•> Part 10

54 4 8
                                        

Hari pertama Zhee masuk ke sekolah barunya membuat anak itu antusias untuk mengeksplor fasilitas yang ada di sekolah setaraf internasional ini. Zhee menatap sekelilingnya. Kantor administrasi ini lumayan besar, tidak tapi sangat besar baru kali ini ia melihat kantor administrasi sekolah seperti lobby hotel bintang lima. Ini baru sebagian gedung aja yang dia lihat tapi sudah membuatnya kagum bagaimana jika keseluruhan gedungnya.

" KAK ZHEEE!!"

Mendengar namanya dipanggil membuat Zhee menghentikan langkahnya. Ia menoleh mendapati gadis kecil yang beberapa hari lalu ia tolong.

" Aku baru tau ternyata kakak sekolah disini juga" Ujar Veana

" Iya, aku baru pindah hari ini" Balas Zhee tersenyum."Ada apa Vee?"

" Oh itu, aku cuma mau ngasih tau kalo Mamaku pengen ketemu kakak jadi siang ini kakak mau kan makan siang bareng dirumahku"

Zhee tampak berpikir sebelum akhirnya mengangguk."Boleh, oke nanti aku kerumahmu"

" Nanti kita berangkatnya barengan aja ya kak biar gampang, kalo gitu aku duluan ya bye-bye" Veana berlari berlawanan arah dengan Zhee.

Zhee terkekeh melihat tingkah anak itu lalu kembali melanjutkan langkahnya mengelilingi sekolah.

" Hai" Sapa Alana ramah.

" Eh?" Anak perempuan tersebut lantas menoleh dan tampak terkejut dengan kedatangan Alana.

" Kenalin aku Alana" Ucapnya

" Zhee hehe" Ucapnya senang seraya menjabat tangan teman barunya itu.

Alana dan Zhee sepertinya cepat sekali akrab karena mereka sama-sama periang dan ramah, keduanya saling bertukar cerita hingga terkuak kalo mereka akan menjadi teman sekelas. Setelahnya Alana mengajak Zhee untuk ke kantin karena jam istirahat juga sebentar lagi habis.

Sementara itu disalah satu kelas di Universitas negeri ternama terlihat beberapa mahasiswa yang tampak resah menunggu kedatangan dosen yang akan mengajar.

" Siapa sih dosennya, lama bener?" Tanya Samudra, mahasiswa semester 4 jurusan manajemen bisnis internasional itu pada teman akrabnya.

" Bu Nara" Jawab Reno singkat, temanya yang satu ini memang sedikit irit bicara.

" Wih dosen killer itu ya? Yang katanya cantik tapi sok galak gitu bukan sih? Yang kemarin Ririn bilang 90% anak kelasnya dapet C" Tanya Samudra mengkonfirmasi.

Andy mengedikan bahunya acuh."Iya kali" Jawabnya malas.

" Gue jadi penasaran kayak apa itu dosen. Katanya wajahnya judes banget tau, dah gitu kalo lagi jelasin nggak boleh bertopang dagu, telat satu menit pintunya di kunci dari dalem, terus nilainya dikasih minus. Itu dosen apa pembunuh berantai? Suka banget matiin masa depan mahasiswanya" Gerutu Samudra yang tak digubris Reno maupun Andy.

Samudra membenarkan duduknya menatap ke depan kelas, dan saat itu juga matanya memincing mendapati seorang perempuan memasuki ruang kelas dengan sebuah buku ditangan kanannya.

" Selamat siang semuanya" Sapa perempuan itu dengan riang.

" Siang Bu" jawab seisi kelas.

Andy langsung memasukkan ponselnya dan Reno menutup buku serta melepas earphonenya. Keduanya memposisikan diri siap belajar tidak seperti sahabat ajaibnya didepannya. Punggung tegap Samudra mulai condong kedepan, bahkan kursinya hampir terjungkal menahan badannya kalo saja Andy tidak menahan punggung kursi cowok itu.

" KAK!!" Ucap Samudra dengan suara lantang sambil mengangkat tangan kanannya.

Seisi ruangan menoleh padanya termasuk kedua sahabat dibelakangnya yang sudah bersiap menutup wajah kalo-kalo si biang onar ini berubah yang lebih memalukan.

SWEET HOME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang