Setelah video dan beberapa rekaman CCTV mengenai kegiatan sekte sesat diputar di seluruh markas, orang-orang di markas mengutuk Cores, yang mengaku sebagai tuhan tetapi sebenarnya tak lain hanyalah iblis yang meminta persembahan daging manusia.
Kerumunan di markas bergidik ngeri melihat rekaman tanpa sensor. Adegan-adegan mengerikan yang memperlihatkan ritual berdarah dan pengorbanan manusia membuat banyak orang menutup mulut dengan tangan mencoba menahan rasa mual.
Namun, masih ada juga yang menganggap Cores difitnah dan tetap teguh dengan keyakinan mereka bahwa Cores adalah tuhan. Mereka percaya bahwa orang-orang yang memfitnah pasti akan mendapatkan balasan yang kejam.
Ketika tayangkan kedua di tampilkan yaitu adegan penyerangan cores ada sebuah adegan tak terduga dimana kelakuan lily yang tidak tau berterimakasih, juga mendapat kritikan yang pedas.
Sebelumnya karina meminta jeno untuk memvideokan hanya untuk kesenangan semata dan melihat penderitaan lily langsung di gigit oleh cores, dengan terpaksa pun jeno pun menuruti karena profesinya sebelumnya juga adalah tim kameramen di studio film.
Tapi sekarang, jeno tak menyesal mengikuti karina, karena setelah menyerahkan rekaman itu kepada pemimpin markas, ia di hadiahi sebuah kamar mewah dan bahkan mendapat obat yang di buat karina.
Ia telah mengidam idamkan obat itu dari lama ketika hari pertama perilisan. Namun karena kekurangan dana, akhirnya ia masuk ke organisasi gangster sebagai upaya terakhir.
Meski banyak rumor berseliweran tapi ia tetap yakin, apalagi ia melihat sendiri bagaimana wanita psyco itu melilitnya dengan tumbuhan dan bahkan menerbangkannya.
...
Setalah beberapa hari menatap di vila, karina memutuskan untuk kembali ke markas sediri dan untuk jeffry dia memilih tinggal di vila karena perubahan fisik.
Jepp nya melaju ke dalam markas tanpa hambatan kerana para penjaga sudah mengenali mobilnya.
Salah satu petugas yang melihat Karina berlari meninggalkan gerbang untuk memberi informasi kepada pimpinan.
...
Karina merebahkan dirinya kedalam apartemenya, tak berselang lama belnya pun berbunyi tak beraturan. Dengan malas ia berjalan membuka pintu.
"Kak karin~ lo darimana, kita semua khawatir hiks hiks" isak Eila sembari memeluk erat badannya. ia hanya menepuk pelan punggung Eila untuk menenangkan.
"Iya kak tega baget" seru Haikal masuk ke pelukan, namun langsung di tepis tajam Eila membuat haikal mendengus kesal.
Tidak ingin melihat pertengkaran lebih lanjut, Karina menarik eila dan hikal masuk.
"Nih minum" serah Karina beberapa botol minuman lalu duduk di sofa paling lebar.
Eila menatap sendu karina yang mencoba berpura pura kuat, sebenarnya ia tau bahwa kak karin sedang sedih. Ini semua karena liliput itu yang tak tau berterima kasih, tapi syukurlah permapuan jahat itu sudah menjadi zombi.
Melihat Eila yang sedang melamun karina langsung menginterupsinya "Ei ga kesambet kan lo"
"Orang dia setannya kak, mana bisa kesambet"
"Diem lo item" merah Eila sembari melemparkan bantal sofa ke wajah Haikal, namun berhasil ditangkap dengan cepat.
"Ih rasis banget lo" Seru Haikal keras.
Eila pun hanya mendelik ke arah Haikal, perlahan menemukan lehernya kesamping menghadap Karina. Tangannya dengan hati hati menggenggam tangan karina, tatapannya pun menjadi khawatir.
"Kak, lo udah tau" ucap hati hati eila.
karina menaikan sebelah alisnya bingung "Apan jangan jadi sok misterius gitu"
"Soal si lily lily itu yang udah ngebunuh kak jeffry" mendengar itu sontak tubuhnya menegang seketika.
"Maksudnya?" tanya karina menaikan oktaf suaranya dan itu sukses membaut Eila dan Haikal kaget.
Mendengar teriakan itu, membuat nyali Eila menciut, matanya terus terusan melirik Haikal yang duduk di sebelahnya.
Haikal yang menyadari situasi langsung angkat bicara "Ikut kita kak" ucap haikal lalu berjalan keluar apartemen.
...
Karina menonton sebuah video dengan seksama, rahangnya mengatup kuat hingga otot-otot di wajahnya mengeras.
Haikal dan Eila yang berada di samping Karina tak mampu menahan aura penindasan yang kuat.
Sedangkan Jeno, hanya menutup mata takut terkena imbas.
"Kakk~"
"Kemana baj*ngan itu, HAH!" teriaknya melampiaskan amarahnya.
Sialan beraninya jal*ng itu, jika tau akan jadi seperti ini, ia akan langsung membunuh bajingan itu ketika pertama kali melihatnya.
"Anu kak itu si Lily udah mati" jawab haikal terbata-bata.
Jeno yang melihat itu tak dapat menyembunyikan ekspresi takut diwajahnya. Sudah tau wanita itu psikopat masih saja diprovokasi. jika saja Lili belum mati, ia tak dapat membayangkan betapa menderitanya di siksa oleh perempuan psyco itu.
bruk!
Gebrak karina pada meja dengan mengeluarkan seluruh kekuatannya hingga menyebabkan beberapa retakan.
Tok tok tok!
Sebuah ketukan berasal dari pintu memecahkan keheningan. Jeno melirik orang orang disekelilingnya sekilas, dengan segera ia beranjak membuka pintu.
Seorang dengan kemeja rapi muncul dari balik pintu.
"Apakah nona karina sedang berada disini?, tuan peter memanggilnya" tanyanya.
Jeno pun terdiam, segera ia memundurkan badannya agar wanita itu dapat melihat ke dalam.
Wanita itu menganguk sekilas lalu melangkah memasuki ruangan, sebelum berbicara wanita itu menunduk dengan sopan.
"Nona karina, tuan peter memanggil anda" gugup wanita itu menyadari suasana ruangan yang suram.
"Peter?"
"Paman dari tuan Jeff" jawab cepat wanita itu.
"Pimpin jalan" yang dibalas anggukan wanita itu.
"Kak~" ucap Eila mengejar karina namun hal itu di hentikan haikal, dengan capat eila pun mendelik ke arah pria itu.
"Udah biarin kak karin tenang dulu" usap Haikal sembari memegang pundak Eila.
...
Wanita itu hanya mengantarkan Karina di ruang kerja Jeffry, lalu berbalik pergi tanpa sepatah kata pun.
Karina membuka pintu yang sudah akrab baginya, alisnya mengerut ketika mendapati orang yang duduk di kursi itu adalah seseorang yang dikenalnya beberapa tahun lalu.
"Silahkan duduk"
"Anda Paman Jeffry?" tanya Karina heran. Setahunya, dia tidak pernah melihat pria ini dalam kehidupan sebelumnya dan bahkan ia tidak tahu bahwa pacarnya memiliki paman.
Mendengar itu, pria tua hanya tersenyum misterius. "Kita bertemu lagi, anakku!" ucapnya dengan nada yang penuh penekanan pada kata terakhir.
Suasana ruangan itu seketika hening, karina juga sedang tidak ingin berbicara. Karena ia sudah mengabaikan ucapan kejadian di kasino, ia juga tidak tau kenapa pria itu meminta menjadi anaknya.
"Sepertinya film ini akan berakhir" lanjut Peter dengan nada khawatir dengan mata menyipit, kerutan di dahi pun semakin tampak jelas.
...
Buat yang lupa sama Peter Nelson itu ada di chap 2&3
![](https://img.wattpad.com/cover/363745332-288-k111490.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Zombie Apocalypse: Back to the Past
Fiksi IlmiahDilahirkan kembali lima bulan sebelum bencana kiamat, di mana zombie berkeliaran dan umat manusia hampir punah, Karina mendapati dirinya terlahir kembali dengan ingatan yang utuh. Terkejut oleh kesempatan yang diberikan, ia bersumpah untuk tidak men...