Sinar matahari cerah menyinari siang hari, udara segar mengalir masuk melalui jendela yang terbuka, dengan daun-daun yang berguguran masuk melalui jendela, menepuk lembut wajah Karina yang sedang terlelap di meja.
Udara hangat menghembus teratur dan kehangatan ini membuat Karina teringat pada masa lalunya, lima belas tahun yang lalu, ketika dunia masih terasa damai.
Tiba-tiba, seseorang datang dan tepukan pelan mendarat di pundaknya, dengan insting bertahan hidup yang kuat, Karina berbalik dan mencekik sosok tersebut.
"Maaf-maaf gue cuma ngasih tau kalo kelas udah selesai," ucap seorang pria seumuran dengannya terbata bata dan pria tersebut merasa nafasnya yang semakin menipis akibat cekikan itu.
Ia pun melihat dengan selidik, setelah mengidentifikasi bahwa pemuda terebut adalah manusia, Karina melepaskan tangannya, merasa ada sesuatu yang aneh ia melihat tangan nya dan memeriksa tubuhnya.
Ia heran dikarenakan ia sangat ingat sekali kemarin ia telah terinfeksi oleh zombie mutan pada saat pengambilan sampel di salah satu spesimen zombie mutan, kenapa ia terlihat baik baik saja.
Sesaat Kemudian, ia melihat sekelilingnya dimana matahari bersinar cerah, suara kicauan burung terdengar nyaring dan udara segar menghembus disekitarnya. Serta tidak ada tanda-tanda keberadaan mutan yang menjijikan di sekitarnya.
Mengabaikan pria tersebut yang sibuk mengatur nafas, dengan cepat ia melihat ke arah jendela dan melihat di sekelilingnya tidak terlihat adanya zombie.
Lingkungan nya pun masih bersih, serta banyak pepohonan hijau yang menurutnya sangat langka.
Melihat tanaman tumbuh tegak, orang-orang masih bercengkrama dan tertawa dibawah pohon, situasi saat ini terasa aneh bagi nya.
Menganggap ini hanyalah mimpi karina mulai menepuk pipinya dengan kedua tangannya.
"Oush" ia merasakan sakit di pipiya. Namun, ekspresi diwajahnya masih terlihat poker face.
"Karina lo gapapa" ucap pria tersebut tercengang melihat aksi karina menampar wajah.
Karina berbalik badan dan mengerutkan kening bingun sembari melihat orang yang tadi ia cekik, dan ia mencoba ngengingat ingat siapa pemuda tersebut.
"Gue gapapa, sorry tadi gue refleks nyekik lu"
"It's oke santai, gue tadi Cuma mau bangunin lo, udah selesai kelasnya"
"Oh thanks ya udah bangunin gue, emm Devan" sembari melirik name tag di sebelah kiri Pdh hitam yang dikenakan pria itu.
"Kalo gitu gue mau pulang dulu, bye" ucap Karina berjalan ke luar kelas, dengan ekspresi kebingungan terkikis diwajahnya.
Mengambil ponsel di sakunya, ia membelakan mata tak percaya, saat melihat tanggal yang tertera dilayar yang menunjukan 18 Agustus 2019, bukankah ini adalah lima bulan sebelum wabah menyerang dunia.
Wabah mengerikan tersebut diketahui menginfeksi melalui kontak dengan darah dan akan mengubah manusia menjadi zombie setelah beberapa menit.
Membuat yang terinfeksi seperti makhluk bodoh, tanpa memiliki akal maupun fikiran dan haya mengejar darah menusia secara gila gilaan.
Semua sektor pemerintahan dan hukum negara tidak lagi berlaku di tengah pandemi dan tanpa hukum, dunia menjadi kacau karena banyaknya tindakan kriminal seperti pencurian, penganiayaan, penjarahan dan kejahatan lainnya.
Dengan langkah santai, ia menyusuri gedung universitas di jurusan biologi, dan saat ini ia kembali pada usia 20 tahun dan berada di tahun ke tiga di salah satu universitas terkenal di indonesia yang berlokasi di ibukota.
Haya satu tujuan karina saat ini yaitu mencari tempat makan, setelah sekian lama berjalan kemudian ia memilih restauran berbentuk rumah tradisional gadang.
Ia memesan banyak menu seolah olah seperti sedang kelaparan, daging, sayuran, dan tentu saja nasi makanan pokok penduduk asia, melihat makanan ini ia tersenyum haru karena di masa pasca-apokaliptik makanan akan jauh lebih berharga daripada emas.
Setelah merasa puas dengan makanan nya, ia kembali ke rumah bergaya modern yang sudah terasa asing baginya. Sudah sepuluh tahun ia meninggalkan rumah tersebut
Merasa lelah, ia langsung mendudukkan pantatnya di tepi sofa untuk merilekskan tubuhnya.
"Huff" desisnya rendah, kemudian menatap layar ponselnya terdiam sembari memandangi layar ponsel
tertera jam 20.00 dan melihat tanggal ditampilkan yang terus membuatnya bingung.Apakah mungkin dia kembali ke masa lalu? Atau apakah ini hanya ilusi dikarenakan gigitan zombi mutan?, Karina mendengus lelah.
Memutar otaknya mencari solusi apa yang harus ia lakukan selajutnya untuk bertahan hidup dan membuat menjadi debu orang-orang yang membuat ia mati.
Karina terus berfikir, bahwa ia tidak boleh bersantai sekarang dan ia hanya memiliki lima bulan dan itu waktu yang kurang untuk persiapan besar.
Ia kemudian berdiri, mencari peta yang ia punya dan mencoba mencari ingatan di kehidupan sebelumnya untuk mencari lokasi yang cocok untuk membangun tempat yang aman dari serangan zombie, jauh dari kota dan dengan sedikit keberadaan hewan dikarenakan hewan juga dapat terpapar virus.
Setelah menandai tempat yang cocok, ia kemudian memeriksa saldo banknya dan merasa frustasi saat melihat jumlah uang nya dan tentu saja tidak mencukupi untuk membangun tempat yang aman serta membeli banyak pasokan barang dan senjata.
"Aihh miskin banget gue" teriaknya frustasi
Tak lama kemudian karina merasa kantuk mulai mendatanginya dan iapun mulai terlelap dengan kening berkerut.
Chapter 2. Mencari uang
Vote and komen juseyo
*Jika ada kritikan atau saran mohon memberi tahu author, agar tulisan ini menjadi lebih baik lagi
KAMU SEDANG MEMBACA
Zombie Apocalypse: Back to the Past
Science FictionDilahirkan kembali lima bulan sebelum bencana kiamat, di mana zombie berkeliaran dan umat manusia hampir punah, Karina mendapati dirinya terlahir kembali dengan ingatan yang utuh. Terkejut oleh kesempatan yang diberikan, ia bersumpah untuk tidak men...