Part 4

16 2 0
                                    

Langsung aja deh


***

Varrel sampai di kampusnya mampir ke taman depan kampus. Sendirian dan merenung. Terlihat wajah Varrel yang bingung memikirkan sesuatu. Namun Varrel juga tak tahu bagaimana cara untuk memecahkan masalah yang ia pikirkan saat ini.

"Woeyy Rel,, udah dateng aja Lo". Sapa teman dekat Varrel dengan tepukan dipundaknya yang membuatnya kaget.

"Ehh ngagetin aja Lo Kei, baru Dateng nih gue". Balas Varrel pada Keinan selaku teman dekatnya itu.

"Gue tebak, pasti adik Lo lagi kan ?". Keinan percaya diri dengan omongannya itu.

"Ya,, apa lagi ? Ibu ngasih gue amanah sementara ayah ngga tau kapan pulang kesini. Dan gue ga bisa lakuin apapun". Jawab Varrel sedikit lesu.

"Udahlah bree, adik Lo juga masih diluar negri, masa iya Lo tinggalin kuliah dan pergi ke sono ?".

Varrel kembali berpikir. Ada benarnya juga apa yang dikatakan Keinan saat ini.

"Humm,, iya deh. Yaudah masuk yuk mau mulai nih kelas kita". Ajak Varrel menghentikan ovt nya.

Mereka berdua berjalan beriringan menuju kelasnya.

***

Cakra sampai di sekolah lebih cepat dari biasanya karena piket kelas. Selang 15 menit muncul Haidar dan Mahen yang berangkat barengan. Melihat Cakra membersihkan kelas mereka hanya berdiri bercanda.

"Widihhh seorang Cakra bersih-bersih". Sapa Haidar dengan tingkah khasnya.

"Ya ini karena piket, ayah aja sampe ngebut biar gue ga telat datangnya". Balas Cakra sedikit cemberut.

"Telat dari mana Kra ? Ini aja masih jam 6.30, masih setengah jam lagi kita mulai kelas wehh". Sahut Mahen yang ikut bercanda dengan Haidar.

"Ssttt,, udah, diem atau kalian gue buat piket juga hari ini". Tatapan Cakra sedikit tajam, mood nya yang berantakan karena ayahnya semalam pulang larut dengan keadaan tak menyenangkan.

"Sorry Cakra, sebenarnya Lo kenapa ? Setahu gue Lo yang pagi-pagi nyapa kita dengan senyum manis mu itu". Mahen kembali memberi pertanyaan pada temannya itu.

"Gue selesaikan ini dulu ntar gue cerita". Balas Cakra membuat Mahen dan Haidar mengangguk lalu duduk dibangku mereka masing-masing.

Cakra segera menyelesaikan semua tugasnya. Ya meski agak lama sih, 10 menit Cakra gunakan untuk membersihkan dan merapikan seisi ruang kelasnya agar pas pulang nanti dia tak dipanggil lagi untuk piket kedua kali.

Mahen dan Haidar menunggu Cakra dengan tatapan aneh. Mereka merasa bahwa kali ini bukan Cakra yang biasanya. Ada hal yang mengganggu pikiran Cakra saat ini. Mahen yang begitu peka masih menunggu Cakra sedangkan Haidar beralih mengeluarkan buku yang akan digunakan nanti.

"Cakra, sini, gue ada cemilan, Lo mau ?". Haidar mengeluarkan cemilannya juga untuk Cakra dan Mahen. Tak lain alasan Haidar adalah agar Cakra bisa mengubah moodnya kembali seperti biasa. Ya itulah Cakra si tukang ngemil kalau hatinya sedang tidak baik.

Cakra menghampiri Haidar lalu memakan cemilan itu beberapa kali.

"Ada apa Kra ? Cerita sama kita kalau itu bisa buat Lo tenang". Kata Mahen membuat Cakra menghentikan kegiatannya.

"Ga tau Hen, semalam gue nunggu ayah sampe larut tiba-tiba ayah pulang dalam keadaan mabuk. Gue ga tau apa alasannya". Cakra menjawab Mahen dengan wajah sedihnya.

"Gue sama sekali ngga ganggu ayah. Ayah juga ga bilang apapun. Sampai paginya tiba-tiba ayah udah di dapur buatin gue sarapan tanpa sepatah kata pun". Sedikit Cakra menjelaskan tentang paginya yang membuat moodnya berantakan.

"Sorry Kra kalau tadi gue keterlaluan". Sahut Haidar yang berhenti makan.

"Ngga Dar, emang gue yang salah, harusnya gue ga bersikap kaya gitu ke Lo". Balas Cakra menunduk.

"Udah, sekarang kita fokus pelajaran dulu ya, kalau Lo belum tenang sini peluk gue, barangkali bisa bantu Lo". Sahut Mahen disampingnya.

Benar saja. Cakra merasa tenang ketika Mahen memeluknya. Entah mengapa Cakra kembali merindukan ibu dan kakaknya. Cakra juga masih kepikiran tentang ayahnya. Ini pertama kalinya Cakra melihat ayahnya se-down itu hingga ayahnya memutuskan untuk mabuk diluar rumah.

***

Seperti biasa Varrel pulang kuliah menemui ibunya. Varrel memberi tahu tentang kebahagiaan yang akan Varrel dapatkan kali ini. Bukan mengenai ayah atau adiknya, melainkan mengenai tugas kuliahnya. Benar! Varrel menyelesaikan kuliahnya dengan cepat. Setelah semester depan Varrel wisuda dengan gelar yang dia impikan. Setelah itu Varrel mulai menginjakkan kakinya sebagai dokter, impiannya kini dimulai. Kalina yang mendengar itu tak berhenti tersenyum dan memuji putra pertamanya itu.

"Hebat sekali anak ibu, maaf ya,, ibu memisahkan kalian karena keegoisan ibu, maaf karena ga bisa lagi menyatukan kalian. Tapi ibu yakin suatu saat kalian akan bertemu dan bersama lagi".

Kalina mengusap kepala dan mencium pucuk kepala Varrel. Varrel hanya bisa membalasnya dengan senyuman. Tak lupa Varrel memberi bunga favorit ibunya yang dia beli ketika menuju rumah sakit.

"Varrel janji akan nemuin adik kecil. Ibu bertahan ya, sembuh dengan cepat agar kita bisa berkumpul lagi". Kata Varrel masih dengan senyumnya lalu mencium tangan lembut ibunya.

Kalina kembali tersenyum dengan anggukan kecil membuat Varrel menemui harapan. Hanya satu yang Varrel harapkan yaitu ibunya sembuh dan bertemu lagi dengan Cakra.

Hari mulai berganti. Matahari mulai menenggelamkan dirinya. Varrel tak ingin meninggalkan ibunya namun Varrel juga harus kembali belajar. Varrel berpamitan untuk pulang. Kalina mengangguk dan memberi salam serta senyuman pada putranya. Kini Varrel pulang dengan mobil yang dihadiahkan ayahnya untuk ulang tahun + keberhasilannya di beberapa semester.

Dengan laju yang sedang Varrel memutar musik yang sama dengan kesukaan Cakra tanpa dia ketahui sebelumnya. Ravendra yang masih terus berkomunikasi dengan Varrel memberi tahu tentang perkembangan Cakra. Tak lupa beberapa foto dikirimkan oleh ayahnya agar suatu saat nanti mereka bertemu langsung mengenali satu sama lain.

***

Kepo temannya Varrel ?

Nihh

Keinan Revano

VaKra K.H || END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang