06

155 17 4
                                    

Sudah seminggu sejak kejadian itu, semua kembali berjalan seperti biasanya. Berita tentang jihoon seorang duda juga tersebar luas dikantor yang membuat para karyawan sering membicarakan perihal kapan jihoon melakukan pernikahan, mengapa tidak ada yang mengetahui perihal pernikahan jihoon. Kemana perginya istri jihoon dan masih banyak lagi. Rami pernah memarahi beberapa karyawan yang membicarakan jihoon.
Kalau ditanya kenapa rami marah,jawabannya tidak ada. Ia hanya kesal tiada hari tanpa membicarakan pemuda itu. Mereka terlalu sibuk dengan kehidupan orang lain, karyan disini selain tangannya dan otak yang pintar. Mulut mereka lebih berbahaya, ke kantor bukan untuk berkerja, tapi untuk ngerumpi.

Sejak setelah kejadian itu juga, rami tidak pernah melihat jihoon, Yang terlihat hanya junkyu. Segala apapun yang dibutuhkan hanya perlu bertemu junkyu, tidak dengan jihoon. Rami paham dengan apa yang sedang terjadi, tapi entah mengapa ia sedikit ingin tahu bagaimana keadaan woojin yang ia tau nama dari anak jihoon. Dan juga jihoon sendiri. Terakhir kali ia lihat di rumah sakit keadaan jihoon sangat kacau apalagi  pasca setelah woojin operasi. Selain kaki yang patah anak itu juga memiliki benturan dikepala yang amat parah, sehingga membuat woojin harus melakukan perawatan yang lebih intensif.

"Pak junkyu". Panggil rami saat melihat pemuda itu akan menaiki lif.

Junkyu menoleh dan mendapati rami berjalan sedikit terburu kearahnya.

" ada apa rami ". Tanya junkyu saat rami sudah didepannya.

" saya mau bertemu pak jihoon pak. Ada yang perlu ditanda tangani". Ucap rami sambil memperlihatkan dokumen ditangannya.

" biar saya aja yang sampai kan ". Ucap junkyu sambil mengulurkan tangannya untuk meminta dokumen tersebut.

Rami sedikit menimbang alasan apa lagi yang ia buat supaya bisa bertemu jihoon. Perihal tanda tangan hanya alibi saja.

" ada yang mau dibahas secara langsung juga pak, biar saya ke pak jihoon aja". Kekeh rami canggung.

" sampai kan kevsaya saja. Biar saya sampaikan ke jihoon ". Tangan junkyu masih bergantung tanda ia masih menunggu dokumen yang rami maksud.

Tidak tau alasan apa lagi yang harus ia utarakan supaya bisa bertemu dengan jihoon. Pasalnya ia tidak mau jujur ingin bertemu jihoon. Sedikit gengsi dan malu mengingat seminggu lalu secara terang terangan mengakui bahwa dirinya adalah calon istri jihoon. Melihat rami yang terdiam membuat junkyu terkekeh pelan. Rami menatap junkyu horor. Dirinya paham terkadang junkyu sering sekali bertingkah aneh, tapi kalau dilihat secara langsung seperti agak sedikit menakutkan.

" cuma bilang mau bertemu jihoon aja kok banyak alasannya sih rami".

Rami melotot kaget mendengar penuturan junkyu. Bagaimana bisa pemuda itu tau niatnya, apa terlihat jelas?

"Hahaha enggak kok pak, ini benaran mau masalah kerjaan kok, bukan begitu". Tertawa canggung seperti ketahuan. Junkyu hanya menggeleng.

" ambil barang barang kamu, kita kerumah sakit, tunggu dilobi saja ada yang harus saya ambil diruangan saya".

Ting

Pintu lif terbuka membuat junkyu langsung masuk tanpa menunggu jawaban dari rami. Rami bingung sekarang, bukan seperti ini maksudnya. satu sisi ia ingin tahu keadaan pemuda itu. Satu sisi dirinya malu untuk bertemu dengan jihoon dan yang lain. Apalagi didepan mantan istri jihoon, sera begitu cantik dibandingkan dengan dirinya. Dengan lesu ia kembali ke ruangan agar bersiap menuju ke rumah sakit bersama junkyu.






🌸🌸🌸






Kini rami dan jihoon sedang didalam perjalanan kerumah sakit. Kedua terlihat saling diam. Bukan marahan, tapi tidak tau apa yang ingin dibicarakan. Sampai junkyu teringat sesuatu.

A WIDOWER'S WIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang