•> Part 11

15 2 0
                                    

Cahaya matahari pagi yang hangat menyinari bangunan megah berwarna krem dengan halaman asri yang terhampar luas di pusat kota Jakarta.

Deven dan Nashwa sampai di area divisi spesialis kejiwaan berwarna merah muda lembut, karena mendapat informasi dari suster disana yang mengatakan Anneth sedang kontrol ke salah satu kamar pasien. Deven dan Nashwa menuju ketempat Anneth sedang melakukan tindakannya.

Dari salah satu ruang rawat yang terdiri dari 4 orang pasien terlihat Anneth tengah menangani pasien perempuan bersama beberapa pemuda yang sepertinya para calon dokter yang sedang koas.

Anneth mengenakan kemeja polos berwarna pink muda yang tertutup jas putih dokter dengan nama dr. Shevanya Annetha Sp.Kj tersulam disaku jas putih dokternya. Rambut panjangnya diikat kuda rapi dengan poni yang menambah kesan anggun diwajah cantiknya, Make up tipis yang digunakannya sangat pas diwajahnya cukup membuat laki-laki yang melihat terpana.

Pasien Anneth wanita berumur 28 tahun jelas sekali terlihat tidak normal, wanita itu menggendong boneka seperti menggendong bayi sambil meninabobokan.

" Bagaimana update terakhir dari hasil terapy farmakologis minggu lalu?" Tanya Anneth pada salah satu dokter muda disampingnya.

*(Fyi. Farmakologis adalah terapy menggunakan obat pada pasien.)

" Setelah terapy terakhir, pasien masih menunjukkan penambahan episode, mulai berhalusinasi mendengar suara tangisan bayinya" Jawab salah satu dokter muda laki-laki yang berwajah oriental.

*(Fyi. Episode adalah istilah kedokteran untuk fase atau stadium bertambah buruknya kondisi penyakit pasien.)

Anneth menerima grafik history dan pantauan perkembangan pasien lalu mengamatinya dengan seksama.

" Selamat siang ibu Mutia, bagaimana kabarnya hari ini?" Tanya Anneth pada pasien bernama Mutia yang sedang meninabobokan boneka ditangannya sambil tersenyum ramah.

" Baik dokter, sangat baik karena anak saya sangat patuh hari ini" Ujar perempuan itu sambil tersenyum membicarakan anak yang sebenarnya tidak ada.

" Bagus sekali ya jika si kecil patuh hari ini, apa yang sedang dilakukannya sekarang?" Tanya Anneth.

" Tiara sedang menatap Bu dokter dan sepertinya dia suka pada Bu dokter, lihat dia mengulurkan tangan kanannya pada anda, anak yang pinter" Ucap Mutia

" Benarkah? Hai Tiara saya dr. Anneth yang merawat ibu kamu jangan nakal ya" Ucap Anneth sambil memegangi tangan boneka yang digendong Mutia seakan halusinasi Mutia benar-benar terjadi.

" Oh kamu haus sayang? Bisakah saya mendapat kan sebotol susu bayi dokter? Untuk anak saya Tiara?"

" Agam, tolong ambilkan sebotol susu untuk anak ibu Mutia, jangan lupa yang hangat dan khusus bayi" perintah Anneth pada salah satu dokter muda dibelakangnya sambil memberi kade dengan tanpa suara berbunyi 'kosong'.

Dokter muda bernama Agam itu menuruti perintah Anneth lalu kembali membawa botol kosong dan memberikannya pada Mutia.

" Silahkan Bu" Ucap Agam

Mutia menyodorkan botol susu kosong itu ke mulut boneka ditangannya seakan benar-benar sedang menyusui seorang bayi.

Anneth dan para dokter lainnya mengamati dengan seksama semua tindak tunduk Mutia termasuk Nashwa dan Deven yang melihat tingkah laku pasien itu dari luar.

" Apakah panasnya cukup Bu Mutia?"

" Sangat pas dokter Anneth, Tiara sangat lahap meminumnya"

" Sisa tinggal berapa susunya sekarang Bu?"

SWEET HOME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang