BAGIAN 14 - DATE YANG TERTUNDA

9K 433 5
                                    

Selamat membaca...
Sorry kalo ada typo...

----------------------------------------

Dengan rasa yang yakin dan juga percaya diri yang tinggi, Ibra saat ini berada di depan rumah ibu Anya dengan memakai pakaian yang amat sangat rapi. Tujuannya ke rumah ini sebenarnya adalah untuk menepati syarat yang sempat di ajukan oleh Anya kepada dirinya tentang promosi cafe barunya beberapa hari kemarin. Meskipun Anya sempat mengatakan jika syarat yang dia ajukan kemarin tidak pernah ada, Ibra tetap harus menepati janjinya kepada gadis itu. Meski nanti dia akan menerima penolakan, dia tidak masalah. Yang penting, dia sudah berani mencoba.

Tangan Ibra pun terangkat untuk menekan bel yang berada di samping pintu tersebut. Tak lama, muncul sosok gadis yang berhasil membuatnya melamun dan juga sampai membuatnya meminta pendapat kepada bundanya dengan berpura-pura mengatas namakan orang lain.

Di sisi lain, Anya yang melihat kedatangan Ibra terkejut bukan main. Tidak ada angin, tidak ada hujan, lelaki ini tiba-tiba ada di depan rumahnya dengan pakaian yang sangat-sangat rapi.

"Mas Ibra? Mas Ibra kenapa ada di sini?"

"Kenapa? Apa saya tidak boleh berada di sini?" tanya Ibra.

"Bukan begitu. Aneh aja ngelihat mas Ibra di sini" jawab Anya. Jujur saja, dia benar-benar bingung kenapa lelaki itu ada di sini. Meski bingung, dia juga merasa senang. Karena apa? Karena lelaki itu datang ke rumahnya dengan sendiri. Kalau begini caranya, bukan kah dia harus memainkan perannya kembali? Anya tertawa jahat di dalam hatinya.

"Tujuan saya ke sini, saya ingin menepati syarat yang sempat kamu ajukan kepada saya" ucap Ibra dengan wajah yang serius.

Syarat? Ah, Anya ingat. Syarat ngedate. "Bukannya aku udah pernah bilang ya kalau syarat itu anggap aja gak pernah keluar dari mulutku? Atau dengan kata lain, syarat itu anggap aja gak pernah terjadi."

"Saya tau. Tapi, saya tetap ingin menepati syarat itu" sahut Ibra yang kekeh akan pendiriannya.

"Aku kan u---"

"Saya tunggu kamu bersiap-siap. Selama apapun kamu, saya akan menunggu di sini" potong Ibra cepat.

Anya yang mendengar itu menganga tak percaya. Yang benar saja? Dia bahkan belum menyiapkan baju yang ingin dia pakai, atau kasarnya dia belum mempersiapkan semuanya. Ck, laki-laki ini benar-benar. Seperti ucapan lelaki itu, selama apapun dia bersiap-siap, laki-laki itu akan tetap menunggunya, bukan? Baiklah, hitung-hitung ini sebagai pembelajaran awal lelaki itu menunggu perempuan bersiap-siap.

Menatap lelaki di hadapannya sejenak, Anya akhirnya masuk kembali ke dalam rumahnya. Namun, dia teringat akan sesuatu. Dia pun kembali membalikkan tubuhnya dan menatap Ibra. "Tunggu aja di dalam, di luar dingin."

Ibra mengangguk. Sedangkan Anya, dia kembali melangkahkan kakinya menuju kamar.

*****

Ibra yang sedang duduk di ruang tamu dengan penuh kesabaran menunggu Anya yang tengah bersiap-siap. Ini sudah satu jam lamanya dia menunggu di sini, dan gadis itu sampai saat ini belum turun juga. Kalau boleh jujur, ini adalah kali pertamanya menunggu seorang perempuan selain bundanya.

"Loh? Nak Ibra?"

Ibra yang mendengar suara itu sontak menoleh dan bangkit dari duduk. "Tante Ratna?"

PLAYGIRL || (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang