~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~
"Ketahuilah bahwa ada bulan yang selalu menunggu matahari untuk mendapatkan sinarnya, sampai saat itu bertahanlah, meski harus terjadi gerhana Tuhan akan pertemukan kalian kembali nanti".-Ravendra-
~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~***
Pulang sekolah Cakra keluar gerbang dan benar saja Ravendra menjemput putranya. Mereka lalu pergi ke taman untuk me-refresh pikiran mereka. Disana Cakra mendapat apa yang dia mau karena itu adalah janji Ravendra padanya."Maafin ayah yang sibuk terus ya dek, mulai sekarang ayah akan bagi waktu sebisa mungkin untuk bersama putra ayah ini". Mendadak Ravendra berbicara serius.
"I know, daddy worked for me, until now I can go to school because daddy works hard. I'm okay, dad. I understand dad's busy schedule". Cakra tersenyum pada ayahnya.
"Thank you Cakra, you want to understand your father from when you were little until now". Balas Ravendra mengusap kepala Cakra.
"Cakra hanya punya ayah disini, Cakra tidak boleh egois, malah Cakra yang selalu minta apapun ayah terus saja ngasih. Cakra tak bisa membalas apa yang ayah beri tapi Cakra terus berusaha untuk mengerti ayah, dan Cakra tak akan berubah sampai kapanpun, itu janji Cakra pada ayah". Cakra memeluk Ravendra dengan erat karena saat ini kebahagiaan Cakra mencapai puncaknya.
"Terima kasih sekali lagi ya dek, maaf kalau ayah ngga bisa gantiin ibu buat kamu". Ravendra menepuk punggung Cakra yang masih dalam pelukannya.
"Kasih sayang ibu memang selamanya tapi kalau yang ada hanya ayah Cakra ngga bisa pungkiri kalau Cakra selalu bahagia meski hanya bersama ayah, Cakra yakin kakak juga sama". Masih dengan senyuman dan dipelukan ayahnya.
'Andai kamu tau gimana kerasnya kehidupan kakakmu dek, tapi ayah ngga bisa nunjukin itu semua padamu, maafin ayah' batin Ravendra.
"Udah yah, ayo pulang, Cakra lelah ayah, belum lagi ada PR dari guru". Rengek Cakra melepaskan pelukannya.
"Hum ? Baru beberapa menit udah lelah ? Yaudah kita mampir makan juga ya, ayah beliin lagi apa yang Cakra mau". Balas Ravendra pada putranya.
"Wahh,, boleh yah ? Makasih ayah". Cakra tak bisa menghentikan senyumannya itu karena terlalu bahagia.
"Iya sayang, ayok".
Mereka beranjak dari bangku itu menuju mobilnya. Mereka melaju dengan santai hingga berhenti di sebuah restoran keluarga. Disana terdapat keluarga lain yang berkencan. Cakra sedikit iri ketika melihat seorang ibu menyuapi anaknya. Namun Cakra pendam karena tak ingin membuat perasaan ayahnya berantakan.
Selesai itu mereka pulang. Sampai dirumah mereka menuju kamar masing-masing untuk membersihkan diri. Ravendra lanjut mengerjakan revisian yang tadinya dia tunda untuk menemani anaknya. Dan Cakra yang lanjut mengerjakan PR dari gurunya.
Sejenak Ravendra teringat ada hal yang ingin dia berikan pada putranya. Namun ketika melihat waktu sudah menunjukkan jam 20.45. Ravendra berdiri lalu melangkah menuju kamar Cakra barangkali Cakra belum tidur. Benar saja, Cakra masih sibuk mengerjakan PR-nya.
"Dek ? Belum tidur ? Masih banyak ya ?". Tanya Ravendra sambil mendekati Cakra.
"Eh, ayah,, ini tugasku belum selesai, masih ada satu mapel lagi juga". Jawab Cakra sambil fokus mengerjakan soal yang ada didepannya.
"Yaudah, sebentar ayah buatin susu dulu nanti ayah bantu". Kembali Ravendra menyenangkan putranya.
"Hum, okey ayah, maaf Cakra fokus ini dulu hehe". Balas Cakra singkat.
"Iya, bentar ya".
Ravendra langsung keluar menuju dapur untuk membuatkan susu Cakra. Setelahnya ia kembali dan membantu menyelesaikan PR Cakra.
"Mana dek yang belum selesai ? Ayah bantu". Tawar Ravendra.
