Chapter 8. Jhon Obhiren

412 50 5
                                    

Saat ini, Karina duduk di sebuah kursi kecil, keheningan pun memenuhi ruangan sempit ini. Di hadapannya, John Obhiren menatapnya dengan mata yang mengintimidasi.

Sebelumnya, dia diminta untuk berbicara dengan John secara langsung.

"Hmm, ingin bergabung dengan 'Haven'?" tanya John memecah keheningan.

"Haven?" gumam Karina sambil mengerutkan kening. Dia kira pria itu akan menyebutkan markas "A20", dan sepertinya ia tidak pernah mendengar tentang markas "Haven" sebelumnya.

'A20' adalah nama markas besar bagi penyintas Zombie. Mereka menyediakan zona aman bagi masyarakat, itu pun tidak gratis dan harus membayar harga tertentu. 'A20' memiliki sistem hierarki dari kelas A1 hingga F5, di mana yang kuat atau berperingkat lebih tinggi memiliki kekuasaan lebih besar dan yang lemah akan lebih sulit bertahan hidup. Tingkat tertinggi adalah A1, yang diduduki oleh pendiri 'John Obhiren'. Namun, Karina hanya dapat mencapai tingkat B2, yang sangat sulit untuk ditingkatkan.

Pikiran yang bercampur aduk terus menghantui Karina. Apakah dia benar-benar terlahir kembali, atau apakah ada orang lain yang juga telah terlahir kembali? Pikiran itu berputar-putar di kepalanya.

Melihat kebingungan Karina, John menjelaskan "Ah! Saya hanya ingin menyediakan tempat yang aman bagi orang-orang," ucapnya sambil tersenyum.

"Rasa aman? Haha itu suatu kebohongan bukan? Pemerintah sendiri menyerah. Siapa sebenarnya Anda?" tanya Karina skeptis.

"Ah, saya belum memperkenalkan diri saya Jhon Obhiren, apakah anda tau keluarga obhiren?,itu bukan sesuatu yang mustahil"

"Dan juga, kami memiliki sumber daya yang baik untuk menghadapi makhluk-makhluk itu," tambahnya.

"Menghadapi?" kata-kata John obhiren terus berputar di pikiran Karina. Siapa dia sebenarnya?. Apakah dia juga telah terlahir kembali? Bukankah cara untuk menghadapi zombie mulai muncul sekitar satu tahun lagi, itupun harus berusaha payah mengambil spesimen.

"Apakah Anda tahu cara mengalahkan makhluk-makhluk itu?" tanya Karina, mencoba memancing informasi dari John.

Mendengar pertanyaan Karina, John tersenyum, "Tentu saja. Jadi, ingin bergabung? Akan sulit bertahan hidup sendirian, meskipun Anda memiliki kemampuan."

"Saya bersedia"

Dengan bergabung lebih dulu dengan A20, ia akan mendapatkan pangkat yang lebih tinggi. Dan dia juga harus mencari tahu apakah John juga telah terlahir kembali.

...

Di sisi lain, Eila berada di kamar mandi, menggigit kukunya dalam kepanikan karena Karina dan Haikal belum kembali setelah sekian lama. Mata yang panik itu melirik sekilas zombi didekat wastafel, darah segar yang masih mengalir menambah ketakutannya.

Tok tok tok!

Tiba-tiba, ada ketukan di pintu, membuat Eila tersadar dan bayi yang dipeluk tante Yuna juga mulai menangis.

"S-siapa?" Eila bertanya gemetar.

"Eila, buka, ini gue," suara yang dikenal membuat Eila merasa lega, dan dia berlari segera membuka pintu.

"Kak karinn" Eila memeluk Karina dengan erat. Namun, sebelum dia bisa benar-benar memeluknya, tangan nya telah dihempaskan Karina, membuatnya mengerutkan bibir.

Namun, ia melihat Karina tidak sendirian, ada seorang pria tinggi di belakangnya. Meskipun tampak garang, Eila tidak bisa menahan pikiran dalam dirinya yang menyatakan betapa tampannya pria itu.

