“Jeno?” Pria di pojok yang terus Clara tatap terkekeh mendengar nama panggilan barunya.“Clara! Kenapa kau seenaknya mengganti nama putra mahkota Jevano? Dan lagi tidak sopan memanggilnya dengan nama saja tanpa gelar.”
“Tidak masalah Nyonya Duchess. Panggilan baru yang diberikan Nona Clara, saya menyukainya.” Putra mahkota menatap Clara dengan tatapan yang sama sekali tidak bisa dipahami.
Sementara Clara mematung di tempatnya. ‘Tidak! Aku tidak terima visualisasi dari putra mahkota jahat adalah Jeno!’
“Apa ada yang mengganggu anda? Kenapa anda tidak duduk?” tanya pria itu.
“Saya sudah mau duduk kok.” Walaupun orang ini mirip Jeno, dia tetap bukan Jeno, Clara tidak boleh gugup atau berdebar berada di sebelah orang jahat ini, jika tidak, maka selesai sudah.
“Apa-apaan dengan sikapmu itu?” bisik Duchess pada Clara.
“Memang kenapa, Ibu? Ada yang aneh?”
“Berhenti bermain-main denganku,” desisnya.
Putra mahkota menyeruput tehnya, sesekali ia melirik pada Clara yang entah kenapa terlihat berbeda. Penampilan wanita itu masih sama seperti lima bulan lalu saat terakhir mereka bertemu. Tapi entah kenapa ada yang aneh dari wanita ini. Bagaimana bisa seseorang yang selalu menunduk dan murung tiba-tiba berani mengangkat wajah dan menatap matanya hanya dalam waktu beberapa bulan?
Bahkan saat ini, dengan terang-terangan Clara menatapnya tajam seolah sedang meneliti dirinya.
“Bagaimana dengan Duke? Apa beliau masih sibuk di luar ibu kota?” tanya Jevano Theo Karl, putra mahkota Negara bernama Varselia yang ada dalam novel.
“Benar, suami saya sangat sibuk akhir-akhir ini.”
“Saya harap beliau bisa hadir di pernikahan.”
Tiba-tiba Clara menyemburkan teh yang ada di mulutnya hingga mengenai wajah Jevano. Membuat pria itu otomatis memejamkan mata.
“Aataga! Maaf saya tidak sengaja.” Itu benar, Clara terkejut karena mendengar pernikahan yang akan segera dilangsungkan. Wajahnya memerah, jika tidak salah setelah itu akan banyak adegan berbau dewasa dan siksaan dari putra mahkota. Ini mengingatkannya bahwa novel yang ia masuki adalah novel dewasa dengan rate 21 ke atas.
Pelayan membersihkan wajah dan pakaian Jevano yang basah dengan sapu tangan.
“Tidak masalah, anda pasti gugup karena hari pernikahan hanya tinggal 2 minggu.”
“Ya, haha.” Clara meringis, ia harap dalam dua minggu ia sudah pulang ke tempat asalnya, sehingga bisa melihat Jeno yang asli sampai puas. Walau putra mahkota yang mirip Jeno ini tak kalah tampan.
Clara langsung menggeleng dan menepis pemikiran itu, bagaimana pun orang jahat ini tidak bisa disamakan dengan Jeno.
***
Sampai di istana, Jevano langsung disambut oleh Ratu negara ini yang adalah ibu kandungnya sendiri.
“Putraku, selamat datang kembali sayang, selamat sudah memenangkan perang.” Ratu Bell mendekap Jevano penuh kerinduan. “Setelah berbulan-bulan kau akhirnya kembali ke ibu kota, tapi bukannya langsung ke istana, kau berkunjung ke tempat calon mertuamu lebih dulu?”
Jevano meringis, ternyata Ratu Bell sudah mendengar kunjungannya ke mansion Duke. “Ibu, saya sangat lelah.”
“Oh benar, yang mulia pasti lelah karena perjalanan jauh, silahkan istirahat dulu.” Wanita itu tersenyum haru, menatap putranya bangga, ia harap Jevano menjadi raja yang baik di masa depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Evil Crown Prince
Fantasi"Tidak! Aku tidak mau terjebak dalam novel mesum ini!" *** Kim Chaeyun mengumpati Tuhan yang tidak pernah mengabulkan permintaannya, padahal setiap tahun ia memohon untuk diberikan seorang pacar yang tampan, namun ia masih saja sendiri diusianya ya...