Karina menatap bayangannya di cermin. Gaun hitam itu sangat pas di tubuh indahnya, dan berbagai riasan yang menempel di wajah putihnya menambah aura kecantikannya.
Ting tong!
Mendengar suara bel, ia segera mengambil pistol di meja dan menyelipkannya di bagian pahanya. Dengan langkah santai, ia membuka pintu dan senyum merekah muncul di bibir Karina ketika mendapati Jeffry berdiri di balik pintu itu.
“Sudah siap?” tanya Jeffry dengan senyum hangat yang dibalas anggukan oleh Karina.
Karina terpesona ketika memasuki aula besar yang penuh kemewahan. Lampu-lampu kristal cantik bergantungan dari langit-langit, memancarkan cahaya lembut yang menciptakan suasana elegan.
Berbagai lukisan terkenal menghiasi dinding emas, menambah kesan megah pada ruangan itu. Ia sangat yakin sekali semua lukisan itu adalah hasil curian.
Namun, beberapa detik kemudian, senyumnya berubah menjadi senyum miring. Ia tahu bahwa kemewahan ini tidak akan bertahan lama.
Karina melirik ke arah Jeffry yang menunjukkan sorot mata kebencian. Segera, ia mengapitkan tangannya di lengan Jeffry dan melangkah bersamanya masuk ke dalam aula.
Banyak orang berpakaian putih dengan ukiran aneh pada baju mereka, sangat kontras dengan gaun hitam yang dikenakan olehnya.
Melihat Cores mendekat, ia segera mengubah ekspresinya menjadi senyuman, memberi kode pada Jeffry untuk menirunya.
“Selamat datang, Tuan Jeffry dan Nona Karina. Bersikaplah nyaman di sini, meskipun aula ini tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan markas HAVEN,” ucap Cores dengan senyum yang tampak tulus.
Tentu saja, karena ia sudah mendapatkan obat itu dan kini menjadi semakin kuat. Tidak hanya zombi, manusia pun bisa ia habisi hanya dengan lambaian tangan.
Setelah pesta selesai, Karina dan Jeffry dipandu ke sebuah kamar oleh salah satu pengikut Cores.
“Ini kamar kalian, kalau begitu saya permisi dulu,” ucap pria tersebut sambil meninggalkan mereka.
Karina memandangi dekorasi kamar yang menurutnya jauh lebih baik dari kamar sebelumnya. Ia langsung melemparkan tasnya sembarangan dan melompat berbaring di ranjang empuk itu. Sangat nyaman sekali.
Jeffry menggelengkan kepalanya, mengambil tas tersebut, meletakkannya di atas meja, lalu duduk di sisi ranjang. Tatapannya melembut ketika melihat Karina yang tampak tenang.
"Tidak ada kamera di ruangan ini,” kata Jeffry memastikan.
“Hmm, kayaknya mereka sudah mulai percaya,” jawab Karina asal dengan mata setengah tertutup.
Melihat Karina mulai mengantuk, Jeffry mengusap rambut hitam panjang itu. Sentuhannya membuat hati Karina terasa hangat “Gaun itu tidak nyaman, ganti baju terlebih dahulu. Saya melihat ada baju tidur di kamar mandi.”
Dengan malas, Karina membuka matanya dan melihat wajah Jeffry di atasnya.
Tanpa sadar, tangannya terulur menyentuh lesung pipi pria itu. “Ting tong,” ucapnya menirukan bunyi bel rumah saat menekan lesung pipi itu
membuat Jeffry segera memalingkan wajah sambil tersenyum lebar, rona merah muncul di pipinya.“Ehm,” dehem Jeffry, mencoba meredakan jantungnya yang terus berdegup.
“Kalau begitu, saya duluan yang mengganti baju,” ucap Jeffry, berusaha terdengar biasa saja, namun kegugupannya jelas terlihat saat ia berlari kecil menuju kamar mandi, membuat gelak tawa lembut muncul dari bibir Karina. Sangat lucu menggoda pria kolot itu.
Tok tok tok!
Suara ketukan pintu membuatnya waspada. Ia melirik ke kamar mandi di mana Jeffry masih belum selesai. Mempersiapkan pistolnya, ia berjalan membuka pintu. “Ada apa?”
![](https://img.wattpad.com/cover/363745332-288-k111490.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Zombie Apocalypse: Back to the Past
Fiksi IlmiahDilahirkan kembali lima bulan sebelum bencana kiamat, di mana zombie berkeliaran dan umat manusia hampir punah, Karina mendapati dirinya terlahir kembali dengan ingatan yang utuh. Terkejut oleh kesempatan yang diberikan, ia bersumpah untuk tidak men...