Chapter 26. Rumor

161 28 2
                                    


“Kak! lo tau ga banyak rumor yang bilang obat lo dari darah zombi, aduh mana semua pada ngehujat lo lagi” ucap panik haikal dengan nafas terengah engah, karena terlalu banyak berlari.

“What! siapa yang nyebarin rumor ga berfaedah itu hah” sela Eila dengan sedikit nada berteriak.

Haikal mengabaikan teriakan eila, kemudian melihat dengan selidik ekspresi karina. Namun, karina masih saja berbaring santai dengan masker diwajahnya, membuat haikal terheran heran apa kak karina tak mendengar ucapnya.

“Kak?”ucap nya hati hati.

Perlahan karina bangkit dari senderan kursinya, lalu menuangkan teko teh ke cangkir bercorak bunga gerakannya lamban dan terlihat anggun.

“Minum” mendengar itu, haikal pun langsung duduk di kursi dan menghabiskan teh itu sekali tegukan.

Eila yang melihat cara minum yang tidak anggun itu, menjadi jijik.

“Gue ga peduli sama rumor apapun” ucapan itu membuat ekspresi
kebingungan haikal menjadi jelas. 

“Lah kok gitu?”

“Kalo mereka percaya rumor itu pasti produksi obat bakal di tarik. Jadi bagus dong, Cuma gue paling kuat di markas ini” ucapnya santai.

“Wah bener juga!” ucap Haikal menganggukkan kepalanya

“Tapi, lo beneran ga pake darah zombi kan” tanya Haikal hati-hati dengan suara rendah.

Plak! 

Suara renyahan pukulan, terdengar kencang di kamar Karina.

“Awww” ucap Haikal memegang bagian belakang kepalanya yang dipukul oleh Eila.

“Goblok! kak ni orang kayaknya usir aja deh” sinis Eila

“Dih, gue Cuma bercanda dong kok, hahhahha” tawa canggung Haikal yang dibalas tatapan datar dari kedua wanita tersebut.

“Diem! jangan ganggu gue meditasi” ucap karina kembali bersandar pada kursi, serta meletakan tomat kembali ke area matanya. 

Terdapat keretakan masker di area dahi karina yang mengerut, menandakan ia tengah berfikir keras. Darimana sang pemberi rumor tau ia baru saja bereksperimen pada darah zombi dan membuat rencananya sedikit berantakan.

...

Susana riuh markas tidak dapat mempengaruhi para kesepuluh militer yang dilatih dengan kekuatan khusus di sebuah lapangan besar.

“Apa kalian mempercayai rumor tersebut?” ucap salah satu prajurit membuyarkan keheningan di tengah latihan.

“Lagi pula saya tidak perduli” ucap prajurit lainnya, dengan tangan masih memegang pistol yang tengah fokus pada latihannya.

“Meski saya diberi kotoran manusia, saya masih dengan sukarela berada disini” tambahnya dengan nada datar.

Namun, tersirat kesedihan yang mendalam dalam ekspresinya. Dibandingkan di masa-masa damai sekalipun, ia akan memilih hidup seperti ini, di markas ini.

“Kenapa menanyakan ini?, sudah bosan disini” ucap salah satu prajurit bernama tag “Agung” tiba tiba muncul menginterupsi pembicaraan mereka.

Membuat semua yang ada lapangan membungkuk hormat, karena itu adalah senior mereka. 

Orang yang tadi memulai pembicaraan pun seketika gugup, dan segera menunjukan sikap hormat “Siap paK! saya hanya ingin mengkritik penyebar rumor tersebut” 

Sang kapten hanya menatap tanpa memberi respon lebih lanjut dan mengalihkan pandangannya kearah sembilan lainnya.

“Bagi menjadi tiga tim, terus awasi pembangunan markas baru” 

“SIAP PAK!” ucap seluruh prajurit militer kompak, lalu bergegas pergi.

Setelah memerintahkan seluruh prajurit ia segera berbalik sembari menatap tangannya yang mengeluarkan percikan api. Ia masih belum mempercayai bahwa ia memiliki kekuatan aneh ini.

ia juga merasa bersyukur diterima olah markas, dan akan membalas budi dengan setia, dengan mematuhi nona karina. Walaupun ia mati mengorbankan hidupnya, ia rasa hutang budi itu belum tentu lunas.

Ia mengingat bagaimana istrinya yang tengah hamil kembali pelukannya deegan selamat.

Hampir saja putus asa, setelah sekian lama mencari keberadaan istrinya, dengan pikiran negatif terus berputar di otaknya.

Namun, keajaiban datang bukan hanya istrinya, tapi anaknya juga selamat dan bahkan memiliki sebuah kemampuan sepeti miliknya.

“Pak! Mobil sudah siap”

Mendengar instruksi, iapun membuyarkan lamunannya dan segera menghampiri prajurit tersebut, untuk kembali bertugas membersihkan daerah kumuh dan memberantas para preman sok berkuasa di markas.

Karina menatap bayangannya di cermin, gaun hitam itu sangat cocok di tubuh indah bak model, serta berbagai riasan yang menempel di wajah putih itu menambahkan aura kecantikan.

Ting tong!

Mendengar suara bell di pintu kamarnya, ia pun langsung mengambil pistol di meja dan merekatkan di bagian pahanya. dengan langkah santai, ia membuka pintu tersebut.

Iapun tersenyum ketika mendapati Jeffry di balik pintu itu.

“Sudah siap?” taya Jeffry yang dibalas anggukan oleh Karina.

Karina menatap kagum ketika memasuki sebuah aula, dimana lampu lampu cantik bergantungan dan berbagai lukisan terkenal menempel di dinding emas itu.

Namun beberapa detik kemudian, ia tersenyum miring karena kemewahan itu tak akan bertahan lama.

Kemudian ia melirik ke arah kekasihnya yang menunjukan sorot mata kebencian. Dengan segera, ia mengapitkan tangannya di lengan pria itu dan jeffry pun langsung memegang tangan Karina dan tersenyum kepada kekasih kecilnya itu.

Banyak orang berpakaian putih dengan ukiran-ukiran aneh, sangat kontras dengan baju hitam dikenakan oleh karina.

Melihat cores mendekat, Karina langsung mengubah ekspresinya menjadi tersenyum tak lupa ia mengkodekan jeffry untuk menirunya.

“Semat datang tuan Jeffry dan nona Katarina, bersikaplah nyaman disini, walupun aula ini tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan markas HAVEN” ucap Cores tersenyum.

kali ini cores bener benar tersenyum cerah tanpa kemunafikan, tentu saja karena ia sudah mendapat obat itu dan kini ia menjadi semakin kuat bahkan tidak hanya zombi, manusia pun ia bisa ia habisi hanya dengan lambaian tangan.

*Jangan lupa vote dan coment
*Maaf untuk periode UAS author hanya mampu update semampunya, jika liburan tiba pasti adak ditambah dobel update

Lampiran

   Kapten Agung Widyadiningrats      Suami Tante yuna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

   Kapten Agung Widyadiningrats
  
   Suami Tante yuna

Zombie Apocalypse: Back to the PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang