Menggendong ransel hitam besarnya, ia mulai mengendarai jeep membelah di lautan para zombie, didalam tas ransel tersebut terdapat obat obatan, makanan, beberapa pistol dan senjata tajam cerurit. Pistol tersebut tentu saja berasal dari kesepakatan ia dengan Peter Nelson yang dikirimkan.
Peter Nelson tentu saja tidak mengantarkan ke villanya, namun ke rumah lama nya yang telah ia jual, lagi pula pihak sana sama sekali tidak menanyakan alamat nya, untung saja pemilik rumah sebelumnya menghubunginya, dan tentu saja pemilik lama tidak mengetahui bahwa isi pake itu adalah senjata.
Setelah beristirahat selama satu minggu, karina berencana keluar dari persembunyiannya untuk memburu kristal zombie. Kristal zombie terdapat di inti kepala, dimana bagian otak zombie telah hilang di gantikan oleh sebongkah kristal berwarna merah.
Pada awalnya orang-orang mengabaikannya, namun dua tahun kemudian para ilmuan mengugkapkan manfaat dari inti zombie tersebut.
kristal dari inti zombi dapat memberikan energi positif yaitu memperkuat tubuh dan memberikan kekuatan yang aneh jika di ekstraksi dengan baik, semenjak itu inti kristal menjadi objek yang sangat di cari-cari dan bahkan di jadikan alat tukar dengan makanan atau barang yang lain bahkan manusia sekalipun dapat diperjual belikan.Saat ini zombie masih relatif lemah, maka dari itu karina muai memburunya dan karena dia adalah seorang ilmuan maka ia dapat mengekstraknya dengan mudah.
Setelah satu minggu kemudian, banyak orang yang persediaannya sudah hampir habis maka mau tidak mau mereka harus keluar dari rumah dan begitu keluar tanpa persiapan yamg matang, zombie akan melahap mereka.
Hari ia sangat yakin banyak orang yang akan menjadi zombie dan ia akan mendapatkan banyak inti dari peristiwa tersebut.
Tujuan pertama adalah super market, tempat pertama banyak orang-orang tuju, dan tentu akan banyak zombie juga.
Mengamati situasi dalam mobil ia mulai menembaki zombie dengan brutal, suara dentuman pistol terdengar hingga mengagetkan orang yang sedang bersembunyi di supermarket, Mendengar dentuman senapan orang di supermarket bersukacita, merasa mereka akan di selamatkan oleh para tentara atau polisi, namun harapan mereka akan sia sia tentara atau polisi tidak akan pernah datang untuk mereka.
Setelah berhasil melubangi kepala beberapa zombi dan mengambil inti nya. karina masuk ke dalam supermarket menuju stand rokok, ia pun langsung mengambilnya dan menghidupkannya dengan pemantiknya bergambar naga.
“Huff” asap rokok mulai menyebar di sekitarnya
Tiba tiba Suara teriakan kencang mengagetkannya, refleks memegang erat cerurit nya ia melihat dua orang wanita dan seorang pria menuju arahnya di ikuti gerombolan zombie dibelakangnya."Tolong tolongin, gue aaaaa” ucap pria tersebut berteriak kencang.
“Aishh” malas karina ketika istirahatnya telah diganggu. Ia pun langsung melepehkan rokoknya, tanpa pikir panjang ia mulia menembaki zombie tersebut, untung saja para zombie tidak peka terhadap suara, jika tidak ia kan menyumpal mulut berisik laki laki tersebut.
Merasa pelurunya sudah hampir habis, ia berlari dengan kencang dan tentu saja ketiga orang tersebut mengikutinya. banyak zombie yang mengejar mereka, melihat kamar mandi karina memasukinya dan tentu saja diikuti ketiga orang tersebut.
“Anjing lo apain tu zombie sampe banyak yang ngikut” marah karina dengan suara yang lantang.
Mengatur nafas, pria tersebut menunjuk seorang wanita berperut besar sedang bersandar di sudut tembok, ia pun melihat ke arah yang ditunjuka. Ia melihat darah mulai menetes di sela sela kaki wanita itu, pantas saja zombie tersebut mengejar mereka dengan ganas nya, pikirnya.
“Arhhhh” teriak wanita itu bersandar di tembok dan darah pun semakin membanjiri lantai. Apa yang harus ia lakukan fikiran tersebut muncul dibenaknya.
“Brakk” pitu di salah satu bilik terbuka, terlihat zombie wanita dan dengan ganas keluar dengan cepat menghampiri wanita hamil tersebut serta menggigit lehernya untuk mencari sumber darah.
Karin pun langsung menjambak rambut zombie tersebut dan melemparnya mengenai wastafel hingga pecah, darah mengalir deras, melihat itu ia yakin wanita zombi itu baru baru saja terinfeksi dan bersembunyi di bilik kamar mandi.
Ke dua orang yang menyaksikan adegan tersebut pun terperangah, diam membeku menutup mulut mereka.
Di sisi lain dengan ekspresi putus asa, wanita hamil tersebut pun melihat ke arah perut buncitnya dengan ekspresi khawatir, dengan susah payah ia menuju karina.“Tolong tolong selamatkan anak di kandungan saya, saya berjanji akan membayar dengan apa pun” ucap nya menangis.
“Mau membayar dengan apa, uang?” dengus karina
“Saya sudah menyelamatkan kalian tadi, saya akan pergi sekarang” tambahnya“Lo ga punya hati banget ini ada bumil lo, dua nyawa” teriak pria tersebut mengentikan langkah karina.
“Eh lo pikir gue badan amal, gue benyak urusan ya, lagipula mereka juga bakal jadi zombie” ucap Karina sembari melirik ibu hamil tersebut.
“selamatkan aja sendiri, gue bukan dokter” tambahnya lagi.
Mendengar perdebatan kedua orang tersebut gadis berseragam yang sedari tadi diam ingin sekali rasanya menangis, ia tanpa sadar melihat ada banyak gigi bercecer di wastafel dekat zombie tersebut dan berkata pada keduanya.
“Tante yuna ga kegigit” ucapnya menghentikan perdebatan tersebut
“Zombi itu, udah nyabutin gigi nya, jadi engga bakal nularin kan?” ucapnya seraya menunjuk gigi tersebut berceceran.
Sepertinya zombi wanita tadi menyadari bahwa ia akan menjadi zombie, dan ia mencabuti giginya sendiri agar tidak menularkan kepada yang lain.
Mendengar ucapan gadis tersebut wanita berusia tigapuluh an itu memeriksa lehernya, menangis sembari menghela nafas lega.
“Tolong, saya tidak akan menjadi zombie” ucap yuna memohon sembari memegang lutut karina.
Vote and komen juseyo
*Jika ada kritikan atau saran mohon memberi tahu author, agar tulisan ini menjadi lebih baik lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zombie Apocalypse: Back to the Past
Ciencia FicciónDilahirkan kembali lima bulan sebelum bencana kiamat, di mana zombie berkeliaran dan umat manusia hampir punah, Karina mendapati dirinya terlahir kembali dengan ingatan yang utuh. Terkejut oleh kesempatan yang diberikan, ia bersumpah untuk tidak men...