Untuk selanjutnya mungkin sudah mulai lepas dari runtutan waktu dan kejadian yang sebenarnya. Ya karena memang kegiatan kita hanya itu-itu saja. Bertemu seminggu sekali kalau ada uang, kalau ada waktu, kalau dia tidak pelatihan, kalau aku tidak bekerja. Kalau waktu dan uang tidak mendukung, tentu saja kita tidak menuntut masing-masing atau bertemu di tempat yang mendukung budget keuangan kita atau memang ujung-ujungnya kita makan geprek, kebab di kampusnya yang jujur sangat mendukung sekali untuk berpacaran, hehe. Maaf bapak/ibu dosen karena kami menyalahgunakan tempat belajar mengajar.
Tapi tentu itu tetap menyenangkan. Bahkan masuk salah satu favoritku. Ya meskipun tidak munafik juga kadang aku bosen, butuh suasana baru. Kadang kita ke kodam kalau lagi kaya raya. Karena siapa yang tidak tahu bahwa kodam dengan segala godaan makanannya amat sangat menggiurkan. Aku tentu saja habis 50k sekali jalan ke sana, hehe.
Kadang kita juga ke kafe meskipun membeli makan atau minuman seharga under 20k tapi duduknya 4 jam-an. Ya harap dimaklum, kita masih sama-sama mahasiswa. Apapun itu, saya bersyukur dengan gaya pacaran kita. Setidaknya, saya bisa bahagia tentang hal kecil yang sudah kita lakukan. Intinya, asal makan, aku senang, hehehe.
Ini bulan ke-3 kita jalani hubungan. Sebenarnya enggak bulak ke-3 banget si. Soalnya kita mutusin buat pacaran itu sekitar pertengahan Oktober dan untuk tanggalnya tidak bisa dipastikan karena sampai saya mengetik ini, saya belum mengiyakan ajakan pacarannya. Mas pacar tidak mementingkan itu sih. Katanya, "Status mah ga penting. Yang penting jalaninnya bagaimana."
Dengan statment yang seperti itu, jelas terlihat siapa yang menuntut status, bukan? Yes, i'm. Aku yang menuntut status itu tapi aku sendiri yang tidak menjawabnya, hehehe. Malu guysss.
Aku meminta kepastian karena aku mau hubunganku jelas. Sampai sejauh mana aku bisa menuntut atas dirinya, sampai sejauh mana aku harus menjaga diriku, sampai sejauh mana aku boleh memamerkan dirinya kepada orang-orang, hahaha. Kan kasian sekali jika aku menceritakan tentang dirinya kemana-mana tapi status kita hanya sebatas teman. Ditambah dia anak teknik, hahaha. Tetap saja, meskipun di awal aku mau berpacaran dengan anak teknik, aku tetap takut jika memang dia seperti mas-mas teknik lainnya. Kita sama-sama tahu bahwa bagaimana buayanya mas-mas teknik apalagi dia masuk di kampus favorit 2 teknik setelah ITB.
Tapi anehnya, dia tidak pernah pacaran. Kalian percaya tidak?
Aku tidak tahu di bab sebelumnya apakah aku pernah menceritakan ini atau belum, tapi akan tetap aku ceritakan. Balik lagi, topik tentang dia selalu menyenangkan.
Dia tidak pernah pacaran katanya. Aku jelas awalnya tidak percaya sama sekali. Apaan anak teknik dengan segala tipu dayanya tidak pernah berpacaran. Terlebih lagi di jurusannya banyak cewek-cewek. Bahkan cewek-ceweknya lebih banyak di kelas daripada sama cowok. Awalnya itu, gusy. Akhirnya aku percaya statmentnya karena bagaimana dia memberlakukan saya awalnya sangat kaku. Bahkan tiap kita selesai keluar awal-awalnya selalu mengevaluasi. Entah tentang bagaimana perlakuan dia ke saya. Entah tentang perlakuanku ke dia. Intinya bagaimana kita berdua mau diberlakukan. Seru, bukan? Disini bagiku letak keseruanku tentang kita. Bagaimana kita bebas mengutarakan mau kita masing-masing. Tinggal pilih bagian mana yang bisa direalisasikan. Jika tidak bisa, tinggal cari opsi lain atau cukup diminta pengertiannya kalau memang kemampuan pasangan cuman sebatas itu.
Dan yaa ternyata memang dia tidak tahu apa-apa. Dia tidak peka, dia tidak tahu kode-kodean, dia tidak berperasaan kadang, dia tidak tahu bagaimana cara mengekpresikan perasaannya, cara mengerti perasaanku.
Tapi dari semua ketidaktahuanku, aku tahu dia berusaha buat belajar mengatasi ketidaktahuannya. Aku menyukainya. Aku suka ketika dia tidak tahu, dia memilih untuk mencari tahu daripada harus menuntutku untuk memaklumi ketidaktahuannya.
Dia sangat baik, Tuhan. Tolong jaga dia dengan baik. Tolong beri aku kesempatan buat jaga dia dan ngasih dia kebahagiaan lewat caraku.
Surabaya, 1 Januari 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Monokrom
Romance"Sebelumku kenal kamu, duniaku kelabu," "Dan kau datang membawakan cinta, yang tlah lama kunanti," "Oh, kasihku. Kau membuat dunia, indah dijalani," There's nothing special if it doesn't have him in it