"Berarti Bunda udah nggak ngebolehin Aruni temenan sama cowok lagi, ya, Bun?"
"Nggak gitu juga. Maksud Bunda, agama kita itu punya syariat yang seharusnya nggak kamu langgar," titah Hanin, takut sang anak sakit hati dengan penuturannya demikian. Hanin sangat menghargai perasaan anaknya dan ia berusaha menasihatinya lagi dengan sabar.
Aruni memang sedikit keras kepala, Hanin tahu itu. Aruni juga tidak suka dibentak dengan nada kasar. Ia sangat memahami psikologi anak remaja yang masih labil.
Aruni melongo mendengar penuturan dari sang Bunda. Nampak sekali raut wajah gadis ini keheranan sekaligus kebingungan.
"Syariat?"
"Dalam syariat agama kita. Berinteraksi antar lawan jenis boleh dilakukan namun harus melaksanakan adab-adab yang wajib diterapkan oleh wanita muslimah diantaranya tidak melembutkan suara, tidak bercumbu dalam berbicara, mengucapkan perkataan yang bermanfaat, menjulurkan kain kerudung yang tidak tipis untuk menutupi seluruh anggota tubuhnya."
"Adab, apa itu adab, Bun?"
"Tidak berkhalwat, atau berdua-duaan, Sebagaimana yang disebutkan dalam sabda Rasulullah, janganlah sekali-kali kamu berkhalwat (berduaan) dengan perempuan kecuali disertai mahramnya, hadis riwayat Bukhari dan Muslim," celetuk Fantasi yang tiba-tiba datang dari arah luar. Karena di luar cuaca sangat dingin, jadi dirinya memakai sweater.
Pria itu menyela napasnya sejenak sebelum menyambung pembicaraannya tadi. Ia melepaakan sweater yang membungkus separo badannya. Tangannya menuju gantungan tempat menaruh jaket dan topi.
"Menjaga pandangan, seperti yang disebutkan pada surah An-Nur ayat 30, katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat." Bunda pun turut serta menyambung ucapan dari sang putra.
"Menjaga Diri ketika Mengobrol dalam bergaul dengan lawan jenis," sambung pria dengan sweater biru yang sedang berada di depan sang adik.
"Menghindari pembicaraan tentang lawan jenis," ucap Fantasi dengan nada lembut.
"Dan terakhir, berbusana sopan dan menutup aurat," ujar bunda. Aruni mulai ditatap intens oleh abang dan bundanya.
Gadis 17 tahun ini terdiam menunduk mendengar penuturan dari sang bunda dan abangnya. Ia mencoba merenungi setiap dosa yang ia perbuat.
"Berarti kalo sekedar ngomong atau menyapa, nggak boleh juga, Bun?" Aruni bertanya dengan tempo cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stoor Me Niet! [TERBIT]
Horror‼️Dilarang Keras Plagiat. Yang Plagiat Hidupnya Tidak Berkah‼️ Tentang seorang gadis SMA dengan sejuta misteri, doyan mengambil kata-kata kehidupan. Memiliki harapan hidup tenang seperti sediakala tanpa ada gangguan. Derasnya air hujan turun dari se...