Tiga puluh satu

115 9 0
                                    

Sebenarnya Clara sangat takut mati di dunia ini, ia takut tidak bisa kembali. Ia takut tidak bisa melihat Jeno lagi. Tapi, berada di depan Jeremy membuatnya tak takut apa pun, karena ketakutan itu ditutupi dengan amarah yang sangat besar. Ia geram karena ada orang dengan sifat seperti Jeremy yang bahkan lebih jahat dari iblis.

“Kau terlihat tak takut sama sekali, adikku. Apa kau pikir aku tidak bisa menembakmu?”

Clara tak berkedip, bahkan saat Jeremy sudah akan menarik pelatuknya.

“Berhenti!”

Dor!

Kejadiannya begitu cepat saat tubuh Clara tiba-tiba didorong. Di sisi lain seorang pria yang mendorong tubuh Clara mendapat luka di lengan kanan.

“Chris!” Clara panik, darah membuat lengan pakaian Chris yang berwarna putih kini memerah.

Sama sekali tak peduli pada lengannya yang terkena tembakan Jeremy, terlebih dulu ia memeriksa keadaan Clara. “Kau tidak apa kan?”

“Kau terluka! Seharusnya kau khawatirkan dirimu sendiri!”

Di sisi lain Jeremy tertawa. “Lucu sekali Chris, jangan bilang kau masih menyukai adikku? Kau bahkan rela tertembak menggantikannya.”

Sementara Clara menoleh pada Jeremy. “Apa yang dia katakan Chris?” tanya Clara yang kemudian menatap iparnya itu.

“Aku...”

Clara kembali melihat lengan baju pria itu yang semakin banyak dihiasi darah. “Sudahlah, ayo obati dulu lukamu.”

***

Clara langsung memanggil dokter dari kediaman Duke untuk mengobati Chris, beruntung luka pria itu tidak terlalu dalam.

“Lukanya sudah saya balut, sebaiknya pangeran rutin memberikan salep pada luka agar tidak berbekas.”

Setelah mengobati Chris, dokter itu pamit pergi. Clara yang juga berada di sana sedari tadi hanya menatap luka Chris dalam diam.

“Jeremy benar-benar sinting,” ujar wanita itu setelah lama diam.

“Untungnya kau tidak terluka.”

“Bagaimana kau bisa di sini?”

“Aku tadi pergi berburu dengan Jeremy.”

Clara mendesah panjang. “Kau bisa berteman dengan orang lain kan, kenapa harus Jeremy?”

Chris diam cukup lama.

“Aku hanya ingin mengingat masa lalu, dulu kami memang sering berburu, dan saat itu aku pertama kali bertemu denganmu. Apa kau ingat?”

Clara pikir mereka pertama kali bertemu saat pernikahannya dengan Jevano.

“Sepertinya tidak.” Chris menunduk, ia tersenyum tipis. “Yah, itu sudah lama sekali.”

Clara jadi teringat perkataan Jeremy barusan. “Chris, apa kau menyukaiku? Seperti kata Jeremy, apa karena itu kau rela tertembak.”

Chris hanya diam, dan hal itu membuat kepala Clara sangat pening. “Aku kakak iparmu.”

“Aku tahu, sangat tahu. Tapi aku menyukaimu lebih dulu, jauh sebelum kak Jevano,” ujar Chris yang lantas pergi dari ruang tamu.

“Ah... sialan.” Clara menatap pintu yang sudah di tutup, ia pikir dirinya dan Chris bisa menjadi sahabat. “Kenapa aku harus terlibat dengan banyak pria?” gumamnya.

***

Setelah berpamitan dengan Duke, mau tak mau Clara harus kembali ke istana bersama Chris. Rasanya sangat canggung, untungnya mereka naik kereta yang terpisah.

Evil Crown PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang