BAGIAN 36 - AKTIVITAS PASUTRI BARU

9.6K 279 0
                                    

Selamat membaca...
Sorry kalo ada typo...

------------------------------------------

Pantulan cahaya dari sinar matahari yang masuk melalui jendela kamar membuat Anya yang tengah tertidur sangat pulas menjadi terbangun. Baru saja dia membuka matanya, dia sudah merasakan seluruh tubuhnya remuk, apalagi bagian kedua kakinya yang terasa begitu pegal.

Ingatan Anya seketika melayang pada kegiatan panasnya bersama suaminya, Ibra. Laki-laki itu benar-benar menggempurnya habis-habisan. Entah sampai berapa kali mereka melakukan kegiatan panas itu, yang pasti dia benar-benar tidak di berikan jeda istirahat oleh lelaki itu.

Berbicara mengenai suami, kening Anya mengkerut ketika tidak menemukan keberadaan suaminya di sampingnya. "Kemana mas Ibra?".

Astaga, baru saja dia menggerakkan badannya, dia sudah merasa tidak mempunyai tenaga. Terlebih, dia merasakan sakit di area kewanitaannya. Dia yakin, rasa sakit di area private nya itu di sebabkan aktivitas mereka semalam.

Menghiraukan rasa sakit di seluruh tubuhnya, Anya bangkit dari posisinya dan menyandarkan tubuhnya sejenak di kepala ranjang. Mata Anya menelisik bagian ranjang mereka yang sangat berantakan, seperti seprai yang sudah terlepas dari tempatnya dan jangan lupakan gaun tidur yang dia pakai kemarin malam masih tergelatak di lantai kamar yang dingin itu. Iya, Anya saat ini tidak menggunakan apapun di tubuhnya, hanya selimut tebal yang menutupi tubuh polosnya saat ini. Namun, satu yang menjadi fokus Anya, yakni bercak merah yang berada di seprai yang mereka gunakan. Anya tau itu bercak merah apa. Dia menjadi bangga sendiri terhadap dirinya yang bisa menjaga hartanya itu.

"Loh? Sudah bangun? Aku kira kamu masih tidur."

Perkataan dari suara yang sangat dia kenal membuat Anya menolehkan pandangan ke depan, tepatnya ke arah pintu kamar mereka. Dia bisa melihat lelaki yang tadi di carinya tengah berjalan ke arahnya dengan kaos putih dan celana boxer yang dia pakai kemarin malam.

Cup!

Satu kecupan tersemat di kening Anya, dan pelakunya adalah suaminya sendiri.

"Kok mas Ibra gak bangunin aku?" Matanya Anya bersitatap dengan mata milik suaminya yang kini duduk di sisi ranjang di sampingnya.

"Mana tega aku banguni kamu yang nyenyak banget tidurnya. Aku tau, kamu pasti cape kan? Makanya aku biarin aja kamu istirahat" ucap Ibra yang terpana dengan wajah bare face milik istrinya.

"Kamu habis dari mana emang mas?" tanya Anya.

"Aku habis buat sarapan buat kita berdua. Sarapan sederhana, roti dan telur. Soalnya cuma itu yang tersisa."

Jawaban dari Ibra membuat Anya menjadi tersenyum menggoda. "So sweet banget sih suamiku sampai bikinin sarapan. Jadi pengen di cium deh."

Cup!

Anya benar-benar melayangkan ciuman untuk suaminya, bukan di bibir, melainkan di pipi.

"Kenapa gak di sini" tunjuk Ibra pada bibirnya.

Anya menggeleng. "Aku belum sikat gigi."

Tanpa di duga oleh Anya, Ibra memajukan tubuhnya dan langsung melayangkan kecupan di bibirnya. Jangan di tanya keadaan Anya sekarang, dia terperangah akan kelakuan suaminya yang tak terduga itu. Ini sisi lain yang baru dia tau mengenai Ibra. Ternyata, lelaki itu benar-benar hebat mengenai hal-hal yang berbau 18+.

"Kayanya sejak kemarin kamu nyosor-nyosor aku lebih dulu deh. Waktu aku dekatin kamu aja dulu, kayanya gak mau banget dekat-dekat sama aku" cibir Anya.

