Aku mencium tangan ibu dan langsung berjalan pulang deh.
*****
"Mm Lia enak nya ngapain yah, bosan banget. "
Kata ku yang sedang tidur tiduran di atas kasur ku.
"Mm mendingan ke rumah Ahmad aja deh. Eh tunggu bentar!! Perasaan Lia lagi marahan sama Ahmad ngapain ke rumahnya? "
"Dah lah mendingan Lia belajar aja. "
Aku bangun dari tidur tidurku menuju meja belajar ku dan mengambil buku untuk ku bawa keluar di teras rumah.
Jangan lupa aku mengambil camilan dan air untuk menemaniku saat belajar.
"Mm pr Lia di suruh nulis nama sebanyak 10 kali yah? "
"Yos mari kita kerjakan. "
Aku berada di teras rumah untuk mengerjakan tugas yang di berikan ibu guru tadi di sekolah.
Angin di teras sangat sejuk, pas banget saat ini panas, jadi yah engga kerasa banget panasnya walaupun panas dikit sih.
*****
"Alhamdulillah tugas Lia udah selesai, sekarang Lia ngapain yah? "
Saat aku masih memikirkan apa yang ingin ku kerjakan mataku tak sengaja melihat daun daun di bawa rumah.
"Mendingan sapu daun aja deh, itu daunnya udah banyak banget. Kalo tunggu ibu pasti numpuk, yap mari kita kerjakan. "
Aku turun ke bawah rumah dan mengambil sapu lidi untuk menyapu halaman rumah, yah walaupun halaman rumah ku engga luas tapi di sini teduh soalnya banyak pohon jadi jangan heran kalo banyak daun yang berserakan di halaman rumah.
"Cikini ke gondang dia
Orang iri tandanya gak
Bahagia.
Cikampek tasikmalaya
Apa gak capek ngepoin
Hidup saya?
Jakarta ke Jayapura
Di depan ramah di
Belakang mengibah.
Madura sampai papua
Muka dua emang suka
Pura pura.
Asik haha. "
Nyanyi ku dengan asyik.
Jangan lupa sapu yang ku pegang jadi mik dadakan haha.
Setelah daun semua udah terkumpul aku pergi mengambil tong sampah untuk memungut daun daun ini untuk di buang pembuangan sampah di belakang rumah.
Ada sekitar 5 kali aku bolak balik untuk membuang daun daun itu walaupun melelahkan tapi aku harap pekerjaan ibu sedikit berkurang.
Oh yah daun daun ini sebenarnya mau di bakar sih tapi karena aku masih kecil jadi aku engga berani bakar sampah ini takut apinya kena tangan ku kan sakit.
Entar aja kalo aku dah besar.
"Alhamdulillah udah selesai tinggal di bakar deh, tunggu ayah atau ibu aja deh yang bakar kalo Lia yang bakar takut bukan sampah nya yang terbakar tapi tangan Lia. "
"Sekarang ngapain yah, mm mendingan cabuk rumput aja deh di kebun Lia udah mulai tumbuh tuh rumput nya. Tapi sebelum cabut rumput Lia mau liat jam dulu siapa tau udah Ashar. "
Aku naik ke rumah dan melihat jam dinding ternyata udah mau Ashar.
"Besok aja deh cabuk rumputnya Lia mau siap siap untuk sholat ashar. "
*****
"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumussalam, eh Lia sini. "
Aku berjalan mendekati ayu yang sudah duduk dengan enteng di tempatnya.
"Loh ayu baru kamu nih. "
"Iya, kamu lama banget sih dari tadi loh aku nungguin di sini. "
"Hehe maaf yah Lia tadi kerjain tugas sekolah sama nyapu tadi. Jadi Lia engga ke sini deh. "
"Dasar, mm Ahmad mana? Tumben banget kalian engga ke sini sama sama. "
"Eh itu.... "
"Kenapa? Kamu lagi marah yah sama Ahmad. "
"Iya Lia lagi marah sama Ahmad. "
"Ko bisa cerita dong. "
"Masa Ahmad iri sama pak ustadz. "
"Iri? Iri kenapa dah. "
"Huf gini kan kemarin ayu udah pulang duluan jadi ayu engga dengar kemarin Lia, Ahmad, Hanin, dan pak ustadz bicara. "
"Kalian bicara apa? "
"Kemarin pak ustadz bicara tentang suara Lia yang bagus saat nyanyi. Pas pulang dari rumah pak ustadz Ahmad udah engga mau bicara sama Lia, eh pas Lia tanya kenapa kata nya iri sama pak ustadz kerena pak ustadz udah dengar Lia nyanyi sedangkan dia belum. Gitu deh. "
"Pf, hahahaha hanya gara gara itu haha. "
Ayu ketawa lepas saat aku selesai menceritakan kejadian kemarin saat aku dan Ahmad diam diaman.
"Ih ayu udah dong ketawanya. "
"Hahah oke oke duh perutku sakit gara gara ketawa. Ko bisanya yah Ahmad kaya gitu. "
"Mana Lia tau tanya aja sendiri sama orang nya. "
"Nanti deh aku tanya. "
Saat aku dan ayu asyik mengobrol tiba tiba.....
KAMU SEDANG MEMBACA
KISAH KU
RandomHalo semuanya (●'◡'●)ノ Banyak yang berkata bahwa hidupku enak. Emang enak dari mananya, sih? Kalian belum merasakan kehidupanku yang sebenarnya. Ini lah kisah seorang gadis kuat dengan keadaannya hidup. Gadis yang dipaksa dewasa oleh keadaan, gadi...