•> Part 02

49 4 0
                                        

D' Amerta residence merupakan kawasan perumahan elit di Jakarta mayoritas penduduk di sini adalah orang-orang yang memiliki wewenang tinggi, dihormati dan disegani karena status sosial mereka. Disalah satu rumah terlihat seorang pria yang tak henti-hentinya mengomel sejak semalam.

" Sayang! kita tunggu aja kabar dari El, dia juga pasti punya alasan" Jelas seorang wanita yang masih terlihat cantik dan awet muda itu berusaha menenangkan sang suami yang sedari tadi tak berhenti mengomel.

Kegagalan acara kemarin membuat Deven senewen. Sedari tadi pria itu terus berjalan mondar-mandir setelah itu kembali duduk ia benar-benar gusar dan dongkol pada putranya itu.

Bagaimana tidak kesal putranya yang baru saja masuk kelas lima SD sudah ikut komunitas paralayang jelas tidak sepantasnya diikuti anak seusianya. Terlebih kemarin Gavriel tidak menghadiri acara perayaan ulang tahun Mariana Christiandi sang eyang buyut yang juga akan memperkenalkan Gavriel serta adiknya Veana secara resmi kepada kolega-kolega perusahaan sebagai ahli waris dan itu semua gagal total akibat ulah putra sulungnya.

" Kalo dia pulang ntar bakalan aku-"

" Kamu mau marahin dia gitu?" Pertanyaan lembut dari wanita yang sedari tadi mengusap rahang tegasnya itu sukses membuat Deven menatapnya.

" Marah? Nggak cuma marah"

" Terus?" Ucapnya kemudian beranjak dari pangkuan sang suami beralih duduk di sofa depan pria itu sembari mengangkat sebelah alisnya menunggu ucapan sang suami.

" Akan aku kurung si pembuat onar itu di basement rumah" titah Deven kesal.

" Kalo hukumannya kayak gitu kamu bakal kehilangan anak laki-laki, semisal nanti El mati kehabisan napas dalam kurungan, gimana?" wanita itu tersenyum simpul, menggoda suaminya yang memang tidak pernah tega melihat putranya sengsara. Ia tau betul suaminya itu sangat sayang pada putra mereka walaupun jika bertemu tidak pernah akur.

" Yaudah, tinggal bikin aja lagi" Jawabnya enteng.

" Enak aja! Kita udah sepakat ya dua anak cukup! Nggak ada acara nambah lagi"

" Hm, kalo gitu aku bakal narik uang bulanannya"

" Kamu lupa? Dia kan jarang makan dirumah, dia selalu beli makanan di luar nanti kalo dia kelaparan gimana?"

" Punya anak laki satu ngerepotin banget, sayang sewaktu kamu hamil dia dulu nggak dijampi-jampi kan? Heran kok ada anak bandel banget kayak dia beda sama adiknya" Ucapnya sembari memijat pelipisnya frustasi.

" Haha... nggak heran lah dia kayak begitu, orang turunan kamu banget lupa dulu waktu muda kamu juga bandel kayak El" Terdengar tawa renyah Anneth, yang notabenenya adalah ibu Gavriel wanita yang sedari tadi menenangkan suaminya yang marah-marah karena kegagalan acara pesta ulangtahun sang Oma dikarenakan ulah Gavriel putra sulung mereka.

" Tapi aku nggak pecicilan kayak dia, mungkin itu turunan kamu!"

Mata Anneth membulat."Apa?! Jadi kamu nyalahin aku?"

" Bukan nyalahin tapi El emang lebih mirip kelakuan kamu sementara Vee mewarisi sifat aku"

" Tapi kadang El juga nurunin sifat dingin kamu!"

" Ah udahlah, aku udah pusing mikirin kelakuan anak kita jangan nambah-nambahin beban pikiran aku" Deven memijit pelipisnya yang berdenyut pusing hingga sebuah notifikasi telepon berdering mengalihkan perhatiannya.

" Ada apa?" Tanyanya langsung

" Lo dimana? Kita harus kumpul sekarang ada meeting mendadak"

" Ok, gue segera kesana" Deven mematikan sambungan teleponnya dan bergegas bersiap-siap.

" Kenapa?" Tanya Anneth mengernyitkan keningnya.

SWEET HOME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang