Chapter 34. Dunia Novel

155 25 14
                                    


Jeffry segera berjongkok di hadapan karina, tangannya segera merangkul pundak gadis kecilnya untuk di bawa ke pelukannya.

"Jangan menangis" lirih Jeffry sembari mengambil alih pisau dari tangan karina.

Perlahan karina mendongakkan lehernya. Matanya yang masih berair menatap wajah Jeffry dan masih tidak mempercayai apa yang beru dilihatnya.

"Sekarang jelasin kenapa tiba tiba kamu ngilang" tanya karina

"Sayang kamu pasti kamu tau kan, sekarang aku bukan manusia" jelas Jeffry pelan sembari mengusap surai panjang rambut dari kekasihnya yang ia rindukan itu.

"Kamu pikir kalo kamu lari bakal nyelesain masalah" bentak karina tak sabaran, dengan tatapan tajam serta mata berair.

"Maaf~" lirihnya menunduk, tak berani menatap wajah yang ia sangat rindukan itu.

"Jangan minta maaf, ayo pulang" tarik Karina pada tangan berotot itu. Namun dengan seluruh tenaganya, Jeffry tetap tak bergeming.

Dengan mata frustasi, karina berbalik memandang mata hitam kekasihnya yang menunjukkan ketidakberdayaan.

"Maaf tapi saya beda benar tidak ingin menyakiti kamu dan kamu tau alur film ini tidak dapat dirubah, jika Cores mati maka akan muncul raja zombie lainnya"
Jelas Jeffry dengan nada lembut, jika ia sekarang manusia maka akan selalu mendekap gadis kesayangannya dan tak akan melepaskan sampai kapanpun.

Ia merutuki kebodohannya karena lupa jika kekasihnya adalah ilmuan yang dapat mengetahui keberadaan raja zombie. Jika ia ingat, maka ia akan pergi lebih jauh agar gadisnya itu aman.

Karina menghela nafas kasar "Apa di film ada scene terlahir kembali"

"Kamu pikir meneliti adalah hal yang mudah, yang hanya membutuhkan waktu hanya dua tahun?" Tambah Karina dengan suara keras.

"Sayang apa maksud kamu"

"Aku udah neliti inti kristal selama lima belas tahun lalu mati ditangan raja zombi di kehidupan aku sebelumnya"

Jeffry terdiam mencerna apa yang diucapkan kekasihnya

"Dan kamu tau kan kenapa aku tiba-tiba percaya dengan gampangnya kalo kamu bilang ini dunia film, karena kau juga terlahir kembali" lanjut Karina dengan nafas memburu.

"Kelahiran kembali? bagaimana bisa" Jeffry memegangi kepalanya untuk mengingat plot film yang ia tonton bersama rekannya.

....

Setelah beberapa upaya akhirnya karina berhasil menyeret jeffry untuk kembali ke villanya.

Kini karina berbaring dengan erat di pelukan Jeffry yang masih kusam dipenuhi lumpur dan debu, karena bertahan hidup di hutan selam semingu.

Dengan erat tangannya mencengkram kemeja usang jeffry, beberapa kali ia meletakan kepalanya di bagian dada pria itu untuk memastikan bahwa pacarnya masih memiliki detak jantung.

Keheningan menimpa mereka, hanya menikmati momen dalam diam, berharap waktu akan berjalan lebih lambat dari biasanya.

Tangan Jeffry pun tak henti-henti mengelus surai panjang rambut karina.

"Jika seperti ini, itu akan menyakiti dirimu" ucap lembut Jeffry memecah keheningan.

"Aku ga perduli" bangunnya dari pelukan jeffry.

Mendengar ucapan dari kekasihnya, Jeffry tidak tau harus membalas apa. ia senang. Tapi di sisi lain, ia takut akan menyakiti kekasihnya di masa depan.

"Aku ga bakalan kenapa-napa" ucap karina, yang bahkan sangking takutnya tidak dapat mengeluarkan isak tangis, hanya rintihan serak yang muncul dari tenggorokannya.

Tiba tiba sesuatu yang lembut, panas disertai dingin dan basah menyentuh mulutnya. Membuatnya seketika membelakan matanya kaget.

Setelah ciuman mendarat di bibirnya, bibir Jeffry kini beralih untuk mencium kedua kelopak matanya dengan lembut penuh kehati-hatian.

"Maaf" lirih Jeffry bersalah karena telah membuat kekasihnya menangis beberapa kali karenanya.

Mengabaikan ucapan Jeffry, Karina langsung mengalungkan Kedua lengan untuk melingkari leher kekasihnya itu.

langsung mencium bibir pecah pecah itu dan memanjakan diri dalam ciuman untuk melepaskan semua rasa yang memberatkannya.

Tak diam saja Jeffry melingkarkan tangannya di pinggang ramping kekasihnya, untuk memperdalam cuman mereka.

Karina mulai membuka mulutnya untuk di sambut dengan lidah Jeffry dan membiarkan kedua lidah bertautan hingga membuatnya sedikit mengerang.

...

Dengan air yang masih menetes dari rambutnya Jeffry segera mendudukan dirinya di sisi tempat tidur.

Senyum diwajahnya terus muncul ketika menatap wanitanya yang sedang pulas, rasa bersalah pun mulai merayapi nya karena membuat kekasihnya kelelahan atas tindakannya.

Tangannya yang basah terulur untuk menyingkirkan beberapa anak rambut yang menutupi wajah wanitanya yang asyik terlelap.

Lalu mencium kedua mata yang tengah tertutup, hingga membuat Karina mengerang karena tidurnya sedikit terusik.

Setelah berlama lama menatap, ia kemudian beranjak ke dapur untuk membuat sebuah hidangan, kekasihnya pasti lelah karena aktivitas tadi malam.

Setelah kepergian Jeffry, mata Karina mengerjap beberapa kali, tangannya mulai merayap ke samping, seolah olah mencari sesuatu.

Ketiak menyadari bagian ranjang sampingnya kosong, ia segera membuka matanya kaget.

Apakah ia berhalusinasi lagi.

Dengar cepat ia mengibaskan selimutnya dan berlari mencari keberadaan Jeffry dengan rambut yang masih acak acakan.

Ketika langkahnya sampai dapur, matanya terpaku pada punggung tegak kekasihnya.

"Selamat pagi sayang..." sapa Jeffry menghampiri kekasihnya lalu mecuri sebuah ciuman dari bibir mungil itu.

Karina masih membeku, dengan cepat ia mendongak untuk menatap wajah asli kekasihnya.

Tangan Jeffry terulur untuk menuntun kekasihnya menuju meja makan dan dengan cepat menghidangkan sebuah sup panas.

Melihat pemandangan ini membuat air matanya mulai mengalir ke pipinya hingga membuat Jeffry panik.

"Maaf maaf, sayang kamu kenapa? apa masih sakit" panik Jeffry berjongkok di samping kursi kekasihnya dan memegang kedua tangan lembut itu, dengan hati hati.

Karina hanya menggelengkan kepalanya, lalu mengusap pipinya kasar. Ia tak tau kenapa ia sering sekali menangis, membuat malu saja.

"Gimana AI itu" tanyanya penasaran, ia masih geram dengan dengan penjelasan dari teknologi jelek itu, yang memberi penjelasan kurang mendetail.

Dan harus membuat Jeffry salah paham, bahkan sampai melindungi Lily.

Jeffry pada awalnya, menganggap bahwa mereka berada dalam dunia film. Namun, kenyataannya lebih aneh dari itu-mereka berada dalam dunia novel yang dibuat oleh seorang penggemar.

Penggemar itu tidak bisa menerima kematian tokoh kesayangannya, sehingga menciptakan novel baru di mana dirinya sendiri menjadi pemeran utama dan mengalami kelahiran kembali.

Jadi pemeran utama disini bukanlah Lily atau Jhon Obhiren melainkan adalah dirinya. Sialan ia akan membunuh kedua sejoli itu.

"Entahlah mungkin ada bug untuk saat ini kamu harus makan dulu" tutur Jeffry lalu menyodorkan sup yang sudah ditiup ke mulut kekasihnya.

...

Dapatkah Jeffry kembali ke dunia aslinya?...

Terimakasih telah membaca, vote dan memberi komen

Jika ada kesalahan atau typo mohon beritai author supaya langsung di perbaiki.

🧟‍♂️

Zombie Apocalypse: Back to the PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang