23

0 0 0
                                    

Kami berdua berlarian di malam hari dengan tawa yang tak lepas dari wajah kami.

****

"Sayang bangun. "

"Mm, ibu. "

"Bangun sayang waktunya sholat tahajjud. "

"Hoam baik ibu. " kata ku tersenyum.

"Sana siap siap ayah udah nunggu. "

"Baik ibu, kalo gitu Lia wudu dulu. "

"Iya ibu tunggu di depan yah sayang. "

"Iya ibu. "Aku melihat ibu keluar dari kamar ku.

Setelah ke sadar ku penuh aku melangkah ke arah wc untuk mengambil air wudhu untuk sholat tahajjud berjamaah.

Aku melihat kedua orang tua ku telah siap siap dengan sajadah masing masing.

"Sini sayang kita mulai sholatnya. "

Aku mendekati kedua orang tuaku, seperti biasa kami melakukan sholat tahajjud dengan khusyuk tampa gangguan apapun.

Setelah itu seperti biasa ibu pasti ke dapur setelah sholat tahajjud untuk menyiapkan kami sarapan dan membuatkan ku bekal untuk di bawa ke sekolah.

"Sini sayang duduk di pangkuan ayah. "

"Kenapa ayah? "

"Tidak papa sayang, ayah hanya ingin memeluk putri cantik ayah. "

Ayah memeluk ku dengan erat begitupun sebaliknya aku memeluk ayah dengan erat juga. Aku menyukai momen seperti ini, aku harap momen ini takkan berakhir.

"Ayah ingin cerita apa boleh sayang. "

"Cerita? Boleh ayah. Ayah mau cerita apa? "

"Setelah lulus dari tk Lia mau lanjut sekolah yang mana?. "

"Sekolah, mm Lia mau lanjut di SD N 287 Matajang boleh. "

"Oh tentu sayang boleh banget. Ayah kirain putri ayah mau masuk pondok. "

"Pondok? Pondok itu apa ayah. "

"Pondok itu seperti lembaga pendidikan agama Islam yang menggunakan sistem asrama atau pondok. Di dalam pondok pesantren, para santri tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan seorang atau lebih guru yang dikenal dengan sebutan kyai."

"Kyai? Kyai itu apa ayah. "

"gelar yang diberikan masyarakat kepada tokoh agama Islam yang memiliki pemahaman ilmu agama yang lebih, atau yang menjadi pemimpin di sebuah pondok pesantren. Kyai juga dapat diartikan sebagai sebutan untuk orang yang dituakan atau dihormati. Seperti itu sayang. "

"MasyaAllah, terus kalo mondok itu rasanya kaya gimana ayah. "

"Kalo rasanya ayah kurang tau sayang. Kenapa ayah belum pernah merasakan mondok bisa di bilang penjara suci bagi Ummat islam. "

"Terus kalo mau tau rasanya gimana ayah. "

"Coba tanya ustadz Adi beliau itu tampa pesantren sayang. "

"Pesantren itu apa lagi ayah. "

"Haha pesantren sama dengan pondok sayang tapi beda nama aja sayang. "

"Oh gitu yah. "

"Iya sayang. Apa putri ayah tertarik dengan pesantren. "

"Tertarik ayah tapi, Lia mau sekolah di SD aja Lia udah janji sama Ahmad kalo lulus dari tk lanjut ke sana. "

"Udah janjian toh. "

"Iya ayah, kata Ahmad nanti bisa berangkat bareng, main bareng terus bisa pulang bareng. "Aku tersenyum lebar ke arah ayah.

"Sayang."

"Iya yah? "

"Bisa ayah minta tolong sama Lia. "

"Apa itu yah? "

"Bisa Lia jangan terlalu dekat dengan Ahmad, Hanin maupun teman laki laki Lia. "

"Loh kenapa ayah. "

"Sayang dengarkan ayah. Lia bukan muhrim bagi Ahmad, Hanin dan teman lain.Lia kenapa,Lia itu perempuan sedangkan mereka laki laki, haram hukumnya bersentuhan atau memandang orang yang bukan muhrim kita sayang. Itu dosa besar, Allah tidak menyukai itu. Ayah tak melarang Lia bermain sama mereka tapi Lia harus tau kalo mereka bukan muhrim nya Lia yang bisa Lia pandang terus menerus dan memegang tangan mereka. "Kata ayah dengan serius.

"Berarti Lia udah dosa dong ayah. "

"Hem, coba jelasin. "

"Soalnya kalo Lia bermain sama Ahmad, Hanin Atau teman yang lain aku sering melihat mereka apa lagi Lia pernah menyentuh mereka itu pun bukan sekali dia kali tapi berkali kali. "Kata ku memandang ayah ku dengan pandangan berkaca kaca.

"Hus jangan nangis putri ayah engga boleh cengeng, bener Lia udah berbuat dosa. Tapi Lia belum mengetahui hukumnya masih bisa di maklumi sekarang Lia udah mengetahuinya jadi lain kali jangan di lakukan yah sayang."

"Baik ayah maaf kan Lia ya ayah. "

"Iya sayang, ayah maaf kan Lia tapi ingat sayang jangan di ulang kerena apa, ayah maupun ibu tidak mau putri kami ini masuk neraka karena dosa yang kamu perbuatan sebelumnya. "

"Maaf ayah. "

"Udah sayang jangan nangis. Setelah sholat subuh sayang minta ampun pada Allah in sya Allah. Allah akan mengampuni dosa Lia. "

"Baik ayah. "

"Jangan nangis, pergi wudu sekalian panggil ibu untuk sholat subuh. "

"Baik ayah. "Aku menghapus jejak tangisan ku dan menuju dapur memanggil ibu untuk sholat subuh sebelum aku wudu.









KISAH KU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang