Chapter 4. Jeffry

513 54 3
                                    


"Tuan muda, saya sudah mengirimkan file yang anda minta melalui email" ucap seorang pria yang duduk dengan sikap hormat di samping kursi pengemudi.

Mendengar ucapan pria tersebut, Jeffry mengarahkan pandangannya pada layar laptop.

Sebelumnya, dalam suasana yang serba cepat dan urgensinya, ia telah memberikan perintah untuk mencari segala informasi terperinci tentang dirinya. kini ia merasuki tubuh seorang pria bernama Jeffry Nelson, keponakan satu-satunya dari Peter Nelson sosok pendiri sekaligus pemegang saham terbesar Nelson Company.

Seperti yang tercatat dalam dokumen-dokumen yang ia pelajari, sosok Jeffry merupakan seorang yatim piatu: ibunya, Adeline Nelson, telah meninggal bersama ayahnya dalam sebuah kecelakaan mobil tragis yang mengguncang seluruh keluarga Nelson.

"Keluarga Nelson" bukanlah sekadar nama keluarga di dunia nyata, melainkan sebuah entitas penting dalam sebuah film yang ia tonton bersama rekannya.

Sekarang, dengan serasa berada dalam alur cerita yang sama, ia menjadi Jeffry Nelson dari film tersebut, bahkan wajahnya memiliki kemiripan dengan aktor yang memerankan karakter tersebut.

Namun, sayangnya film itu bukanlah kisah romantis yang menyenangkan, atau pun komedi yang menghibur. Film tersebut adalah sebuah thriller menegangkan tentang wabah zombie yang mencekam, dengan judul "World Liar", yang menurut plot, wabah tersebut akan muncul dalam dua bulan mendatang.

Dengan situasi yang semakin mendesak, ia menyadari perlunya persiapan yang memadai, sembari mencari cara kembali ke dunia nyata.

"Dan tentang orang yang membawa tuan muda ke rumah sakit, saya akan segera menemuinya untuk berterima kasih, serta memberikan kompensasi" ucap pemuda tersebut sambil menoleh ke kursi penumpang.

"Lakukanlah," jawab singkat Jeffry, sembari terus fokus menelusuri informasi yang tersedia di layar laptopnya.

"Leon, berikan semua informasi aset saya, kirimkan besok paling lambat," tambahnya dengan nada memerintah.

"Baik, tuan muda,"

...

"Tuan muda ada di sana" Jeffry pun melihat arah yang ditunjukkan asisten nya sosok yang tak asing, dengan mata yang lebar dan ekspresif, hidung kecil yang manis, bibir penuh dan merah alami, serta rambut panjang yang berwarna kontras, tampak serasi dengan cardigan putih yang dikenakannya.

Katarina aerinka, salah satu tokoh pemeran pendukung di "World Liar". Meskipun hanya sebagai tokoh pendukung, Karina memiliki peran yang signifikan dalam film tersebut, memerankan karakter seorang ilmuwan yang cerdas dan berani.

Namun, di tengah kerumunan pikiran, ia tidak dapat mengabaikan fakta bahwa di dalam plot film tersebut tidak ada adegan antara Jeffry dan Karina, apakah ingatannya yang salah ataukah ada sesuatu yang ia tidak ketahui.

Ia menoleh ke arah Leon, memberikan isyarat "Temui wanita itu, ucapkan terima kasih, dan berikan kompensasi. Saya sedang ada urusan," pesan Jeffry berbalik badan

...

Karina menikmati setiap tegukan kopi yang hangat di dalam cangkirnya, merasakan aroma yang memikat hati dan pikirannya. Di hadapannya, ada seorang pemuda yang tampaknya tengah menunggu sesuatu dengan sabar.

"Sebelumnya, izinkan saya memperkenalkan diri. Saya Leonardo, asisten pribadi dari Tuan Jeffry orang yang anda selamatkan pada kecelakaan mobil satu minggu sebelumnya" ucap Leon dengan sopan sambil menjulurkan tangan.

"Karina" sahut Karina dengan senyum hangat di bibirnya, sembari menerima jabatan tangan Leon.

"Saya di sini ingin mengucapkan terima kasih karena telah membawa tuan muda ke rumah sakit, tuan Jeffry tidak akan melupakan kebaikan Anda,"

"Bukankah dia yang harus mengucapkan sendiri?"

"Ah, maaf, tuan muda sedang ada urusan mendesak sehingga tidak dapat mengucapkannya secara langsung" jelas Leon, mencoba meredakan rasa penasaran Karina.

"Ah, begitu" gumam Karina.

"Dan ini adalah bentuk terima kasih dari tuan muda" sambung Leon sambil menyerahkan amplop coklat yang berisi sebuah kertas.

Karina membuka amplop tersebut dengan hati-hati, matanya berbinar ketika ia melihat nominal yang tertera di dalamnya, senyum cerah lamgsung menghiasi wajahnya.

"Saya menerima ucapan terima kasih anda dengan tulus, ah tuan Leon anda tidak memesan?"

"Mohon maaf, saya punya pekerjaan mendesak yang harus segera diselesaikan, itu saja yang dapat saya sampaikan sampai jumpa" tolak Leon sambil berdiri, menunjukkan sikap profesionalismenya.

"Sepertinya Anda sedang buru-buru. Silakan, sampai jumpa"

Melihat langkah Leon yang semakin menjauh, Karina kembali memperhatikan nominal cek yang ada di tangan. Senyum gembira masih terukir di wajahnya dan hanya dua hal yang membuat ia tersenyum di dunia ini yaitu hanya 'uang dan maksnan'
dengan uang ini ia dapat menambah persedian.

Jeffry, yang sedari tadi memperhatikan dari kejauhan, tanpa sadar kedua sudut bibirnya membentuk sebuah senyuman yang hangat, menyaksikan reaksi Karina yang tengah gembira.

Saat keluar dari lobi, Leon kaget mendapati tuannya yang duduk dengan tenang di sofa pojok.

"Tuan Jeff" panggil Leon dengan pelan, mencoba menarik perhatian Jeffry yang memperhatikan gadis yang baru ditemuinya tadi.

Mendengar suara tersebut, Jeffry menurunkan kedua bibirnya yang sebelumnya membentuk senyuman.

"Saya kira Anda sudah pergi" kata
Leon dengan penuh pertimbangan.

Jeffry pun berdiri dengan gesit. "Ayo pergi" ajaknya sambil mengisyaratkan agar Leon mengikuti langkahnya menuju tujuan berikutnya.

Mohon kritik dan sarannya jika ada typo tolong memberi tau author<⁠(⁠ ̄⁠︶⁠ ̄⁠)⁠>

Zombie Apocalypse: Back to the PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang