lah yang di rasakan oleh Anya setiap hari. Setiap harinya, yang ada di dalam pikirannya hanya ada Ibra dan Ibra. Sekarang pun, juga begitu. Anya terus memikirkan Ibra sambil menatap foto lelaki itu yang sengaja dia ambil ketika kekasihnya itu tertidur tak sengaja di pundaknya saat menemani dia waktu sakit kemarin.

"Kayanya gue udah kena pelet semer mesemnya mas Ibra deh. Gila ya tuh orang, kok bisa banget bikin gue jadi cegil kaya gini. Pokoknya gak mau tau, sama yang ini harus jadi" gumam Anya dengan tekad yang kuat.

Matanya yang masih terfokus menatap layar handphone seketika terkejut ketika layar di handphone nya berubah menjadi panggilan telepon dari seseorang yang kini ada di pikirannya. Tanpa berlama-lama, Anya pun mengangkat panggilan itu dengan perasaan yang senang.

"Halo, mas Ibra sayang ..."

"Kamu lagi sibuk?"

Anya sedikit berdecak ketika lelaki yang tengah berbicara dengannya di telepon ini langsung berbicara ke inti tanpa berbasa-basi lebih dulu. Tidak bisa kah lelaki itu menyapa dirinya atau menanyakan dia sedang apa? Ck, dasar laki-laki datar dan minim ekspresi. Untung saja dia sayang dan sudah tobat, kalau tidak, sudah dia tinggalkan laki-laki ini dan dia mencari mangsa yang baru.

"Anya?"

"Gak sibuk kok, mas. Kenapa?"

"Kamu mau ikut menemani saya bertemu dengan partner bisnis saya?"

"Kalau mas Ibra ngajak ya mau. Emang mau ketemuan di mana dan kapan?"

"Ini saya ngajak kamu. Kebetulan ketemuannya di cafe milik saya yang waktu itu kamu numpang pulang gara-gara handphone lowbat. Ketemuannya jam sebelas siang ini."

"Lah? Setengah jam lagi dong?"

"Iya. Kalau kamu mau ikut, saya tinggal nyebrang ke rumah kamu sekarang. Gimana, mau ikut gak?"

"Mau lah. Mas Ibra ke sini aja, nanti pintunya gak aku kunci. Aku mau siap-siap dulu. Dah, bye."

Anya pun langsung mematikan sambungan teleponnya dan bergegas untuk bersiap-siap.

*****

Anya saat ini sudah duduk manis di dalam cafe milik Ibra. Di depannya pun kini sudah ada segelas green tea kesukaannya.

Anya tersenyum ketika melihat Ibra yang menatap ke arahnya sambil mendengarkan ucapan partner bisnisnya. Ya, Anya dan Ibra memang berbeda meja. Meski begitu, meja mereka tidak terlalu jauh, hanya terhalang tiga meja. Oleh sebab itu, baik Anya ataupun Ibra masih bisa saling melihat satu sama lain dengan jelas.

"Anya? Oh, astaga! Gue gak nyangka ketemu sama lo di sini."

Ucapan itu sontak membuat Anya menolehkan kepalanya ke samping. Matanya sempat terkejut ketika melihat seseorang yang pernah menjadi pacarnya itu kini berdiri di hadapannya.

"Roby?"

"Ternyata seorang Anya yang punya mantan selusin ini masih bisa mengingat nama seorang Roby" kekeh Roby.

PLAYGIRL || (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang