After Meet

1 0 0
                                    

Seperti biasa, kita menghabiskan 12 jam lebih untuk bersama. Aku senang, sangat. Dengan segala perilakunya, aku senang. Sangat. Ingin rasanya minta tuhan buat berhentiin waktu atau lambatin waktu biar aku bisa lebih lama-lama dengannya. Huftt merepotkan sekali. Masih lama kah kita tinggal satu rumah?

Tapi sayangnya, keadaan kemarin dia sakit. Aku baru menyadarinya saat aku mengetik ini. Muncul penyesalan harusnya aku enggak mengajaknya bermain sampai larut malam. Ditambah cuaca yang dingin sedangkan imunnya belum pulih. Jujur kepikiran. Harusnya kalau dia tidak aku ajak main sampai larut malam, dia bisa istirahat. 

Saat mas baca bab ini, aku minta maaf ya, mas pacar. Uda egois ngajak mas main sampai malam padahal mas uda bilang ke aku kalau mas lagi sakit. Tapi aku ga sadar-sadar kl harusnya mas butuh istirahat.

Sekarang mari kita bahas malam itu.

Sama seperti sebelum-sebelumnya, kencan kami tidak akan luput dari tugas masing-masing. Tapi kali ini sebenarnya kita tidak ada tugas. Hanya saja aku ada job jokian yang perlu diselesaikan. 

Jujur kalau dipikir-pikir, isi dari kencan kami sepertinya hal wajibnya adalah tugas atau laporan. Entah dalam bentuk laporan atau dalam bentuk laptop. Sangat bersyukur memilikinya. 

Aku sebenarnya tidak tahu apakah dia bosan dengan suasana seperti itu atau tidak. Mas bosen enggak? Jujur aku sendiri sebenarnya bisa saja tidak melibatkan tugasku dalam kencan kita. Tapi sebenarnya aku juga bingung kalau kencan kita tidak diisi dengan mengerjakan tugas, mau diisi apalagi coba? Karena aku benar-benar jatuh cinta dengan pemikirannya. Setiap dia memberiku ilmu baru, menjelaskan sesuatu, menjawab etiap pertanyaan yang aku ajukan, aku seperti jatuh cinta sekali lagi. Rasa-rasanya perasaanku tumbuh seperti sedia kala ketika dengan lihainya dia menjelaskan sesuatu kepadaku. Aku benar-benar dibuat jatuh cinta dengan pemikirannya.

Aku adalah orang yang cukup rumit. Bahkan bagiku ini sudah menyusahkan karena berdampak pada diriku dan sekitarku. Bagian yang rumit adalah isi kepalaku. Sama seperti bab-bab sebelumnya, tingkat ovtku menurutku cukup tinggi. Ya meskipun memang ada banyak orang yang lebih ovt dariku.

Namun, dengan sabarnya dia selalu menjawab pertanyaan-pertanyaanku. Aku menyukai pemikirannya yang sederhana. Meskipun aku tahu, kadang ada beberapa saat dimana dia juga memiliki pemikiran yang rumit juga. Dia dengan sabarnya mencari cara agar aku mengerti dan memahami maksud dari perkataannya. 

Omong-omong saat pertemuan, aku ingat kalau dia mengkode bahwa H-10 itu apa. Mungkin dia tidak sengaja mlihatnya di home screenku. Jelas saja aku tidak menjawabnya dan berpura-pura tidak tahu lalu melanjutkan perbincangan yang lain atau aku sibuk mengerjakan tugas-tugasku. Entah benar-benar teralihkan atau memang menurutnya pembahasan hari ulang tahunnya tidak sepenting itu. Padahal bagiku itu spesial.

Apapun tentangnya adalah spesial.

Termasuk mimpi-mimpinya, harapannya, rencana masa depannya.

Berdo'a banget semoga aku akan dan selalu bahagia atas bahagianya.

MonokromTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang