•> Part 09

22 4 2
                                    

Veana baru saja selesai bimbel, gadis kecil itu tak henti-hentinya mendumel lantaran pak Wira telat menjemputnya. Sedangkan Gavriel sang kakak hari ini tidak berangkat bimbel karena bentrok sama latihan basketnya yang sebentar lagi akan mengikuti kompetisi jadilah ia lebih mementingkan latihan basketnya.

Sudah hampir sepuluh menit menunggu namun pak Wira tak kunjung datang akhirnya Veana memutuskan untuk membeli minuman di minimarket dekat tempat bimbel karena sangat haus dan bekal minumnya juga habis.

Usai mengambil botol minuman kemasan ia segera menuju kasir untuk membayarnya namun gadis kecil itu kebingungan karena tidak menemukan uangnya didalam tas ataupun saku bajunya ia menatap mbak kasir dengan ketakutan.

" M-maaf mbak uang aku nggak ada" Cicit Veana lirih.

" Ya terus mau gimana dong, itu udah kamu buka tutupnya jadi harus kamu bayar!"

" Eumm...nanti aku janji bakal bayar tapi aku pulang dulu ya buat ambil uangnya"

" Bayar sekarang lah, mana bisa kayak gitu!"

" Duhh mbak, ini beneran dompet aku hilang, aku nggak bohong"

" Itu trik lama dek, saya udah sering ketemu orang kayak kamu!"

" Mbak aku nggak bohong, aku udah coba telpon Mama aku tapi nggak diangkat-angkat"

" Makanya kalo nggak punya uang jangan sok, miskin aja pake sok-sokan jajan di minimarket"

" Maaf mbak, aku pulang dulu ya? Aku ambil uang dirumah, janji aku nggak akan kabur"

" Bayar sekarang atau saya laporin kamu-"

" Maaf ini ada apa ya?" Tanya seorang gadis sekitar sepuluh tahunnya menghampiri keributan yang terjadi.

" Ini loh, adek ini nggak punya uang tapi maksa jajan di minimarket mana belinya cuma air mineral lagi dah gitu nggak bisa bayar pula, lagian kalo emang nggak punya uang mbok ya jangan banyak gaya"

" Enggak kak, aku bisa bayar kok! Tapi uangku hilang" Ucap Veana dengan suara kecil, tangannya sudah gemetaran dan keringat yang keluar dari pelipisnya. Sepertinya anak itu sangat ketakutan.

" Nama kamu siapa?" Tanya gadis tadi

" V-vee, na-namaku Veana kak"

" Bayar pake uangku aja mbak" Ujarnya.

" Beneran dek?" Tanya mbak kasir

" Iya, lain kali kalo ada yang nggak bisa bayar nggak usah sampai segitunya ya mbak, emang situ udah sekaya apa sampai ngatain orang lain miskin?" Balas gadis itu

" I-iya dek maaf"

" Sekalian total belanjaanku, hitung sekalian aja" Gadis cantik itu memutar bola matanya malas.

Seusai masalah tadi, kedua gadis kecil itu segera keluar dari minimarket.

" Ishh! Masa dikatain miskin, kalo Papa tau, bisa abis dia" Gerutu Veana dengan pelan.

" Kenapa?" Tanya gadis disebelahnya keningnya mengerut dengan bingung saat mendengar suara Veana yang tidak jelas.

" Hah? Apanya yang kenapa? Eh? Oh itu anu...duh apa sih" Gagapnya

SWEET HOME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang