Sekuel Apa itu rumah?
Kehidupan Deven-Anneth setelah menikah.
perjuangan seorang ayah dalam melindungi keluarganya yang terancam akan incaran orang-orang yang berniat jahat. akankah ia bisa melindunginya??
YANG TIDAK SUKA BISA LANGSUNG SKIP TANPA HA...
Nashwa yang sudah kembali ke ruangannya langsung duduk dikursi kerjanya sambil menghela nafasnya dan memijat dahinya pikirannya terus memikirkan ucapan Anneth barusan. Hingga tanpa sadar pandangannya tertuju pada Friden yang terlihat tengah menulis sesuatu di ruang kerja pribadinya.
" Meskipun sikapnya sangat menyebalkan Anneth benar gue dan Friden harus bisa saling bekerjasama, satu-satunya jalan untuk mendapat kepercayaannya secara utuh gue harus menahan ego gue sedikit lebih banyak saat mengahadapi Friden"
Friden yang merasa diperhatikan lantas menghentikan kegiatan menulisnya lalu menatap kearah ruangan pribadi Nashwa, keduanya kini jadi saling tatap dengan pikiran masing-masing ia juga teringat oleh ucapan Deven dan Bryan tadi siang tentang dirinya yang harus bisa percaya dengan orang lain terutama teamnya sendiri.
Secara bersamaan mereka berdiri dan menghampiri pintu ruangan masing-masing lalu keluar untuk pulang disepanjang lorong menuju lift mereka saling diam tidak ada yang membuka suara sama sekali.
" Gimana caranya mulai bicara dengan balok es ini? Marah padanya lebih mudah daripada bicara baik-baik gue coba minta maaf aja dulu lah, semoga ada keajaiban muka datarnya tersenyum sedikit misalnya membayangkan aja udah mustahil nggak mungkin Nashwa!" Batin Nashwa terus berperang dengan pikirannya sendiri.
Karena sangking sibuknya dengan pikirannya sendiri Nashwa yang kebetulan berjalan dibelakang Friden sampai tidak menyadari jika pria itu menghentikan langkahnya secara tiba-tiba alhasil ia menabrak punggung tegap Friden.
" Aww... hai kalo mau berhenti tiba-tiba bilang dong" Ujarnya seraya mengusap hidungnya yang terasa nyeri.
Friden berbalik dengan eskpresi datar menatap Nashwa yang memegangi hidungnya sendiri dengan wajah kesalnya.
" Lo yang nggak fokus saat berjalan bukan gue yang nggak bilang-bilang, ini pelajari semua data tertulis disitu" Ucap Friden sembari menyodorkan berkas berbentuk buku bersampul biru dengan inisial F.R.P dibagian bawah kanan sampulnya pada Nashwa.
Nashwa menerima dengan ekspresi bingung."Ini data pasien yang akan ditangani team 2?" Tanyanya
" Bukan, itu berisi case yang pernah gue tangani disana juga ada data pasien yang saat ini masih ditangani team 2 yang belum diberi cap closed masih ditangani team 2. Pelajari dan tanyakan jika ada yang belum Lo pahami!" Ujarnya
Nashwa menatap Friden dengan tatapan heran bercampur tidak percaya.
" Satu lagi, gue nggak ngeremehin kemampuan Lo jadi jangan mengacau lagi" peringat Friden lalu berbalik dan melanjutkan perjalanan pulangnya meninggalkan Nashwa yang masih terlihat kaget.
" Dia habis makan apa bisa jadi seperti itu? Kepalanya abis terbentur gue rasa, tetep aja ada sisi menyebalkannya. Dia sebut gue tukang mengacau benar-benar! Ishh sabar Nashwa sabar ini salah satu pertanda baik bahwa Friden mulai percaya sama Lo" gumamnya
Tanpa diketahui keduanya, Raisya melihat obrolan mereka sejak tadi dengan eskpresi curiga.
" Kamu bahkan nggak pernah mengijinkan aku menyentuh buku catatan pribadimu itu, aku harap ini hanya wujud kepercayaan sesama dokter bedah satu team yang sewajarnya Mas!" Batin Raisya.
###
*** Instagram on.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.