Chapter 2. Mencari Uang

673 59 11
                                    

"Sampai jumpa dan terimakasih atas konfirmasi bayarannya" ucap karina tersenyum sembari berjabat tangan.

"Kalau begitu saya permisi dahulu" setalah mengatakan itu ia melangkah maju, meninggalkan rumah tersebut sembari melihat cek bank miliknya bertuliskan Rp. 5.500.000.000.

Akhirnya kini ia memiliki uang, walaupun dari hasil penjualan rumahnya.

Karina menyilangkan tangan dengan mata menatap villa barunya yang lebih terpencil, dikelilingi oleh pepohonan dan berjarak 45 menit dari pusat jakarta.

Sebenarnya karina sedikit mempertimbangkan untuk membeli villa di wilayah lebih terpencil. Namun, ada hal yang harus ia lakukan di ibu kota, dan lokasi ini sepertinya cocok.

Di dalam villa yang luas, ia merenungkan rencana-rencana masa depannya. Ia memvisualisasikan bagaimana tata ruang villa ini akan diubah sesuai dengan keinginannya.

Renovasi halaman belakang menjadi prioritas utama, dengan pembangunan dinding yang lebih kuat disertai penambahan berbagai jebakan, pemasangan generator surya serta pembangunan gudang yang luas dengan sistem pendingin dan penyediaan air yang memadai.

Semua itu direncanakan untuk menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi dirinya untuk bersantai di hari kiamat.

Dihalaman belakang villa barunya, ia melatih kebugaran fisik dan kemampuan bertarungnya. untuk mempersiapkan hal-hal yang akan terjadi dimasa depan.

Namun baru beberapa menit berlatih, ia sudah kelelahan, keringat bercucuran deras membasahi wajah merahnya. Ia hanya dapat menghela nafas lelah dan  sangat merindukan fisiknya yang kuat di masa depan.

Deringan ponsel membuat ia berhenti berlatih, tanpa melihat penelpon ia langsung mengangkatnya dan mendekatkan ke telinganya.

"Udah gua transfer, lu berani pinjem, berani juga bayar tepat waktu. Kalo ga, siap-siap aja!"

"Tenang ae gue pasti bayar tepat waktu" ucap Karina langsung menutup telepon, dengan senang lalu mengecek saldo masuk di handphone nya.

"Ah sayang banget totalnya cuma bisa dapet 50 juta " dengusnya pelan setelah ia berhasil meminjam dari total delapan rentenir, lagi pula dua bulan lagi ia tidak harus membayar kembali uangnya.

Dikarenakan merasa cukup lelah, ia berhenti berlatih dan mengeluarkan selembar kertas yang ia simpan, berisi hal-hal yang ia harus lakukan.

....

Malam hari tiba, karina mulai mengendarai jeep nya membelah kota jakarta, dengan kecepatan penuh ia menuju salah satu kasino terkenal di ibu kota.

Dengan kemampuan bertahan hidup di situasi yang sulit selama 10 tahun, ia yakin akan mendapat banyak uang, di karenakan pada zaman pasca apokaliptik judi sudah menjadi makanan sehari harinya yang telah ia tekuni.

Setelah Karina tiba di kasino, dengan langkah percaya diri ia memasuki ruangan tersebut.

Meskipun bukan seorang model atau selebriti, kecantikannya menarik perhatian beberapa orang di sekitarnya.

Setelah menemukan spot penukaran, Karina langsung duduk untuk menukarkan uang tunainya dengan chip kasino berwarna warni.

Dengan pengalaman bertahan hidup di situasi sulit selama sepuluh tahun, Karina yakin bahwa dia memiliki keunggulan dalam menghadapi permainan ini.

Dengan cermat dan kehati-hatian, ia memulai permainannya. Ia menggunakan pengetahuan dan kecerdasannya untuk membuat keputusan yang tepat dalam setiap taruhan yang dia lakukan.

Meskipun permainan ini penuh dengan ketidakpastian, Karina tetap tenang dan fokus pada tujuan utamanya, untuk memenangkan sebanyak mungkin uang.

Waktu berlalu tanpa terasa, dan Karina tetap asyik dengan permainannya. Ia terus mengamati pola permainan lawan-lawannya, mencari celah dan kesempatan untuk mengambil keuntungan.

Zombie Apocalypse: Back to the PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang