Hari ini h+1 setelah dia pulang dari kotaku. Dia kesini hanya 2 hari 1 malam. Awalnya dijadwalkan pada tanggal 22 Januari. Namun, kabar baik datang kepada dia yang membuat kami harus membatalkan janji pada tanggal 22 tersebut.
Sejujurnya kami hendak membatalkan pertemuan kami kali ini. Berpikir bahwa sekalian saja LDR 2 bulan. Dia yakin bisa. Aku? Jelas tidak. Bahkan aku tidak menjamin bahwa aku bisa untuk tidak mencari huru-hara yang lebih besar dari sebelumnya. Ya, aku merindukannya sangat dan aku butuh mengisi energiku untuk berinteraksi dengannya secara langsung.
Bahkan ketika dia mengusulkan ide tersebut, aku meragukan untuk mengiyakannya tapi aku takut jika aku menolak sarannya, aku akan merepotkannya jika dia memang tidakk bisa ke kotaku karena merepotkan 1 dan yang lain hal.
Tapi kita memutuskan untuk bertemu. Alih-alih menunda, kami memajukan jadwal pertemuan kami sebelumnya. Jadi begini rasanya jika perasaannya setara?
Dia berkata, "Aku sebenarnya ga masalah jika kita tidak bertemu, aku tidak ke kotamu. Aku kesana hanya untuk membuatmu senang,"
Selamat, caramu berhasil, Tuan. Saya sangat senang akan hal itu.
Saya senang Tuan meluangkan waktunya untukku. Meskipun aku tahu bahwa Tuan memang memiliki waktu luang yang banyak. Terkesan tidak ada yang spesial tapi tetap saja bagiku, hal tersebut spesial.
Aku bersamanya tepat dimulai pada pukul 07.00 pagi. Ya, aku mengawali hariku dengan menjemputnya di stasiun dan menghabiskan 1 hariku full 12 jam lebih bersamanya. Untuk seorang introvert sepertiku, hal tersebut tidak mungkin terjadi jika dia memang bukan orang yang spesial. 12 jam lebih terlalu lama untuk aku berinteraksi dengan 1 manusia yang sama. Tapi bersamanya, aku merasa seperti menambah daya energiku yang memang sudah habis dari sebelum-sebelumnya.
Aku senang saat bersamanya.
Pagi hari diawali dengan membeli makanan untuknya karena dia dari rumah sudah berangkat pada pukul 5 pagi hari kalau tidak salah. Pagi hari jelas tidak banyak warung buka jadi kita membeli sate. Ya cukup terkejut dengan harga satenya 1 porsi tapi mau bagaimana lagi. Masih jarang orang buka warung makanan di pagi hari. Kita berencana ingin ke koridor. Tapi tetap saja kampusnya tempat yang paling nyaman dan selalu menggoda untuk aku singgahi. Lalu kita memutuskan untuk ke kampusnya saja langsung, haha. Rasanya sudah lama tidak mendatangi tempat itu. Maklum, jika tidak ada dia, tentu saja kampusnya hanya sekedar kampus dan sama seperti kampus-kampus lainnya. Tidak menarik.
Hari itu aku sedang menjalankan UAS. Iyap, di hari yang sama aku melaksanakan UAS tapi secara online. Tenang saja, tanpa meninggalkan tanggung jawabku, aku bisa menghandle semuanya dan dia adalah partner yang bisa aku ajak untuk kerja sama dengan baik. Aku mengerjakan UAS sedangkan dia melaksanakan makan pagi bersama sate yang sudah dia beli.
Omong-omong soal satenya, dia berniat membeli yang murah. Ternyata kami salah besar, satenya saja seharga 18k seporsi. Padahal dia berkata, "Terlalu mahal untuk anak kos," setiap kali aku yang menyarankan makanan untuk dia makan di pagi hari. Tapi sungguh, aku tidak mempunyai saran yang bagus untuk makan pagi di kotaku selain makan MCD atau makan gacoan di resto yang buka 24 jam. Aku ajak ke ayam yang dijual di Indomaret juga dia tidak mau. Memang terkadang mode perempuan dia juga bisa aktif sewaktu-waktu.
Selepas makan dan mengerjakan UAS, kami masuk ke dalam CW kampusnya. Dia membantuku mengerjakan tugas akhirku dan aku melanjutkan UAS untuk mata kuliah keduaku. Tidak seperti sebelumnya, aku mulai tidak fokus ketika mengerjakan mata kuliah keduaku. Ya mungkin suasananya atau aku merindukan interaksiku bersamanya. Tapi tenang saja, aku bisa kembali fokus untuk mengerjakan kembali UAS-ku.
Apakah 1 bab ini cukup untuk menceritakan satu hari penuhku dengannya? Tapi tidak masalah, ini ceritaku, ini milikku dan aku akan menceritakan seluruhnya. Semoga tidak bosan bagi yang membacanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Monokrom
Romansa"Sebelumku kenal kamu, duniaku kelabu," "Dan kau datang membawakan cinta, yang tlah lama kunanti," "Oh, kasihku. Kau membuat dunia, indah dijalani," There's nothing special if it doesn't have him in it