Selamat membaca 🤗
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Kata beliau menasehati ku, aku hanya menunduk tangisan ku udah redah tiba tiba
****
Dor
"ALLAHUAKBAR."
Teriak ku kaget, sedangkan orang yang melakukan perbuatan itu hanya ketawa ngakak sendiri.
Aku menatap dia malas yah dia adalah Hanin teman ku yang nakal dan jahil
"Han loh ko kamu nakal banget sih, kaget tau gimana nanti kalau jantungku copot kamu mau tanggung jawab. "
Aku memarahi Hanin, Hanin yang di marahin hanya diam saja dan menatapku dengan senyumnya yang mengerikan.
"Ngapain senyum senyum liatin aku. "
Kata ku sewot, yah Aku dan Hanin setiap saat bertengkar, jika ada Ahmad dia yang menghentikan pertengkaran kami berdua.
"Engga papa emang Aku salah. "
Kata dia juga sewot.
"Dih ikutan. "
"Siapa yang ikutan? "
"Yah kamu siapa lagi. "
"Eh kucing garong siapa yang ikutin kamu, kamu kali yang ikutin aku. "
"Ha? Kucing garong? Eh kibo kamu yah yang ikutin aku bukan aku yang ikutin kamu. "
Yah aku punya panggilan khusus untuk Hanin,* Hanin : kibo. *
"BERTENGKAR TERUS. "
Teriak seseorang, yah dia Ahmad dia baru saja keluar dari rumah dan melihat ku bertengkar dengan Hanin.
Aku dan Hanin seketika terdiam di buat teriakan maut Ahmad.
Ahmad sekarang telah berdiri di depan ku dan Hanin, dia menatap kami dengan tajam nyaliku menciut melihat kemarahan Ahmad.
"Kenapa berhenti, lanjutkan pertengkaran kalian. "
Kata Ahmad yang masih kesal dengan tingkah laku kami berdua.
"Maaf."
Kata kami berdua barengan.
"Udah lah lain kali kalau mau bertengkar sekalian pukul pukul langsung lebih bagus bukan."
Tampaknya Ahmad masih marah.
"Lia."
"I-iya."
Kata ku gugup (。>﹏<。) sebenarnya takut sih.
"Hu kamu belum makan kan?"
Kata dia dengan lembut.
"Ha? Bagaimana kau tau kalau aku belum makan. "
Aku heran ko Ahmad tau yah aku belum makan padahal aku tidak kasih tau siapa siapa.
"Nebak aja, ternyata benar. Nah makan entar kamu sakit engga sekolah lagi. "
Ahmad memberiku roti, aku tersenyum dan tak lupa Aku berterima kasih.
"Terima kasih Ahmad. "
Aku tersenyum tulus ke arah Ahmad.
"Sama sama. "
Aku melangkah ke bawah pohon dekat ayun ayunan untuk duduk, Aku memakan roti itu dengan nikmat, senyum di wajah ku tidak pernah luntur.
Ahmad melihat ku melangkah pergi, dia sekarang menatap tajam ke Hanin.
"Han kapan kamu berubah, setiap ada kesempatan kamu jahil lin Lia terus kamu tidak cape. "
"Tidak justru Aku semangat melihat dia marah marah Mad. "
"Terserah mu dah tapi ingat jangan kelewatan. "
Ahmad memberikan peringatan kepada Hanin, dia melangkah mendekati ku. Ahmad duduk di dekat ku dan menyandarkan kepalanya di bahuku Aku biarkan dia saja Aku masih menikmati roti yang di berikan Ahmad, Hanin ikut juga menyandarkan kepalanya di bagian bahuku yanga lain.
Hanin di bagian kiri sedangkan Ahmad yang sebelah kanan. Aku udah terbiasa dengan tingkah mereka, mereka berdua sering menyandar di bahuku ketika kami bertiga ngumpul bareng.
"Maaf."
"Iya."
Yah Hanin minta maaf kepada ku, aku memaafkan nya itu udah biasa bagi kami bertiga.
Aku sudah selesai makan roti, aku menyandarkan kepala ku di pohon posisi masih sama aku berasa si tengah merek, aku ikut menutup mata kaya Ahmad dan Hanin.
Beberapa menit terdengar lah dengkuran halus dari mulutku, Ahmad mengangkat kepalanya dia melihat wajahku dan tersenyum, dia beralih melihat Hanin yang tertidur di pundak ku.
"Selamat tidur princess. "
Kata Ahmad dan ikut merebahkan kepalanya di pundak ku. Dan jangan lupa tangan nya yang sedang memeluk ku.
AAAAAA gila Ahmad soswit banget baper deh padahal ini hanya fiksi 😢😢😢 indahnya haluan ku. Author nya aja salting beruntal menulisnya, gimana pembacanya?
Di bawah ini gambar visual yah 🤗
Ini roti yang aku makan
Anggap aja kami bertiga tidur di bawah pohon ok aku cari cari fotonya engga ketemu ketemu ih yah jangan lupa perempuan nya pake jilbab yah 🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
KISAH KU
CasualeHalo semuanya (●'◡'●)ノ Banyak yang berkata bahwa hidupku enak. Emang enak dari mananya, sih? Kalian belum merasakan kehidupanku yang sebenarnya. Ini lah kisah seorang gadis kuat dengan keadaannya hidup. Gadis yang dipaksa dewasa oleh keadaan, gadi...