Sepuluh

355 17 1
                                    

Beberapa hari berlalu, dan sampai sekarang Clara belum bisa menemukan adik dari Ella. Ia bahkan sudah membayar orang untuk mencari gadis kecil dengan ciri-ciri yang dijelaskan Ella, namun sudah hampir seminggu Clara tak juga mendapat kabar.

“Jangan-jangan mereka kabur dengan uangku?” Clara menggigit kuku jemarinya, karena tak kenal siapa pun, Clara malah dengan sembrono membayar sembarang orang yang ia temui di pasar.

Beruntung ia punya banyak uang yang didapat dari kerajaan, selain itu Duke Lauren juga sering mengiriminya hadiah dan barang-barang mahal.

“Tapi katanya mereka hebat menemukan orang hilang.” Walau begitu, Clara merasa cemas karena belum ada kabar apa pun sampai sekarang. Atau jangan-jangan benar mereka adalah penipu.

“Ah, sial.” Clara merasa ia begitu mudah dibohongi hanya karena mereka terlihat seperti orang baik-baik.

Clara ingin minta bantuan pada Chris, tapi ia sadar sudah banyak merepotkan pria itu sejak tinggal di istana. Bahkan terakhir kali, Chris sampai kena hukuman karena membantunya menemui Ella di penjara.

Jevano benar-benar tidak berperasaan, bisa-bisanya pria itu mengurung adiknya sendiri agar tidak bisa keluar dari kamar selama seminggu.

“Harusnya Jevano mengurungku saja.” Jika begini, Clara jadi tidak enak dengan Chris yang dihukum karena membantunya.

“Dasar jahat,” desisnya mengingat Jevano yang sudah beberapa hari ini tidak ia lihat keberadaannya. Kata para pelayan, pria itu pergi untuk menjaga perbatasan.

Mereka bilang sejak dulu Jevano memang jarang berada di istana, pria itu lebih sering menghabiskan waktu di luar istana untuk berperang.

Clara doakan supaya pria itu menetap saja di perbatasan dan jangan kembali ke istana.

***

Keesokan harinya, Clara memutuskan untuk pergi ke pasar dan mencari orang-orang yang sudah ia bayar mahal. Clara menyamar, menggunakan pakaian salah satu pelayannya agar orang-orang tidak curiga.

“Putri, kita harus cepat kembali ke istana, hari sudah hampir sore dan katanya yang mulia Jevano akan kembali hari ini.”

Clara berdecap, menoleh pada pelayan itu yang juga ikut dengannya. “Aku tidak akan kembali sebelum menemukan mereka.”

“Sudahlah putri, sepertinya mereka memang penipu. Kita sudah menanyai hampir semua orang di pasar dan tidak ada yang mengenal mereka.”

“Kau ini!”

Pelayan itu refleks memejamkan kedua mata saat Clara mengangkat tangan dan mengira dirinya akan dipukul, namun saat tidak terjadi apa-apa pelayan itu membuka sebelah matanya. Ia mendapati wajah Clara yang cemberut dan lemas.

“Perkataanmu benar, aku pasti sudah ditipu.” Clara menghela napas kasar. “Aku merasa sangat bodoh, padahal aku termasuk mahasiswa berprestasi di kampusku.”

“Kita cari lain kali saja.” Si pelayan tidak mengerti apa yang dikatakan Clara, tapi ia merasa kasihan dengan wanita itu yang tampak sedih. “Ayo kita kembali, putri. Saya dan yang lain akan menyiapkan makanan dan air mandi yang hangat di istana.”

“Dari pada makanan istana, aku mau itu.” Clara menunjuk makanan berbentuk bulat-bulat yang ditusuk seperti sate yang dijual di depannya, makanan itu sudah menarik perhatian Clara dari tadi.

“Ah, itu sangat enak, dulu saya sangat suka memakannya.”

“Benarkah?” Clara langsung berlari ke kios di depan sana.

“Putri tunggu!”

“Berikan aku 10 tusuk.”

Penjual itu menyiapkan pesanannya, sementara Clara mengeluarkan dua koin emas dari dalam kantong yang ia bawa. Dan membayar penjual itu saat penjual memberikan pesanannya.

Evil Crown PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang