Hari itu datang.
Sebuah masa penentuan, yang akan memutuskan keberlangsungan hidup Jisung dan orang-orang terdekat yang terlibat dalam hidupnya.
Gedung pengadilan itu berada di bawah pengawasan ketat puluhan polisi yang menyebar di titik-titik paling penting di tempat luas itu. Sementara manusia lainnya menempati kursi di tempatnya masing-masing termasuk keempat sisa anggota Rocket Paradise dan keempat anggota Poison Legion.
Mark yang menatap Haechan dari jauh itu mendapati yang ditatapnya itu tidak seberduka sebelumnya. Hari ini ketika melihat sosok Jisung yang berhadap-hadapan jauh dengan sang hakim, Haechan tampak geram. Ada sebuah kebencian terpatri di wajahnya. Mark meyakini Haechan benar-benar percaya bahwa Jisung adalah makhluk berdarah dingin. Yang sampai hati melenyapkan nyawa seseorang yang nyaris saja melahirkan anaknya.
"Saya mohon keadilan yang mulia hakim ketua yang seadil-adilnya karena saya tidak pernah membunuh Song Hyeongjun tapi saya mendapatkan tuduhan palsu bahwa saya yang membunuhnya."
Jisung menuturkan pembelaan terhadap dirinya semampu yang ia bisa. Kuasa hukum dari pihaknya bukan tidak cukup cakap untuk membelanya. Tidak, tentu saja. Jeno sudah membayar mahal Han Seungwoo, sang advokat tak terkalahkan. Tapi sepertinya kasus ini memang benar-benar sudah membuat segalanya terlalu jelas bahwa Jisung bersalah.
"Ada lagi?" tanya sang hakim.
"Tidak," jawab Jisung dengan teguh. Namun ada ketakutan di balik topeng keteguhan itu.
Ruangan luas yang seharusnya menawarkan kesejukan secara fisik ini sempat memanas oleh perdebatan dari kedua belah pihak. Bahkan Jisung sendiri sempat saling melempar argumentasi dengan Lee Jinhyuk, salah satu kuasa hukum jenius dari pihak Poison Legion.
Ruangan luas yang seharusnya menawarkan kesunyian ini sempat dibuat ramai oleh keributan yang ditimbulkan dari sorakan kebencian yang orang-orang tujukan pada Jisung. Dan sorakan kemenangan ketika tim penasehat hukum lawan membuat Jisung checkmate hingga benar-benar tak berkutik.
Dan demikianlah rangkaian persidangan yang sudah menguras hati dan pikiran selama kurang lebih satu jam itu berlanjut. Hingga sampai ke titik puncak dari segala penantian yang menyakitkan.
"Satu, menyatakan terdakwa Park Jisung terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana kekerasan yang menyebabkan luka berat dan melakukan pembunuhan berencana."
Chenle menatap Jisung dari kejauhan dengan penuh kecemasan luar biasa. Ia bisa saja menangis. Tapi rasanya semua ini terjadi begitu cepat dan ia masih tidak mempercayai apa yang akan terjadi setelah ini.
"Dua, dikenai pasal 77 ayat 3 nomor 28 tahun 2011 mengenai tindak kekerasan terhadap wanita hamil, pasal 51 ayat 8 nomor 2 tahun 2010 mengenai pembunuhan berencana."
Jisung didakwa dengan dua pasal sekaligus berdasarkan indikasi di dalam berita acara yang hakim itu terima.
Mark mengatupkan mata dengan kuat, memijat pangkal hidungnya dan masih berharap bahwa ini semua hanyalah sebuah mimpi buruk baginya.
"Tiga, menjatuhkan pidana terhadap terdakwa dengan hukuman penjara selama tiga puluh lima tahun." Dan akhir kalimat itu disambut dengan riuh tepuk tangan yang membahana dan silaunya beberapa kilatan jepretan kamera.
Dan para jurnalis di sana sudah berencana untuk menuliskan semacam vonis hukuman penjara sesuai dengan tuntutan jaksa penuntut umum di mana terdakwa pantas divonis dengan hukuman penjara tiga puluh lima tahun karena sudah tidak memiliki rasa kemanusiaan yaitu dengan melakukan pembunuhan tragis terhadap mantan kekasihnya sebagai pusaran pemberitaan di media milik mereka masing-masing. Yah, akan semacam itu. Semuanya akan serupa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rocket Paradise (NOMIN)
Fanfic[R E M A K E] Bukan salah Jeno jika ia membawa Jaemin ke tempat yang tidak pernah Jaemin bayangkan akan ia lihat di dalam hidupnya. Jaemin sendiri yang sudah memaksa bahkan memohon-mohon untuk ikut. Maka untuk apa pun yang akan menimpanya di masa de...