Stoor Me Niet! [TERBIT]

07. Anthony?

"Nggak gitu, Ran ..,"

"Terus apa?"

Pangeran semakin menatap lekat gadis yang berada di depan bola matanya ini. Telinganya terbuka lebar, dengan siap mendengarkan jawaban Aruni, baik itu jawaban baik atau buruk.

"Gue belum siap jadi istri, gue mau nikmatin masa muda dulu, gue takut ...,"

"Urusan itu gampang. Kita 'kan, bisa nikmati masa muda berdua. Nanti aja punya anak." Pangeran berusaha tersenyum aat yang pertanyaan serius ini.

Pangeran menarik sedikit rambut hitam pekat milik Aruni. Mengelusnya dengan penuh kelembutan. Dan menggulung rambut lembut itu layaknya sedang dicatok.

"Rambut lo cantik, Ar."

Bola mata Fantasi sinis menatap Pangeran yang berani menarik dan mencium rambut sang adik. Seharusnya Aruni di suruh pakai jilbab tadi. Gadis itu selalu saja menolak dipakaikan jilbab. Padahal itu adalah sebuah keharusan bagi kaum perempuan muslimah.

Pangeran mencium rambut gadis dihadapannya ini.

"Wangi banget. Lo pakai shampo apa?"

"Caper banget lo, Ran."

Pria itu terkekeh. "Bukan gue kalo nggak caper." Pangeran berusaha menujukan ekspresi meledek Aruni.

"Kok kayak anak-anak gini?" Ia terheran-heran menatap pria berpostur berisi namun memiliki tinggi 176 sentimeter ini.

Beda 16 sentimeter dengan dirinya yang berpostur tinggi 160 sentimeter ini.

Gadis itu terkekeh mendengar tutur kata pria ini. Mana lembut banget lagi. Aruni merasa sangat disayang dan dimanja oleh Pangeran.

"By? Hmm?"

Pangeran setia mendengarkan setiap tawa yang keluar dari mulut Aruni. Lama-lama, ia pun juga ikut tertawa. Suasana di rumah tidak terlalu suram lagi sekarang. Rumah yang tadinya suram menjadi lebih berwarna karena hadirnya Pangeran.

"Jawab pertanyaan gue tadi, Ar," pinta pria itu.

"Mau tau aja atau mau tau banget?" tanya gadis itu seraya mengelus dahi seorang yang berada di pangkuannya ini.

Hal itu berhasil membuat Pangeran salah tingkah. Pipinya merah merona. Menampilkan senyuman layaknya bulan sabit. Senyuman termanis yang pernah ia miliki.

Tangan Pangeran masih stay berada pada rambut hitam pekat Aruni. Menurutnya, Aruni lebih cantik berambut panjang, ketimbang berambut pendek.

"Mau tau banget!" sahut Pangeran yang berenergi semangat 45.

"ARUNI! SUDAH CUKUP PACARANNYA!"

Netra kedua sejoli ini membulat sempurna kala mendengar bentakan seseorang dari belakang. Mereka berdua reflek melihat ke belakang di detik yang sama.

Pangeran pun terbangun dari pangkuan Aruni. Tangan Aruni reflek memukul jidat pria ini.

"Sorry, Ran ...,"

"PANGERAN, PULANG SEKARANG JUGA!" teriak Fantasi yang tampak geram.

***

Kan ku arungi tujuh laut samudra...

Kan ku daki pegunungan himayala...

Apapun kan ku lakukan tuk dirimu sayang...

Oh penjaga hatiku....

"Akhirnya, gue bisa nyanyiin lagu penjaga hati di depan gadis yang gue suka," cibir Pangeran. Kemudian, meletakkan gitar yang sedari tadi berada di kedua tangannya.

"Apa, sih?" cibir gadis itu. Beberapa detik ini hening. Mereka hanya diam. Tatap-tatapan tanpa membuka suara. 

Hari ini Aruni terlihat cantik dengan balutan daster biru lengan pendek. Rambut lurus yang terurai. Mereka kini duduk santai di taman belakang rumah Aruni.

"Ran, gue mau tanya sesuatu sama lo," ujar Aruni dengan tergagap sambil menatap kekasihnya.

"Mau tanya apa?"

"Ciri-ciri orang punya mata batin itu apa aja, sih?"

"Orang tersebut akan memiliki kepercayaan diri yang sangat tinggi. Orang tersebut akan mempunyai prinsip yang cukup kuat. Memiliki energi berpikir yang positif alias pikiran positif. Memiliki kepekaan dan juga rasa empati yang sangat tinggi terhadap sesama. Memiliki kedewasaan dalam hidup dan juga bersikap. Orang tersebut mampu mengontrol emosi yang ada dalam dirinya. Orang tersebut mempunyai daya ingat yang sangat peka. Orang tersebut akan mudah dalam mencerna informasi apapun. Itu aja, sih yang ada di google."

"Memangnya kenapa tanya hal ini ke gue?" sambung pria yang berkaos hitam itu.