"Ini yah, fisika belum aku kerjain sama sekali, besok dikumpulin". Jawab Cakra memberi buku tugasnya pada ayahnya.
Ravendra melihat soal itu dengan teliti. Ravendra yang dulunya suka IPA bahkan dia juga ikut kelas fisika melihat soal itu terasa mudah baginya.
"Oh ini mudah dek, masa kamu ngga bisa ?". Ravendra bercanda dengan anaknya.
"Hah ? Mu-mudah ? Ngga salah yah ?". Cakra menaikkan alisnya tanda tak percaya.
"Oke kalau ngga percaya, kamu selesaikan kerajaanmu dan ayah selesaikan semua soal ini, dalam 20 menit kita lihat siapa yang lebih dulu selesai". Ravendra memberi tantangan untuk Cakra yang menurut Cakra tak mudah.
"Bisa gitu yah ? Oke, ini juga tinggal 3 soal sementara yang ayah pegang ada 10 soal haha". Cakra tertawa kecil.
"Jangan remehin ayah".
Ravendra tersenyum pada Cakra lalu fokus mengerjakan PR fisika Cakra. Dengan teliti Ravendra fokus mengerjakannya dengan berbagai coretan di suatu kertas. Cakra sesekali melirik ayahnya yang menulis step pekerjaan dengan cepat.
'Kalau gini aku bisa kalah' batin Cakra.
Cakra tak tinggal diam. Dia juga berfikir keras untuk menjawab semua soalnya.
Skip menit ke 17 Cakra meletakkan bolpoinnya tanda telah selesai mengerjakan soalnya.
"Yah,, Cakra udah selesai, yeeyy duluan Cakra dong haha" sedikit tawa Cakra sambil melihat ayahnya.
"Baru selesai ? Ayah udah dari tadi selesai dek haha". Tawa Ravendra yang memenangkan tantangan.
"Ha ? Beneran ?". Cakra kembali tak percaya.
"Ayah sengaja buat-buat coretan biar kamu masih fokus sama kerjaan kamu, padahal 10 menit ayah udah selesaiin ini semua". Senyum Ravendra pada Cakra.
"Yahh,, kalah dung Cakra". Cakra manyun sambil menunduk.
"Udah, ayah mau ngomong serius sama kamu, dengerin baik-baik ya". Ravendra menangkup wajah Cakra agar menatapnya.
"Dek, ayah tau apapun yang kamu butuhkan selalu minta ayah, tapi mulai sekarang kamu lebih mandiri lagi ya".
Cakra masih bingung apa maksud ayahnya itu. Ravendra merogoh saku kemejanya dan mengeluarkan kartu ATM.
"Ayah punya hadiah untuk adek, ini ATM atas nama adek dan PINnya tanggal lahir adek, dijaga baik-baik ya, dan udah ada saldo disana. Pinjam ponsel kamu ayah daftarin aplikasinya".
Tak pikir panjang Cakra memberikan ponselnya pada Ravendra. Tak selang lama Ravendra menyelesaikan aplikasi itu.
"Adek bisa lihat saldonya disini, jangan boros dalam mengeluarkan uang ya, ayah percaya pada adek". Sambung Ravendra kembali.
"Oh, yah, ini banyak banget, serius ini untuk Cakra ?". Tanya Cakra.
"Iya, hadiah untuk kerja keras adek selama ini". Jawab Ravendra lagi.
"Ayah bawa dulu aja, biar apa yang Cakra mau bisa minta ayah lagi". Cakra sedikit menolak Ravendra.
"Engga dek, adek bawa, barangkali butuhnya mendadak dan ayah lagi ngga ada adek bisa pakai uang itu, tapi jangan boros ya". Ravendra kembali menyodorkan ATM itu pada Cakra.
"Baik ayah, makasih". Cakra tersenyum lalu memeluk Ravendra.
'Selalu ceria gini ya dek, kuat terus ya, meski tanpa ibu kamu kasih ayah bukti bahwa kamu bisa sebahagia itu didepan yang lain'. Batin Ravendra sekilas.
***
Humm,, okey makasii
Nanti lagi yauu haha
KAMU SEDANG MEMBACA
VaKra K.H || END✓
Historia CortaDisini hanya kegabutan ya.. Kalau kepo baca aja Tapi sayang, ga ada romance, jujur author sendiri ngga mampu buat yang romance guyss haha Banyak yang kosong karena sebelumnya udah pada baca di sebelah guys, disini adalah pindahan kaya copy paste. Re...