Jeffry memandangi wajah Karina yang tenang tertidur di sampingnya wajah cantik kekasihnya itu tampak begitu damai,Senyum kecil tersungging di bibir Jeffry saat ia mengelus pelan rambut panjang Karina, jari-jarinya menyusuri setiap helai dengan penuh kehati-hatian agar tidak mengganggu tidur kekasihnya.
Beberapa saat, mata Jeffry berubah menjadi merah ketika menatap leher jenjang Karina. Seolah terhipnotis dan ia pun segera mendekat ke leher Karina.
Hidungnya mengendus bau harum yang muncul dari area itu, aroma yang memabukkan dan menyalakan api di dalam dirinya.
Perlahan mulutnya mulai terbuka, menampilkan beberapa gigi yang terlihat biasa. Namun, gigi taringnya semakin memanjang tanpa ia sadari,
Taringnya mendekat hingga menyentuh kulit terbuka Karina, membuat matanya semakin memerah liar. Sensasi kulit halus di bawah bibirnya hampir membuatnya kehilangan kendali sepenuhnya.
Naluri memangsa darah begitu kuat, seolah-olah seluruh dirinya dikuasai oleh dorongan itu.
Plak!
Sebuah suara tiba-tiba terdengar ketika Jeffry menampar dirinya sendiri dengan seluruh tenaga yang tersisa. Ia melakukan itu sebelum kesadarannya hilang sepenuhnya.
Namun hasrat memangsa darah pada dirinya masih timbul, begitu kuat hingga hampir tak tertahankan.
Sebelum ia menggigit kekasihnya, Jeffry segera menggigit tangannya sendiri. Gigi taringnya menembus kulitnya dan darah hijau mulai menetes dari mulutnya.
Ia tak merasakan sakit fisik apapun, karena struktur tubuhnya sudah berubah, tapi perasaannya masih sama. Ia tidak ingin menyakiti kekasihnya, apalagi dengan adanya bayi kecil yang bersemayam di perut Karina.
Pikiran itu menghantui Jeffry. Bagaimana bisa ia melindungi Karina dan anak mereka kelak jika dirinya sendiri adalah ancaman? Tapi ia juga tak tega meninggalkan Karina di sini sendirian dengan anaknya.
Jeffry tenggelam dalam pikirannya sendiri hingga tak sadar Karina mulai tersadar dari tidurnya.
Karina membuka mata perlahan, wajahnya menunjukkan kelelahan yang luar biasa. Akhir-akhir ini, ia merasa tubuhnya menjadi lebih lelah dari biasanya, namun ia tidak tahu apa penyebabnya.
Dengan mata yang masih setengah tertutup, ia melihat Jeffry di sampingnya, dan perhatiannya segera tertuju pada darah hijau yang menetes dari tangannya.
"Apa ini?"
Namun dengan cepat Jeffry menarik tangannya kebelakang.
"Bukan apa-apa, bagaimana apa bayi kecil ini mengganggu tidurmu" canda Jeffry mencoba mengalihkan perhatian karina.
Namun, Karina sepertinya tak berpengaruh dan malah menatap Jeffry sendu.
Namun dengan cepat Jeffry menarik tangannya ke belakang. "Bukan apa-apa," katanya mencoba tersenyum.
"Bagaimana, apa bayi kecil ini mengganggu tidurmu?" Jeffry bercanda, berusaha mengalihkan perhatian Karina.
Namun, Karina tidak terpengaruh oleh candaan itu. Ia malah menatap Jeffry dengan sendu. "Lihat tangan kamu," desaknya lagi.
"Bukan apa-apa, hanya luka kecil," Jeffry mencoba meyakinkan, meskipun dalam hatinya ia tahu bahwa Karina bisa merasakan ada sesuatu yang tidak beres.
Melihat tatapan Karina ia menjadi tak tega untuk berbohong, ia lantas mengulurkan tangannya yang terdapat bekas gigi.
"Sakit?" ucap Karina, mengelus luka di tangan Jeffry dengan lembut.
"Ini bukan apa-apa," jawab Jeffry, mencoba menenangkan Karina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zombie Apocalypse: Back to the Past
Ciencia FicciónDilahirkan kembali lima bulan sebelum bencana kiamat, di mana zombie berkeliaran dan umat manusia hampir punah, Karina mendapati dirinya terlahir kembali dengan ingatan yang utuh. Terkejut oleh kesempatan yang diberikan, ia bersumpah untuk tidak men...