Melihat senyum aneh Eila, Karina bergegas melewati Eila menuju Yuna yang tengah menenangkan bayinya

"Kayaknya Tante Yuna masih lemah, Om jhon, tolong gendong, biar gue yang gendong bayinya," ucap Karina pada pria di depan pintu.

Pria yang dipanggil 'om' merasa heran, apakah ia setua itu padahal saat pertama berbicara gadis tersebut sangat sopan kenapa tiba tiba berubah menjadi kurang ajar. Dan tanpa bicara ia langsung menggendong Yuna.

"John namanya aja keran banget" gumam Eila, melirik John yang tengah menggendong tante Yuna. Serta memperhatikan lengan yang kekar dan bahu lebarnya, membuatnya berpikir bahwa John sangat sexy.

"Eila, Lo maudisini?" teriak Karina, membuyarkan lamunan Eila yang terpesona. Dan ia pun berlari keluar pintu, menatap punggung lebar John.

"Ei, pegang sebentar," pesan Karina, membangunkan Eila dari lamunannya. Dengan sigap, Eila menerima bayi yang digendong Karina sebelumnya.

Merasa sesuatu, Karina segera mempersiapkan pistolnya dan menembak zombie yang menghalangi langkah mereka. Sebelumnya Mereka telah membersihkan jalur ini bersama dengan John, tetapi beberapa zombie mencium aroma darah dari Yuna dan menjadi gila lagi. Beruntung,hanya sedikit yang muncul.

Setelah tiba di gudang, mereka bergabung dengan sepuluh orang lainnya.

"Kak, siapa om ganteng tadi?, Udah punya pacar belum" bisik Eila.

Merasa diabaikan Karina, ia pun mengerutkan bibirnya dan mencoba menutup matanya untuk tidur. Dan tiba-tiba wajah pria tadi terbayang di fikirannya.

"Kikiki" cekikiknya pelan.

...

Malam gelap, hanya cahaya bulan yang menyinari, dikarena sistem kelistrikan telah mati. Di rooftop supermarket, seseorang terlihat sedang berbicara sembari memegang alat komunikasi berwarna hitam dengan antena.

"Lo ngapain minta ngumpulin Kristal di otak zombie? Lagian, peneliti gue bilang itu cuma otak," tanya John heran atas permintaan temannya.

"Oke, oke, selow, gua bakal kirim sebanyaknya,"

"Gila, lo, tiga hari?"

"Oke, oke."

Setelah selesai berbicara dengan temannya, dan merasa kantung mulai mendatanginya, ia kembali ke gudang. Namun, dia melihat sosok makhluk hidup, dengan sigap dia mengambil pistolnya.

...

Dikarenakan tidak bisa tidur karena lapar, Eila pun mengendap-endap mencari makanan, dibantu dengan senter milik Karina yang ia curi, tidak tidak ia hanya meminjam sebentar.

"Bukannya ini gudang makanan?, Masa satupun gaada" gumam Eila pelan

Namun, ia melihat sebungkus mi instan di salah satu pelukan wanita dewasa. Dengan hati-hati, dia mengambilnya.

"Gila meluknya eret banget" gumam Eila sembari menarik mie instan di pelukan wanita dewasa itu.

Setelah berhasil ia berlari ke sudut ruangan, Berjongkok untuk membuka bungkus mi instan tersebut dan melahapnya dengan rakus.

Saat sedang asik memakan mi instan, ia merasa ada seseorang menatapnya di belakangnya, setelah sosok itu dekat dengannya tanpa berpikir panjang, ia langsung memukul dengan senter secara sembarangan.

"Argh, argh, pergi pergi!" teriaknya

Tiba tiba sebuah tangan membekap mulutnya mulutnya, ia langsung meronta untuk melepaskan diri.

"Shutt" mendengar suara itu, dia melirik ke belakang bertemu dengan mata yang dikenalnya ia pun membelakkan matanya tak percaya.

"Omg, omg, nafas gue seret, anjir, ganteng banget!" teriak Eila dalam hatinya.

Setelah melihat Eila terdiam, pria tersebut melepaskan tangan dari mulutnya.

Vote and komen juseyo
*Jika ada kritikan atau saran mohon memberi tahu author, agar tulisan ini menjadi lebih baik lagi.

Zombie Apocalypse: Back to the PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang