Part 38

11 1 0
                                    

***
Cakra dan Jiendra pulang namun mereka masuk ke kamar masing-masing. Terlihat Cakra yang begitu lelah membersihkan diri lalu merebahkan tubuhnya di kasur kesayangannya. Sambil memeluk dolphin doll milik Caka dan boneka beruang yang diberi Ravendra terakhir kali.

"Ayah ga mau datang gitu ? Seenggaknya cuma ngucapin selamat". Kata Cakra sambil menatap langit-langit kamarnya.

"Selamat putra ayah, selamat untuk kemenangan kalian".

Cakra reflek duduk mencari sumber suara. Cakra melihat ke berbagai arah lalu terkunci ke sosok bayangan disamping jendela kamarnya. Sosok itu tersenyum lalu mendekat ketempat tidur Cakra.

"Ayah ih, bikin kaget Cakra aja".

Ya! Bayangan Ravendra datang menemui Cakra. Bukan mimpi tapi bayangan itu nyata datang. Ravendra begitu bangga mempunyai para putra yang berbakat.

"Kenapa hm ? Tadi Cakra sendiri yang minta". Balas Ravendra bercanda.

"Hehe maaf ayah". Cengir Cakra.

"Selamat ya dek, dan selamat ulang tahun. Pergi ke kamar ayah dan buka laci meja kerja ayah paling bawah. Ada hadiah disana untuk putra ayah satu ini. Hadiah itu udah ayah siapin dari lama sebelum pergi ke bandara". Ucap Ravendra.

Cakra pergi meninggalkan bayangan itu menuju kamar Ravendra. Dia mendapat sebuah kotak kecil dari laci meja paling bawah. Lalu dia kembali ke kamarnya tanpa membuka kotak itu.

"Ayah, kotak ini ?". Tanya Cakra memastikan.

"Iya, buka aja". Kata Ravendra.

Cakra membuka kotak itu dan mendapat sebuah kunci mobil.

"Mobilnya di garasi ya dek. Kamu tau kan ? Ayah sengaja memberikan itu untuk 17 tahun adek. Ayah tau adek bosan kalau boneka terus". Ucap Ravendra mengusap kepala Cakra.

"Makasih ayah. Cakra ngga bosan kok, kan Cakra bisa peluk boneka ini pas tidur". Balas Cakra dengan senyumannya.

"Yaudah, sekarang Cakra udah punya mobil sendiri. Dan masih ada hadiah yang lain dek. Besok buka lemari ayah, disana ada kartu ATM ayah yang sekarang menjadi hak Cakra dan kartu ATM Cakra sendiri yang kemarin ayah simpan kembali. Semua udah ayah siapkan untuk kebutuhan Cakra. Dan itu akan cukup sampai Cakra memilih masuk kuliah nanti. Untuk PIN ATM ayah adalah ulang tahun ayah. Kalau kamu takut tidak mengingatnya suatu hari nanti kamu bisa mengubahnya". Paragraf Ravendra membuat hati Cakra begitu senang.

"Banyak banget yah, pokoknya Cakra makasih banget pada ayah. Ayah adalah ayah terbaik bagi Cakra dan bisa menggantikan sosok ibu disini. Ayah hebat". Balas Cakra sambil mengacungkan kedua jempolnya.

"Lebih hebat Cakra yang bisa menjadi kebanggaan keluarga. Terus semangat ya dek, tepatin janji yang kamu buat untuk ibumu kemarin". Lanjut Ravendra mencubit pipi kanan Cakra.

"Hum". Cakra mengangguk.

Tak lama masih dengan bayangan Ravendra, Cakra sedikit menguap tandanya dia mengantuk sekarang.

"Adek ngantuk ? Mau ayah temani tidur ?". Tanya Ravendra karena kadang Cakra juga manja seperti Caka.

"Hu-um, duduk sini ya yah, puk-puk Cakra sampai Cakra tidur". Pinta si bungsu dengan lembut.

"Baiklah sayang, ayo tidur besok sekolah okey ?".

Kalimat itu dibalas anggukan oleh Cakra. Posisi Cakra adalah kepalanya berada di pangkuan bayangan sang ayah. Ravendra menepuk punggung Cakra dengan lembut untuk menidurkannya.

"Selamat malam dan selamat tidur putra ayah, semangat untuk kemudian hari ya". Bisik Ravendra terakhir kali sebelum dia menghilang.

***
Esok harinya mereka datang untuk bersekolah. Setelah upacara mereka mendapat ucapan selamat dari para guru dan siswa disana atas kemenangan mereka. Tak lupa mereka juga mengucapkan ulang tahun Cakra meski telat sehari, karena itu adalah ide dari Bu Clara selaku wali kelas Cakra dan Bu Alexa selaku wali kelas Jiendra serta guru pembimbing kelas musik.

Mereka terharu untuk ucapan itu. Mereka begitu berterima kasih dan menunduk pada para guru dan siswa disana. Setelah semua selesai mereka kembali ke kelas dengan Jiendra yang beda kelas untuk belajar. Waktu istirahat mereka berkumpul di ruang musiknya.

"Kayaknya gue ga bisa penuhin semua lomba ini deh". Cakra membuka obrolan.

"Kenapa Kra ? Tinggal dua lagi bro setelah itu kita lengser diganti adik kelas". Haidar membalasnya.

"Ngga tau Dar, gue dah ga semangat lagi. Atau mungkin biar sekalian adik kelas yang terusin aja gimana ?". Saran Cakra.

"Ngga bisa Cakra, bagi mereka ini mendadak. Karena waktunya juga udah mepet semua. Terlebih kita mau lengser setidaknya dua kali lagi kita memberi sekolah kenangan keberhasilan kita. Kau tau Cakra ? Adanya dirimu kita selalu menang. Bahkan juara satu berturut-turut. Tolong berpartisipasi lagi untuk dua lomba ini ya". Mahen menyahut mereka.

"I agree with Mahen. Whatever you are experiencing right now, remember that we are still there. We will always be beside you, Cakra. Please fulfill our request". Jiendra juga membalasnya.

Cakra menunduk dan berpikir bahwa ada benarnya juga apa yang ketiga sahabatnya katakan. Dalam batin Cakra menyemangati dirinya sendiri.

'oke, gue harus bangkit, gue harus bisa berdiri, sesuai janji gue pada ayah kalau gue juga akan pulang, gue harus semangat lagi biar bisa pulang dengan senang'.

"Baiklah, gue penuhi permintaan kalian". Cakra kembali melihat ketiga sahabatnya bergantian.

"Kita akan terus dukung Lo Cakra, jangan merasa sendiri ya". Haidar menepuk pundak Cakra.

"Hum, makasih kalian. Tanpa kalian entah apa yang akan gue lakuin nanti". Balas Cakra sambil tersenyum.

"Mau hiburan hm ?" Tanya Mahen lalu mereka tersenyum.

Setelah itu mereka bermain musik sebagai hiburan mereka sendiri. Tak peduli sebrisik apa, bahkan kepala sekolah tak marah atau melarang mereka. Terlebih Bu Clara dan Bu Alexa yang begitu bangga dengan keempat siswanya tak pernah membantah mereka kapanpun mereka bermain musik disana. Namun mereka juga tahu waktu. Mereka akan berhenti ketika pelajaran dimulai. Bahkan latihan mereka setiap harinya hanya menggunakan waktu istirahat atau setelah sekolah berakhir sampai waktu agak malam.

***

Banyak part-nya Cakra ye kann
Emang sengaja sih, biar cepet selesai dengan semua bakat kemenangan Cakra haha

VaKra K.H || END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang