•> Part 16

18 2 0
                                    

" Bee, sebenernya kamu cinta aku nggak sih?" Tanyanya Anneth tiba-tiba.

" Menurutmu?"

" Kayaknya enggak sih"

Usai berkemas keduanya menikmati moment berdua mereka diatas tempat tidur, moment yang jarang mereka dapatkan saat dirumah karena sering diganggu oleh kedua buah hatinya.

" Salah" Balas Deven

" Benernya?"

" Kebalikan enggak apa?"

Anneth berdecak memutar matanya malas, sedari dulu Deven memang selalu gengsi jika menyangkut perasaannya."Halah! gengsi mulu digedein, kali-kali nyenengin istri kek"

" Oh, mau minta duit berapa? Aku transfer sekarang"

" Bukan minta ditransfer duit, sekarang maunya ditranfer kasih sayang"

" Oh oke"

" Oke apa?"

" Ditransfer kayak yang kamu mau"

" Apaan?"

" Ya, tadi kamu minta ditransfer apaan?"

" Transfer cinta, transfer duit-"

" Nah, yaudah aku mau transfer itu"

" Transfer itu apa?"

" Transfer yang kamu mau sekarang"

" Iya, apaan?"

" Apaan, apa?"

" Tau ah!" Dengan kesal Anneth meneguk minuman hangat yang sempat dia buat sebagai pereda flu."Kamu mau nggak?" Tanyanya menyodorkan gelas pada Deven.

Deven menggeleng."Enggak, kan kamu yang flu. Ngobrolnya jangan ditempat tidur sayang, nanti aku nggak tahan"

Anneth melotot seketika."Astaga! Masa cuma rebahan sambil ngobrol aja nggak tahan?"

" Ck. Emang kamu mau ngelayanin aku lagi?" Tanya Deven berkacak pinggang.

Anneth menyengir."Jangan dulu ya? Aku kan lagi flu"

Anneth turun dari tempat tidur berjalan kearah balkon dan duduk disana, diikuti oleh Deven yang mengambil duduk tepat disebelahnya.

Perempuan itu memperhatikan suaminya yang sebenarnya sangat tampan, mirip aktor Korea gitu. Kulitnya putih, mukanya mulus, badannya berotot pantas saja banyak cewek yang suka padanya. Contoh si Viola dokter koas itu setiap hari mencari cara agar bisa dekat dengan suaminya.

Tangan Deven tiba-tiba memeluk pinggang Anneth, ahh bikin hati makin meleleh aja. Apalagi ketika suaminya itu mengecup punggungnya hati Anneth semakin jatuh cinta dengan perlakuan manis sang suami yang jarang ditunjukkan dihadapan umum itu.

" Bee"

" Hmm?"

" Jangan peluk aku kayak gini" Jujur Anneth nggak tahan kalo Deven memeluknya dari belakang begitu.

" Kamu mau minta duit berapa, biar aku dibolehin meluk kayak gini?" Bukannya dilepasin Deven justru semakin mengeratkan rengkuhannya.

Posisi seperti ini membuat keduanya sangat nyaman. Dan mereka menyukai itu.

" Aku nggak mau minta duit" Anneth menghela nafasnya lelah."Kalo kamu kayak gini aku nggak bisa tidur, aku pengen tidur dulu, kepalaku pusing"

Terdengar helaan nafas, tapi tangannya tetap saja melingkar di pinggang ramping sang istri. Tidak ada jawaban, Deven tetap diam meresapi aroma tubuh sang istri yang selalu memabukkan.

SWEET HOME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang