BAGIAN 42 - MAS IBRA SI SUAMI ANYA

6.6K 269 5
                                    

Selamat membaca...
Sorry kalo ada typo...

------------------------------------

Keluarnya Anya dari rumah sakit ternyata memiliki dampak yang begitu besar kepada seorang Ibra Ganata, apalagi sejak mengetahui jika istrinya saat ini tengah mengandung buah cinta mereka, lelaki itu benar-benar memperhatikan secara detail apa yang di lakukan oleh istrinya atau apapun yang di makan oleh istrinya. Bahkan, jika ada pekerjaan yang mengharuskannya ke luar kota, maka dia akan meminta asistennya untuk pergi ke sana. Pekerjaan memang penting, tapi istrinya jauh lebih penting dari itu.

"Mau kemana?" mata Ibra bagaikan elang ketika melihat Anya yang bangkit dari duduknya.

"Mau ngambil minum."

"Tunggu di sini, biar aku yang ngambilin" Ibra langsung bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah dapur untuk mengambil sesuatu yang di butuhkan oleh istrinya. Tak butuh waktu lama, Ibra kembali dengan segelas air putih di tangannya.

"Padahal aku bisa ngambil sendiri, gak usah kamu yang ngambilin" dengus Anya, namun tak ayal mengambil gelas yang berada di tangan suaminya.

"Kamu ingat kan kata dokter kalau kamu harus istirahat, gak boleh kecapean?"

Anya berdecak. "Istirahat sih istirahat mas, masa istirahat gak boleh jalan sekali pun? Aku cuman mau ngambil minum loh" Ini salah satu dampak yang terjadi pada Ibra setelah Anya keluar dari rumah sakit. Dia selalu menghentikan Anya ketika perempuan hamil itu berjalan untuk mengambil sesuatu. Memang, awalnya Anya merasa senang. Tapi, setelah beberapa hari berlalu, dia bosan.

"Kan udah aku ambilin? Kalau kamu butuh sesuatu bilang aja sama aku, nanti aku ambilin. Kalau kamu yang ngambil, nanti kamu kecapean."

Kan? Lihat sendiri kelakuan seorang Ibra. Padahal dari tempat Anya berada sekarang dan ke dapur itu bisa di bilang dekat, cape dari mananya? Kecuali, jika dia berjalan mengelilingi stadion gelora Bung Karno, baru dia cape.

"Terserah kamu deh, mas. Aku mau ke kamar mandi dulu."

Melihat istrinya berdiri, Ibra dengan sigap bangun dan membantu istrinya berjalan.

"Mas, aku bisa jalan sendiri, gak usah kamu bantu."

Ibra menggeleng. "Aku bantuin. Aku takut kamu jatuh."

"Aku bukan anak kecil yang baru belajar jalan, mas Ibra. Biarin aku jalan sendiri" rengek Anya.

Ibra lagi-lagi menggeleng. "Aku bantu. Harus nurut sama suami."

Anya kalah. Jika sudah membawa-bawa status suami, Anya akan kalah. Dia tidak mau menjadi istri yang durhaka karena tidak taat kepada suaminya.

"Pelan-pelan jalannya" peringat Ibra.

"Pelan-pelan gimana? Aku udah kebelet, kamu mau aku pipis di sini?"

Ibra memilih diam. Namun, dia terus membantu istrinya berjalan dan memperhatikan langkah istrinya dengan hati-hati.

*****

Anya menatap suaminya yang kini duduk di sampingnya, namun dengan kedua tangan yang sedari aktif mengetikkan sesuatu di layar laptop di hadapannya.

PLAYGIRL || (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang