Part 47

12 1 0
                                    

~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~
"Hadirnya teman bagaikan gambar yang berwarna"

-Author-
~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~

***
"Jadi kamu udah tau dek ?" Tanya Keinan.

"Sama Jie" singkat Cakra.

"Kenapa ngga kasih tau kakak ?". Tanya Varrel menatap Cakra.

"Karena kalian lah alasan Cakra untuk mencari kebahagiaan. Cakra sudah begitu sedih ditinggal om Raven. Sesedih itu hingga kanker hati muncul. Ditambah sekarang kehilangan Tante Kalina. Cakra pulang sebenarnya bukan hanya tepatin janji, tapi dia sadar bahwa secerahnya matahari tetap butuh bulan untuk menyempurnakan senjanya". Jiendra tiba-tiba datang dari belakang Varrel.

"Jie ? Dek ?". Keinan terkejut dan heran.

"Hehe maaf kak, Cakra hanya pengen kalian tau Cakra pulang dengan sehat. Cakra ngga mau kalian sedih". Balas Cakra.

"Kalau gini mana bisa kakak marah sama kamu". Varrel mengacak rambutnya.

"Gue juga". Keinan memegang dahinya.

Mereka berhasil tersenyum dan tertawa. Meski Cakra juga tertawa, sakitnya masih terasa, kembali dia menyembunyikannya demi senyum para kakaknya.

Dirasa sudah mendingan mereka pulang bareng dengan Jiendra yang ikut dengan mereka dan Keinan menyetir.

"Oh ya, Jiendra kok bisa disini ? Sejak kapan ?". Tanya Varrel melihat ke belakangnya.

"Kemarin mulai terbang dan pagi ini sampai disini. Sebelumnya Jie udah hubungin Cakra dan Cakra kasih alamat rumah kalian. Namun Jie lihat kalian mau pergi dengan keadaan Cakra yang kambuh. Lalu Jie ngikutin sampai rumah sakit. Dan benar saja Cakra malah semakin parah". Kata Jiendra.

"Jangan sedih Jie, Cakra baik-baik aja kok". Cakra menggenggam tangan Jiendra yang ada di sampingnya.

"Engga, tapi Cakra harus sembuh ya". Balas Jiendra tersenyum pada Cakra.

"Ngga janji". Jawab Cakra.

"Dek..!!" Varrel menyambung.

"Maaf kak hehe, tapi Cakra beneran ga bisa janji. Maafin Cakra". Cakra menunduk bersalah.

"Udah, gapapa little dolphin, sekarang Cakra mau apa kita beli sebelum sampai rumah". Keinan berusaha menghibur mereka.

"Ngga ada dulu kak, nanti aja. Cakra pengen pulang". Balas Cakra.

"Baiklah, kita pulang". Balas Keinan.

Mereka sampai dirumah. Jiendra menginap di rumah mereka. Jiendra satu kamar dengan Cakra karena yang tersisa hanya kamar Kalina dan mereka menutupnya rapat-rapat. Jiendra dan Cakra beristirahat sejenak merebahkan diri.

"Cakra... why does it hurt again, hm?". Jiendra beralih melihat wajah Cakra yang masih pucat.

"Aku belum bisa lupakan kepergian ayah dan ditambah ibu pergi. Aku ngga bisa kontrol diri". Jawab Cakra sambil memejamkan mata.

"Don't be like this Cakra, Kak Kinan and Kak Verrel now only have you". Kata Jiendra

"Aku masih tak tahu harus gimana Jie. Kanker ini pun aku tak bisa ngendaliin. Seperti ibu kan ? Pada akhirnya ibu pergi". Balas Cakra masih dengan posisinya namun terlihat tetesan air matanya.

"Ssshhhtt,, sudah ya, Cakra harus semangat mulai sekarang. Ingat kalau ada Jie dan kedua kakak yang mendukungmu disini". Jiendra beralih memeluk Cakra dari samping.

"Iya Jie. Izinkan Cakra tidur sebentar sekarang, Cakra pusing". Cakra tertidur di pelukan Jiendra dengan kepala yang tersandar di dada Jiendra.

***
Hari berikutnya tiba-tiba Cakra diajak nge-camp oleh circle Dion. Setelah dirasa agak lama mengenal mereka kini mereka berencana mantai. Dengan tenda Selama 2 hari 1 malam untuk menghabiskan waktu dan merayakan tahun baru bersama. Mereka bermain dan bersenang-senang hingga tak terasa hari mulai malam.

Mereka menyalakan api unggun kecil ditengah mereka. Ketika mereka mulai mengantuk mereka membagi teman tidur dan tenda mereka. Cakra kebagian tidur bersama Keisya di tenda lima.

Mereka masuk tenda dan entah mengapa Cakra tak bisa tidur. Dengan berbagai gerakan yang mengganggu akhirnya Keisya terusik.

"Ga bisa tidur Lo ?". Keisya melihat Cakra yang matanya terpejam namun berguling.

"Sorry kalau Lo keganggu". Balas Cakra melihat Keisya.

"Mau gue bantu ? Keknya enak tu warna pink".

Cakra panik dengan kalimat Keisya. Secara tangan Keisya menuju belakang kepala Cakra dan matanya tertuju ke bibir Cakra.

"L-lo mau ngapain ?". Cakra gugup dan takut.

"Hap!! Panjang juga tangan gue". Keisya mengambil makanan ringan dibelakang Cakra yang berwarna pink itu lalu diberikan ke Cakra.

"Gue ga gitu ya. Gue tau Lo makan dikit tadi. Nih makan biar bisa tidur". Balas Keisya lalu membenarkan posisi tidurnya.

"Lo buat gue takut, tapi makasih". Cakra mulai memakan makanan itu.

"Gue sengaja bawa karena gue sendiri juga ga bisa tidur kalau ga makan kenyang. Tapi tadi udah kenyang jadi ga gue makan". Singkat penjelasan Keisya dan Cakra mengerti. Tak selang lama mereka tertidur pulas.

Hari mulai pagi. Keisya dan Cakra tak kunjung bangun. Dita selaku pacar Keisya itu langsung masuk ke tenda membangunkan kekasihnya. Setelah Meisya terbangun Cakra masih terlelap. Bahkan Dita tak bisa membangunkannya alhasil Keisya yang turun tangan.

"CAKRA !! BANGUN GA LO ! ATAU GUE LAKUIN APA YANG SEMALAM LO DUGA". Keisya membentak Cakra hingga terbangun. Cakra terduduk dan merasa sedikit pusing di kepalanya.

"Gausah bentak ngapa si". Cakra memegangi kepalanya namun tak dihiraukan oleh Keisya. Cakra keluar tenda menghampiri Dion.

"Kak Dion.." lirih Cakra yang telah berubah jadi Caka meletakkan dagu di pundak Dion.

"Caka ya ? Gapapa ayo sarapan". Ajak Dion karena memang mereka harus sarapan sebelum pulang.

"Hum". Mereka sarapan bareng.

Caka merasa kenyang lalu mengantuk. Caka tertidur sebentar di paha Dion. Dengan Dion yang mengelus lembut kepala Caka.

"Cakra kenapa Yon ? Manja gitu ?" Tanya Keisya yang tak mengerti.

"Dia ga bisa dibentak Kei, hatinya lemah. Dan sekarang dia bukan Cakra, tapi Caka yang berusia 5 tahun. Paham kan ?" Tanya Dion pada Keisya.

"Maksudnya kepribadian ganda ?". Keisya sedikit ragu.

"Iya, dan ketika dia bangun, Cakra kembali. Minta maaf sama dia ya".

Keisya mengangguk lalu menunggu Cakra kembali. Selang beberapa menit terlihat gerakan Cakra. Dia mulai bangun membuka matanya.

"Dion ? Maaf, aku merepotkan mu". Cakra kaget dengan posisinya.

"Tak apa. Kita teman". Balas Dion singkat.

"Gue minta maaf karena bentak Lo tadi Cakra. Gue ga tau kalau jadi kaya gini". Keisya menyambung pembicaraan mereka.

"Gapapa. Maaf kalau gue ngrepotin". Balas Cakra.

Mereka memaklumi Cakra lalu berberes untuk pulang.

Sampai dirumah Cakra beristirahat sebentar dengan Jiendra yang menghiburnya. Jiendra memutar lagu mereka tentang persahabatan. Cakra teringat akan Haidar dan Mahen disana.

***

Udah dulu dah, daripada kepanjangan haha

VaKra K.H || END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang