Berita tentang obat baru menghebohkan masyarakat sekitar. Selain diproduksi oleh salah satu ilmuwan terkenal bergelar M.Si., obat ini juga relatif lebih murah, menyebabkan minat besar pada hari pertama peluncurannya hingga stok habis.
Tentu saja, peredaran obat terjadi tanpa persetujuan dari pemimpin markas, karena Jeffry sedang melaksanakan tugasnya di luar, sehingga Jhon lah yang bertanggung jawab.
Di kamarnya, Lily melihat setumpuk kristal yang berhasil ia dapatkan yang tampak begitu memikat di bawah cahaya lampu.
Pikirannya melayang-layang membayangkan saat-saat di mana Kak Jeff akan memuji hasil penelitiannya dan mungkin bahkan mengakui perasaannya.
Sebuah senyum licik terlukis di wajahnya saat membayangkan momen itu. Namun tak berapa lama, suara ketukan pintu tiba-tiba membuyarkan lamunannya, membuatnya menggerang kesal.
Lily memutar bola matanya dengan malas. Siapa lagi yang datang mengganggu? Dengan enggan, ia berdiri dari kursinya.
Ketika pintu terbuka, ia melihat kak jhon sedang tersenyum antusias yang membuatnya tambah malas. Namunia segera mengubah wajahnya menjadi tersenyum. "Kak John, ada apa?" ucap Lily dengan suara lembut, nada yang ia latih untuk terdengar semanis mungkin.
John, tidak menyadari perubahan mood Lily yang sebenarnya, tetap tersenyum
"Kamu tahu, markas baru telah selesai pembangunannya. Apa kamu ingin berkeliling melihat-lihat?" tawarnya dengan nada antusias, penuh harap.
John berharap dapat melamar secara resmi orang di hadapannya. Meski banyak rumor yang mengatakan ia dan Lily berpacaran, namun ia belum sama sekali mengungkapkan perasaannya. Tapi ia bertekad akan mengungkapkan hari ini juga.
Mendengar permintaan orang di depannya, Lily mengomel dalam hati. Malas sekali ia diajak berkeliling panas-panas begini, bagaimana jika kulitnya menjadi hitam, tapi ia tidak bisa menolak secara langsung dan bagaimanapun ia masih membutuhkan pengaruh John untuk kehidupannya mendatang.
Setelah perang batin singkat, Lily kemudian menatap John yang berdiri di depan pintu. Matanya melirik banyak noda tanah di sepatu John dan aroma darah yang samar-samar tercium membuatnya mual.
"Kak, maaf. Penelitian aku masih belum selesai, dan itu tidak bisa ditinggal," ucapnya dengan nada sedih penuh penyesalan sambil menggigit bibir bagian bawahnya.
Wajah semangat yang tadi menghiasi wajah John pun memudar. Dengan senyum dipaksakan ia berkata, "Baiklah, ilmuwan pasti sangat sibuk apalagi obat yang kamu temukan melambung.
"Ini juga karena bantuan Kak John."
"Itu bukan karena saya, itu karena usahamu," senyum John sambil mengulurkan tangan meraih rambut Lily. Tapi sebelum menyentuh anak rambut tersebut, Lily sudah
memundurkan badannya."Kalau begitu, aku ke lab dulu kak," ucap Lily cepat, sebelum John menahan dirinya lebih lama. Ia langsung menutup pintu, meninggalkan John yang masih berdiri di sana, terdiam.
John masih mematung karena rencananya gagal, namun ia senang atas keberhasilan orang yang disukainya. Ia berjanji akan mempertahankan senyum itu.
…
Di sisi lain, Cores sedang berjalan menuju sebuah perkotaan yang telah porak-poranda oleh perang dan wabah. Menurut beberapa informan, Yuta telah bersembunyi di sini.
"Bawa dia dan ibunya dalam keadaan hidup atau mati," ucap Cores dengan rahang yang mengeras. Yuta sialan itu membuatnya hampir tidak dapat menghasilkan keturunan. sebuah penghinaan yang tak bisa diterima.
Yuta dan ibunya ditemukan oleh anak buah Cores. Mereka ditarik keluar dari tempat persembunyian dengan kasar.
Yuta, yang masih dalam masa pemulihan setelah luka parah, tak berdaya untuk melawan. Wajahnya pucat dan tubuhnya gemetar, sementara ibunya berusaha mati-matian melindungi anaknya, meski tanpa hasil.
![](https://img.wattpad.com/cover/363745332-288-k111490.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Zombie Apocalypse: Back to the Past
Ciencia FicciónDilahirkan kembali lima bulan sebelum bencana kiamat, di mana zombie berkeliaran dan umat manusia hampir punah, Karina mendapati dirinya terlahir kembali dengan ingatan yang utuh. Terkejut oleh kesempatan yang diberikan, ia bersumpah untuk tidak men...