Kataku dan Ahmad barengan
*****
Aku dan Ahmad turun dari panggung menuju Ayu dan Hanin yang sedang makan."Wah suara kalian bagus banget. " kata Ayu memberikan kami jempolnya.
"Iya bagus, aku engga nyangka Ahmad bisa nyanyi juga. "Kata Hanin menimpali.
"Nah betul itu sejak kapan kamu pintar nyanyi? "
"Udah lama. "
"Buset ko engga bilang bilang. "
"Untuk apa? "
"Yah,engga ada sih. Tapi kan kita udah teman lama. "
Ahmad hanya memutar bola matanya.
"Udah udah kalian ini ayo makan Lia lapar. "Kata ku memegang perutku karna keroncongan.
"Kau lapar? "
"Iya, ayo makan. "
"Baiklah." kata mereka bertiga.
Kami ber empat mengambil makanan kebetulan tempatnya ada di dekat kami.
"Tante mau makan. " kata ku yang terhalang meja.
"Makan apa sayang. "Kata ibu ibu yang menjaga makanan.
"Mau nasi. " jawab polos ku.
"Haha iya iya tante tau maksud tante lauk nya apa. "
"Oh itu yah tante, hehe kirain apa. Mm Lia mau ayam, mie, dan sayur tante. "
"Segini."
"Iya makasih tante. "
"Sama sama sayang. "
Aku membawa nasi ku ke arah kursi yang masih kosong. Tidak lama aku menunggu Ayu, Ahmad, dan Hanin datang mendekati ku kebetulan di dekat ku masih ada kursi kosong.
"Ayo makan. "
"Jangan lupa berdoa. " kata Ahmad.
Setelah itu kami menikmati makan kami masing masing. Setelah selesai piring bekas ku di ambil sama Ahmad.
"Loh ko Ahmad ambil piring Lia? "
"Biar aku yang simpan. Kamu tunggu di sini aja. "
"Oh oke, makasih yah. "
"Sama sama "
"Eh Ahmad sekalian dong piring ku juga. "
"Males punya kaki kan, simpan aja sendiri. "
"Eh buset dah padahal sekalian. "
"Haha mampus udah tau Ahmad hanya mau kalo Lia yang suruh malah kamu suruh dia. Yah mana mau Ahmad haha. "
"Diam engga kamu. "
"Engga mau haha. "
Mulai mulai deh Ayu dan Hanin bertengkar lagi aku hanya menggelengkan kepalaku melihat tingkat mereka. Jangan aneh mereka udah biasa.
****
"Sayang."
"Eh ayah. Kenapa ayah? "
"Ayo pulang sayang besok Lia sekolah. "
"Emang udah jam berapa om. "
"Udah jam 10 Ayu. "
"Eh udah jam 10 cepat juga waktunya. "
"Bukan waktunya yang cepat kalian aja yang sangat asyik sampai sampai waktu engga di ingat. " kata ayah ku geleng geleng kepala.
Kami hanya cengengesan mendengar kata ayah ku.
"Kalo gitu aku pulang duluan yah. "
"Iya hati hati. "
"Aku ikut om. "
"Loh Ahmad udah mau pulang. "
"Iya om, boleh saya ikut. "
"Boleh boleh kita kan searah. Ayo ayo. "
"Kami pamit yah Ayu Hanin Assalamu'alaikum. "
"Wa'alaikumussalam.hati hati. "
"Okey."
"Om."
"Iya, kenapa? "
"Apa saya boleh nanya. "
"Silahkan."
"Mm apa boleh saya tau makanan kesukaan nya Lia apa yah om. "
"Anak om tidak milih makanan dia makan semua yang ada yah kecuali batu dan kayu haha. "Kata ayah ku di akhiri dengan ketawa yang besar.
"Ayah kenapa? Ko ketawanya kenceng banget.
"Haha tidak papa sayng. "
"Hu dasar ayah. "
"Kenapa kamu menanyakan itu. "
"Ah itu, saya hanya mau tau aja om. " kata Ahmad malu malu.
Oh yah aku ada di depan mereka jadi aku tidak mendengar percakapan mereka.
"Apa kamu menyukai putriku Ahmad. "
"Eh." kaget Ahmad.
"(Ko om bisa tau) "
"Haha anak jaman sekarang. Apa boleh om kasih saran. "
"Boleh om. "
"Kau boleh menyukai putri ku tapi ingat jangan pernah membawa putriku kejalan kemaksiatan, kamu tau sendiri kan hukuman pacaran. "
"Tau om pacaran sama dengan zina yang tidak di sukai oleh Allah. "
"Bagus, bener pacaran itu termasuk zina, zina mata saat kamu menatap dia, zina pikiran saat kamu memikirkan dia berlebihan dan melupakan Tuhan mu dan zina hati."
"Berarti saya udah zina mata dan zina pikiran om. "
"Hem kenapa? "
"Kalo boleh jujur om, setiap malam saya memikirkan Lia apa lagi saat sholat malam . Saya selalu mendoakan dia untuk menjadi jodoh saya. Dan saya juga selalu memandang Lia, mata saya tidak pernah bisa lepas dari Lia om. Saat aku berusaha memalingkan mata saya seakan saya takut Lia akan menghilang dari pandangan saya. Apa saya salah om "
"Mm kamu tidak salah Ahmad, itu udah termasuk jalan takdirMu tapi om hanya memberi tahu kan jangan sampai kamu memikirkan yang tidak tidak tentang putri om karna apa om tidak akan ridho putri om satu satunya di perlakukan kaya gitu. Apa lagi kamu memikirkan hal hal kotor tentang putri om apa kamu mengerti. "
"Saya mengerti om, tapi wallahi om saya tidak pernah memikirkan hal buruk tentang anak om. Jika saya melakukan itu om bisa memukul saya degan kayu atau om biar puas om bisa bunuh saya jika saya melakukan itu. " kata Ahmad dengan serius .
Ayah memandang Ahmad dengan pandangan yang tidak bisa di katakan.
"Haha kamu sangat mirip dengan ayah mu. "
"Eh, ayah saya om. "
"Iya."
"Ayah, ayah engga mau pulang? "
"Eh kenapa sayang. "
"Ahmad udah sampai di rumahnya. Ayah mau singgah? "
"Ah tidak sayang. Kapan kapan om cerita. Kami pamit Assalamu'alaikum. "
"Iya om, waalaikumsalam. "
"Ayah bicara apa sama Ahmad. "
"Rahasia."
"Ih ayah. "Aku mengejar ayah yang sedang berlari.
Kami bedua berlarian di malam hari dengan tawa yang tak lepas dari wajah kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
KISAH KU
De TodoHalo semuanya (●'◡'●)ノ Banyak yang berkata bahwa hidupku enak. Emang enak dari mananya, sih? Kalian belum merasakan kehidupanku yang sebenarnya. Ini lah kisah seorang gadis kuat dengan keadaannya hidup. Gadis yang dipaksa dewasa oleh keadaan, gadi...