"Kamu kan sekarang statusnya istri aku, jadi terserah aku mau lakuin apa aja. Kalau case yang dulu jelas beda. Gak mungkin kan aku nyosor-nyosor kamu, yang ada malah di katain mesum" bantah Ibra.

"Ya ya ya... Sekarang, lebih baik kamu bantuin aku buat ke kamar mandi. Itu aku sakit banget rasanya, mana badan aku kaya mau remuk. Kamu gak kira-kira ngegempur aku tadi malam" keluh Anya.

"Maaf ya, soalnya enak."

Anya terperangah karena jawaban tak terduga dari suaminya. Dia tidak pernah menyangka jika suaminya akan mengatakan itu. Tapi, dia senang, artinya suaminya menikmati aktivitas mereka semalam.

"Ngapain senyum-senyum? Kamu lagi ngebayangin aktivitas kita semalam? Iya? Atau kamu mau mengulang lagi aktivitas itu?"

Anya melotot. Suaminya sekarang berubah menjadi laki-laki mesum. Mengulang aktivitas semalam? Yang benar aja, bisa-bisa dirinya tidak mampu berjalan lagi. "Gak ya, aku mau mandi. Badan aku lengket rasanya."

"Mandi kan? Ayo mandi bersama" tanpa aba-aba, Ibra langsung mengangkat tubuh polos milik Anya dan membawanya masuk ke dalam kamar mandi.

*****

Anya menatap segar wajah suaminya yang kini duduk di hadapannya sambil memakan sarapan yang telah di buat lelaki itu sebelumnya. Bagaimana tidak segar, wong mereka melanjutkan kembali aktivitas panas itu di dalam kamar mandi. Enak sih enak, tapi badannya remuk. Untuk ke bawah saja dia sampai meminta untuk di gendong suaminya, dia sudah tidak memiliki tenaga lagi. Tenaganya habis karena aktivitas mereka di kamar mandi.

"Sayang, kita jadi belanja kebutuhan dapur sama kebutuhan yang lain gak?"

Nah, kan. Dia baru ingat jika bumbu-bumbu dapur dan kebutuhan lain yang ada di rumah ini ludes atau dengan kata lain habis tak tersisa. Dia tidak habis pikir dengan suaminya ini, apa setiap lelaki bujang yang tinggal sendiri seperti suaminya dulu selalu seperti itu? Membiarkan kebutuhan dapur sampai habis tak tersisa dan kulkas menjadi kosong melompong? Sungguh berbeda dengan dirinya yang dulu selalu menyetok beberapa bahan makanan sampai terkadang lewat masa kadaluwarsanya.

"Sayang?" panggil Ibra.

"Jadi... Jadi... Ya kali gak jadi" jawab Anya.

"Mau kapan berangkatnya, hm?" tanya Ibra.

Anya menelan air minum dari gelas yang dia pegang dan kemudian menatap wajah suaminya. "Habis sarapan aja gimana? Kalau nanti keburu aku kumat malasnya."

"Emang kamu gak cape?" You know kata "cape" yang di maksud oleh Ibra.

"Cape sih cape. Tapi, gak papalah, biar sekalian aja capenya dan biar gak kepikiran lagi masalah dapur sama yang lainnya" jawab Anya.

Ibra mengangguk. "Yaudah, lanjutin lagi sarapannya."

*****

Benar saja, sehabis sarapan yang bisa di sebut makan siang itu berlangsung, pasangan suami istri itu merealisasikan rencana mereka sebelumnya yang ingin membeli kebutuhan dapur dan kebutuhan rumah tangga lainnya.

Pasutri itu benar-benar kompak. Ibra yang mendorong troli belanja, dan Anya yang memasukan barang-barang yang dia ambil ke dalam troli belanja. Tak jarang, ada segelintir orang yang mengetahui Anya menyapa dan memberikan ucapan selamat kepada pasangan itu. Anya sih bersikap biasa saja, tapi Ibra, dia tak biasa. Ibra terbiasa bersikap cuek dan bodo amat dengan sekitarnya. Namun, sekarang dia bersama dengan Anya dan bersamaan dengan efek samping dari pekerjaan istrinya, itu artinya dia harus menerima apapun yang di miliki oleh istrinya, termasuk berinteraksi dengan orang-orang yang tidak dia kenal.

-bersambung-

PLAYGIRL || (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang