"Dek, apa kabar?"
Bunyi suara yang berasal dari ponsel itu menggema di seluruh ruangan. Aruni mengukir senyum bahagia kala mendengar itu suara abangnya yang selama ini ia rindukan.
"Baik, Bang."
"Alhamdulillah."
"Abang apa kabar?"
"Alhamdulillah baik, Arun."
"Kalo Bunda sama Ayah gimana?"
"Baik, Bang."
"Lo kapan pulang?"
"Kapan aja boleh."
Suara Fantasi terdengar meledek sang adik. Gadis itu terlihat geram. Ia merapatkan kedua giginya dan mendengkus napas kasar.
Karena sudah terlanjur marah, ia langsung mematikan ponsel. Tidak sudi untuk berbicara lagi pada Fantasi.
***
Fantasi yang jauh di timur tengah sana terkekeh. Ternyata Aruni masih bersikap layaknya anak-anak. Begitulah anak terakhir.
Pria itu merapikan kitab-kitabnya yang berantakan di meja belajar. Tidak lupa mematikan laptop yang sedari tadi digunakan untuk mengerjakan tugas.
Ia merasa kesepian di sini. Hanya ada diri sendiri menemani di kost-an. Ia merindukan keluarga yang jauh dari mata. Mereka terpisahkan oleh jarak yang lumayan jauh. Beda pulau, beda negara, beda provinsi, dan beda kota.
"Ayah, Bunda, Arun, aku kangen. Kangen masakan Bunda. Kangen main sama Ayah. Kangen jahilin Aruni. Andai kalian bisa merasakan bertapa rindunya Fantasi sama kalian semua. InsyaAllah Fantasi janji akan belajar sungguh-sungguh, nggak bakal ngecewain Ayah, Bunda sama Arun," batin Fantasi.
Fantasi melanjutkan pekerjaan membereskan kitab-kitab yang berantakan selepas melamun sejenak memikirkan anggota keluarganya yang jauh dari mata namun dekat di hati.
***
Gadis itu mengambil kain berbahan satin berwana biru berbentuk segi empat yang kira-kira berukuran 110 x 110 sentimeter. Lalu melipatnya layaknya bentuk segitiga. Mencoba mengarahkan kain berbahan satin itu ke atas kepalanya.
Ia mendongak ke depan. Tepat di depannya berdiri cermin seukuran tubuhnya. Kedua netranya tertuju ke arah cermin itu.
***
"Bunda!! Ayah!!" teriak Aruni mengejutkan ayah dan bundanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stoor Me Niet! [TERBIT]
Horror‼️Dilarang Keras Plagiat. Yang Plagiat Hidupnya Tidak Berkah‼️ Tentang seorang gadis SMA dengan sejuta misteri, doyan mengambil kata-kata kehidupan. Memiliki harapan hidup tenang seperti sediakala tanpa ada gangguan. Derasnya air hujan turun dari se...