•> Part 18

18 4 0
                                    

Diruang ICU section 3 terlihat Anneth sedang membantu melakukan CPR pada artis bernama Claudia Brenanda yang kondisinya sudah sangat memprihatinkan. Nashwa langsung mengambil alih CPR dari Anneth.

Deven memeriksa kondisi fisik pasien mulai dari mata, kuku dan pergelangan kaki.

" Siapkan difibrillator!" Perintah Friden pada suster Kia, setelah itu memeriksa nadi dileher pasien.

Suster Kia dibantu suster lainnya membawa defibrilator.

" Mulai dari 200mV shock" komando Nashwa dan mulai mendefibrilator jantung Claudia.

Nashwa mendengar denyut jantung Claudia belum kembali mencoba sekali lagi defibrilator.

" Sekali lagi shock!" Ujarnya lalu mendefibrilator ulang dan mencoba mendengarkan lagi denyut jantung didada Claudia."Denyutnya kembali" Ujarnya menghembuskan nafas lega.

" Denyut nadi kambali stabil, untuk sementara lakukan tes keseluruhan apakah perlu tindakan operasi dan gunakan pengobatan farmakology serta pantau kondisinya dulu" Ujar Deven sambil mengecek denyut nadi dipergelangan tangan Claudia dan lehernya.

" Gunakan obat ini sesuai yang sudah aku tulis, pasang alat pemantau jantung dan pantau terus pergerakannya. Hubungi dokter spesialis penyakit dalam juga, untuk melakukan pengecekan organ dalam lainnya. Henti jantung ini pasti akibat komplikasi dari organ lainnya" Ujar Friden menambahkan.

" Bagaimana episode Anoreksia Nervosanya?" Tanya Deven pada Anneth.

" Melihat dari kondisi rambut, kulit dan bibirnya yang kering, episode mengalami penambahan secara signifikan dari terakhir kali pasien mengunjungiku dari keterangan managernya juga pasien mengganti konsumsi makanan dengan kapas yang diberi air untuk menghilangkan rasa laparnya. Pasien melihat dirinya masih terlalu gemuk meski sudah dalam kondisi seperti sekarang adalah tanda episode halusinasi emosinya juga mudah meledak sebagai efek samping lanjutan" Jelas Anneth panjang lebar.

" Hubungi dokter spesialis syaraf juga untuk mengecek kondisi syarafnya karena kondisi emosi seperti itu" Ujar Deven sedikit kesal mengingat siapa yang dimaksud.

" Suster tolong hubungi dr. Bastian untuk turut membantu melakukan pengecekan pasien bernama Claudia Brenanda" Perintah Nashwa pada suster yang lainnya.

" Sebaiknya pasien yang satu ini kita beri ruang khusus yang nggak bisa dimasuki media. Pasien akan semakin stress dan berdampak pada kondisi psikis juga fisik, ini termasuk perlindungan privasi pasien yang ada dalam aturan RS terutama pasien sakit jiwa" Uangkap Anneth.

" Hubungi team keamanan untuk mengamankan semua awak media yang ingin masuk untuk melihat. Untuk sementara minta Bryan buat memberikan keterangan pada awak media bahwa saat ini pasien tidak bisa diganggu karena dalam proses penanganan team medis RS dengan dokter bedah jantung yang memberikan keterangan maka tidak akan ada yang tahu kalo pasien mengidap kelainan jiwa" Usul Friden.

" Aku setuju, kamu cerdik juga ya" puji Anneth mendengar usulan Friden barusan.

" Tapi kenapa harus Bryan? Kenapa nggak diantara kalian berdua aja yang memberikan keterangan biar cepat" Ucap Nashwa, menurutnya kalo harus memanggil Bryan akan membutuhkan waktu yang lama lagi.

" Bryan lebih pandai bicara dari aku ataupun Friden. Atau kamu mau jadi juru bicara RS pada awak media itu Wa?" Tanya Deven.

Nashwa menggeleng tegas."Eh nggak mau! Aku juga nggak pandai bicara apalagi sama awak media, nanti aku salah bicara"

" Tapi kamu sangat pandai saat menjawab kata-kataku terutama saat marah" Celetuk Friden menyindir.

" Kalo itu lain, aku hanya membela diri. kamu juga sama, nggak pintar bicara apanya? kamu sangat pintar bicara saat memarahi atau membentakku, kenapa mengutus Bryan buat jadi jubir ke media? Kamu bisa saja keluar menghadapi media dan marah-marah dengan ekspresi datar seperti biasanya kamu memarahiku"

SWEET HOME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang