Aku masuk ke dalam kamarku dan yah apa yang ku bilang sama ayah tadi aku kerjakan walaupun malas sih.
*****
"Ayah ibu mana? "
"Ibu masih di rumah pak ustadz. "
"Oh gitu. "
"Kenapa?"
"Engga papa sih yah, cuma bingung aja tumben ibu tidak ada di sini. Biasanya dia ada di sini duduk bareng ayah sambil nonton TV. "
Ayah hanya melihat aku sekilas dan melanjutkan nonton nya.
Oh yah kami udah sholat isya dan makan jadi aku dan ayah ngumpul di ruang tamu untuk nonton seperti biasa, tapi kali ini hanya aku dan ayah biasanya kalo ada ibu, pasti engga sepi.
"Yah."
"Kenapa? "
"Abdullah itu siapa? "
"Abdullah? Abdullah yang mana sayang. "
"Itu loh ayah, yang ada di buku ayah. Tadi Lia sempat liat nama Abdullah itu. "
"Oh itu. Beliau adalah ayah dari Nabi Muhammad SAW. "
"Nabi Muhammad? "
"Iya,mau dengar kisah dari ayah nabi kita. "
"MAU."
Teriak ku semangat, dan juga aku juga penasaran Abdullah yang berada di buku ayah itu siapa.
"Baiklah sini duduk di paha ayah. "
Aku langsung duduk di pangkuan ayah, dan yah kebiasaan ayah kalo aku berada di pangkuannya itu mengusap kepalaku dengan sayang sambil bercerita.
"Ayah Nabi Muhammad SAW bernama Abdullah Bin Abdul Muthalib.
Abdullah meninggal dunia saat istrinya, Aminah, mengandung Nabi Muhammad SAW yang baru berusia dua bulan.
Ayah Nabi Muhammad adalah anak dari kepala suku Quraisy yang terkenal dan berpengaruh pada saat itu di Mekkah yaitu Abdul Muthalib.
Meskipun meninggal di usia yang tergolong muda yaitu 25 tahun, beliau memiliki kisah hidup semasa kecil yang dapat dijadikan keteladanan.
KISAH ABDULLAH PADA MASA KECIL
Menukil buku kisah keluarga Rasulullah SAW untuk anak karya Nurul Idun Dkk, semasa kecilnya, Abdullah merupakan anak yang dikenal jujur dan saleh.
Padahal ia adalah anak dari pemimpin Quraisy yang sangat terkenal pada masa itu.
Abdullah dikenal juga sebagai seorang yang lahir dalam memainkan pedang serta berburu.
Selain itu, ia juga ahli dalam berniaga seperti mayoritas penduduk Makkah yang juga berniaga untuk memenuhi kebutuhan sehari hari mereka.
Singkat cerita, nama Abdullah mulai tenar ketika berita tentang penyembelihannya oleh ayah handanya nazar yang dilakukan oleh ayahnya, Abdul Muthalib, kepada Allah.
Abdul Muthalib bernazar kepada Allah untuk diberikan kepadanya anak yang banyak dan bisa membantu menjaganya.
Sebagai balasannya, nazar ini diniatkan dengan niat akan mengorbankan salah satu putranya jika memang permintaan Abdul Muthalib dikehendaki oleh Allah.
Allah SWT kemudian mengabulkan permintaan Abdul Muthalib tersebut dengan memberikan anak yang banyak dan semua menjadi penjaganya.
Oleh karena itu, nazar yang telah dijanjikan Abdul Muthalib ini harus dipenuhi.
Ketika mendengar berita ini, sontak penduduk Makkah yang sangat mengenal Abdullah ini menolak kerena beberapa khawatiran.
Ayah Nabi Muhammad sebagai pemilik salah satu nazar paling mulia di Makkah saat itu ditakutkan akan menjadi contoh yang ditiru masyarakat yaitu mengorbankan anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KISAH KU
RandomHalo semuanya (●'◡'●)ノ Banyak yang berkata bahwa hidupku enak. Emang enak dari mananya, sih? Kalian belum merasakan kehidupanku yang sebenarnya. Ini lah kisah seorang gadis kuat dengan keadaannya hidup. Gadis yang dipaksa dewasa oleh keadaan, gadi...